JAKARTA.GP- Wakil Ketua Umum DPP HANURA, H. Djafar Badjeber, SE mengungkapkan, untuk pertama kali Indonesia mengalami Badai Tropis akibat perubahan iklim ekstrim. Akibat dari pergerakan angin, badai dan hujan mengakibatkan banjir sekitar 9 kota dan kabupaten NTT kemarin. Konon semua Kabupaten mengalami dampak besar dari perubahan iklim ini.
"Bahwa korban meninggal diperkirakan sudah hampir 100 orang. Sementara yang hilang dan belum ditemukan, masih dalam pencarian oleh BNPB Daerah dan Pusat, Kepolisian, Aparat Daerah, Ormas, Pramuka, LSM maupun elemen lain yang terus bahu membahu mengatasi apa yang ada didepan mata dengan peralatan seadanya," ungkapnya di Jakarta, Senin (5/4).
Dijelaskannya, tentunya tidak mudah mengkoordinasikan situasi di lapangan mengingat tingkat kerusakannya cukup memprihatinkan. Dan kejadian ini diluar dugaan semua pihak, disebabkan mungkin baru pertama kali terjadi ditanah air.
Dalam situasi seperti ini, peralatan dan dana biasanya yang sangat dibutuhkan. Olehnya kepada instansi berwenang lebih proaktif dalam mengatasi ujian berat ini.
Hendaknya birokrasinya tidak berbelit-belit. Bantulah sekuat tenaga apa yang dibutuhkan dilapangkan.
Olehnya distribusi makanan, air minum, air bersih, tempat tidur, selimut, tenda, pakaian, dan mck harus dapat diatasi.
Apalagi musibah ini menyebar dihampir seluruh NTT, imbuh mantan Anggota DPR RI dan MPR RI ini.
"Saya yakin presiden Joko Widodo sangat tanggap, kendalanya biasanya di birokrasi. Belajar dari berbagai kejadian yang pernah terjadi, tentunya birokrasi kita sudah banyak pengalaman. Layanilah rakyat dengan hati nurani, ikhlas dan suka cita," pungkanya.
"Bahwa korban meninggal diperkirakan sudah hampir 100 orang. Sementara yang hilang dan belum ditemukan, masih dalam pencarian oleh BNPB Daerah dan Pusat, Kepolisian, Aparat Daerah, Ormas, Pramuka, LSM maupun elemen lain yang terus bahu membahu mengatasi apa yang ada didepan mata dengan peralatan seadanya," ungkapnya di Jakarta, Senin (5/4).
Dijelaskannya, tentunya tidak mudah mengkoordinasikan situasi di lapangan mengingat tingkat kerusakannya cukup memprihatinkan. Dan kejadian ini diluar dugaan semua pihak, disebabkan mungkin baru pertama kali terjadi ditanah air.
Dalam situasi seperti ini, peralatan dan dana biasanya yang sangat dibutuhkan. Olehnya kepada instansi berwenang lebih proaktif dalam mengatasi ujian berat ini.
Hendaknya birokrasinya tidak berbelit-belit. Bantulah sekuat tenaga apa yang dibutuhkan dilapangkan.
Olehnya distribusi makanan, air minum, air bersih, tempat tidur, selimut, tenda, pakaian, dan mck harus dapat diatasi.
Apalagi musibah ini menyebar dihampir seluruh NTT, imbuh mantan Anggota DPR RI dan MPR RI ini.
"Saya yakin presiden Joko Widodo sangat tanggap, kendalanya biasanya di birokrasi. Belajar dari berbagai kejadian yang pernah terjadi, tentunya birokrasi kita sudah banyak pengalaman. Layanilah rakyat dengan hati nurani, ikhlas dan suka cita," pungkanya.
#GP | Red
Tidak ada komentar:
Posting Komentar