"Saya secara pribadi sangat bangga melihat anak muda yang enterpreneur , maka kita harus bina dan supor dan pemerintah harus berikan perhatian khusus buat generasi milenial seperti ini," ungkap Politisi PKS kepada media.
Kita berharap kata Syofyan agar usaha budidaya jamur tiram ini menjadi program andalan bagi pemerintah Kabupaten Sijunjung, sehingga kedepannya bisa melahirkan pengusaha muda yang mantap.
Menurut Fahri Maulana Ihsan (25) Alumni UIN Imam Bonjol Padang, Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) ini mengaku mulai merintis usaha budidaya jamur tiram bersama Daharga Rahmat(31) sejak bulan Agustus 2020.
Diakuinya memang awalnya jamur tiram belum begitu populer sebagai alternatif makanan yang rendah kandungan kolesterol bagi masyarakat umumnya.
Alhamdulillah untuk waktu sekarang permintaan jamur tiram segar dipasaran mulai meningkat, ujar Fahri optimis.
Kami sebagai petani jamur tiram berharap, agar usaha seperti yang kami usahakan ini menjadi contoh bagi teman teman milenial lainnya, bahwa bertani itu sangatlah menyenangkan, paparnya.
Lebih lanjut Fahri dengan pimpinan Rumah Jamur Tiram Tinda- One di Jorong Koto Palaluar itu, mengatakan mulai dari awal pembuatan baglog sampai misilium baglog penuh membutuhkan waktu 45- 60 hari, Setelah itu panen dengan waktu pemanenannya adalah 4 bulan kedepan masih produktif, ujar Fahri.
Bicara soal prosfek kedepan cukup bagus, jumlah penjualan selalu meningkat dan cendrung stabil dengan harga Rp25.000,- perkilogramnya.
Ditambahkan oleh Fahri, secara ekologis budidaya jamur tiram ini dapat mengurangi limbah serbuk kayu gergaji. Karena serbuk kayu gergaji tersebut menjadi salah satu bahan baku dalam komponen media tanam jamur tiram.
#GP | Herman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar