Setidaknya kalimat tersebut terekam ketika wawancara media www.goparlement.com dengan seorang guru yang juga Kepala SDN 34 Kamang, Kecamatan Kamang Baru, Heni Lasfino, S.Pd, Kamis(8/4).
Heni Lasfino telah menjadi Kepala Sekolah di SDN 34 Kamang, sekitar 3 tahun lebih, mengaku pada tahun pertamanya membenahi cara berfikir gurunya. Dari guru biasa menjadi guru luar biasa.
Tahun kedua, Heni panggilan akrabnya mengaku telah membuktikan bahwa anak anak Timpeh VII itu hebat hebat. Setelah gurunya oke dan mau bekerja sama, maka kami bengkel siswanya sehingga tahun 2018 SDN 34 Kamang , memperoleh nilai USBN tertinggi di Kecamatan Kamang Baru.
Pada tahun 2018 itu juga, salah seorang murid SDN 34 Kamang mewakili Kabupaten Sijunjung dalam lomba melukis ke tingkat Propinsi Sumatera Barat.
Dan pelatih anak melukis itu, langsung Heni turun tangan, menggunakan pewarna es, karena tidak adanya cat akrilik...untuk kuasnya menggunakan gabus puntung rokok (filter) untuk mengajarkan gradasi warna..
Dari hasil yang gemilang itulah Heni terus merangkul wali murid, dan mengajak mereka bekerjasama untuk membina anak anaknya dengan berbagai kegiatan pembelajaran.
Alhamdulillah... Hasilnya luar biasa, tahun 2019, salah seorang siswanya memperoleh nilai Pendidikan Agama Islam (PAI) 100 ( Maksimal).
Dua puluh tahun Heni menunggu..., Mengapa nilai Agama Islam ini tak pernah diperoleh sempurna oleh anak? Padahal itu agama yang kita anut,kata Heni mempertanyakannya.
"Dalam keterbatasan kita bisa, asal ada kemauan," ungkap Heni. Keterbatasan kami ketika itu adalah kurangnya pendanaan. Siswa kami sedikit, masyarakat ekonominya pas pasan, jarak ke kabupaten jauh merasa berat dengan ongkos transportasinya.
Kan tak mungkin sejauh itu membawa anak dengan motor ke Muaro Sijunjung. Dicarter mobil minimal Rp400.000 untuk satu kali, kalau 10 kali ke Muaro menelan biaya Rp 4 juta buat transportasi.
Tapi tak masalah saat itu bagi kami, yang penting Heni telah membuktikan, kalau kita mau pasti bisa, ujarnya bahagia menikmati hasil dari suatu kemauannya.
Dijelaskan Heni, saat awal menjadi Kepala di SDN 34 Kamang, waktu itu muridnya 105 orang, Guru honor empat orang dan 1 orang operator sekolah.
Alhamdulillah sekarang (2021) guru status PNS 3 orang, CPNS 1orang, PPPK 1 orang, honorer 2 orang, operator honor 1 orang, Kepala sekolah 1 orang dan kekurangan guru PJOk 1orang dengan jumlah murid 110 orang.
Ketika ditanya soal pribadinya Heni sejak kecilnya mengaku dalam kondisi miskin, tidak beruntung dalam mengikuti pendidikan, saat di SMP tidak punya buku bacaan, terkadang harus mulung kertas bekas dijilid dengan menjahitnya menjadi buku bacaannya.
Dalam kondisi ekonomi sedemikian waktu kelas I sampai III di SDN 1 Muaro Panas prestasi bergeser antara juara 2 dan 3. Di SMP hanya berkisar dalam lingkup 5 besar saja.
Ketika berada di SMA, Heni juara satu terus, tapi harus biayai sekolah sendiri, karena orangtua kita tidak mampu. Akhirnya, ada guru SMA yang kaget saat Heni tidak mengambil PMDK.
Setiap hari Sabtu dan Minggu rutin Heni cari padi bekas sisa tongkangan disawah, untuk pakan ayam peliharaan Heni. Saat itu Heni "dipaksa kuliah" oleh guru wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum di SMA. Disuruh ambil D2 saja biar cepat tamat, karena beliau yakin Heni bisa merubah nasib, kata guru tersebut.
Begitu semangatnya Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum mendorong Heni untuk kuliah, sampai beliau mau menanggulangi biaya pengiriman bahan Rp20.000, tetapi tetap Heni yang bayar.
"Ulat di atas batu bisa makan, maka Heni yang cerdas harus bisa kuliah," begitu ungkapan Wakil Kepala ketika itu memberikan semangat.
Alhamdulillah di detik detik terakhir kuliah D2 itupun Heni dapat beasiswa dari Kampus. Sedangkan untuk kuliah ke S1 PGSD Universitas Terbuka Heni dapat motivasi dari Pak Herman, S.Ag.beliau Kepala SDN Cilacap yang berwawasan luas saat itu.
"Dari pengalaman pahit dalam menempuh pendidikan dan merasa banyak mendapatkan motivasi dari lingkungan itu, membuat diri kita baik sebagai guru dan menjabat kepala sekolah ini, Heni melakukan kegiatan apapun penuh dengan ikhlas dan dari lubuk hati," ungkapnya mengakhiri.
#GP | Herman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar