Bandung(JABAR).GP- Pengurus Besar (PB) Taekwondo Indonesia (TI) menggelar Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) High DAN di Komando Pendidikan (Dodik) Bela Negara, Cikole Rindam III/Siliwangi, Bandung, Minggu (7/3/21).
UKT kali ini diikuti 13 Pengprov seperti Jawa Barat, DKI Jakarta, DIY, Jawa Tengah, Banten, Sumatera Selatan, Kepri, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Utara, DI Aceh, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur dengan jumlah peserta sebanyak 53 orang terdiri dari 17 naik ke tingkat DAN 5, 7 ke DAN 6 dan 29 ke DAN 7.
Selama dua hari peserta akan mengikuti serangkaian ujian yang diberikan para penguji seperti GM. Tb Indra M. Zuhri, GM. Anthony Siregar, GM. Acen Tanuwijaya, GM. Ina Febriana Sari dan Master Shin Seung Jung) dan Asisten penguji Master Hari Kusmayadi dan Master Syamsul Bachri.
Dalam sambutannya saat memimpin upacara pembukaan, Ketua Umum (Ketum) PBTI, Letjen TNI (Purn) H.M Thamrin Marzuki, S.Sos menyampaikan bahwa, standard akreditasi profesi praktisi taekwondo bukan ditentukan oleh tingkatan sabuk (warna), melainkan lebih dari itu. “Tingkatan DAN, hingga mencapai level High DAN atau DAN tertinggi yang diakui secara resmi oleh institusi yang mengakreditasinya yaitu Kukikwon di Korea menjadi sangat penting untuk dimiliki oleh seorang praktisi taekwondo,” tegasnya.
Ketum berharap, olahraga taekwondo mampu menjadi bagian dari nilai-nilai kultural pembentukan character building suatu bangsa. “Kapasitas pemegang DAN, apalagi High DAN seharusnya _inheren_ dengan kapasitasnya sebagai pelatih atau sebagai wasit taekwondo yang bertanggung jawab mengimplementasikan dan mentransformasikan nilai-nilai edukatif dan karakter moral - filosofi taekwondo,” tegas Thamrin Marzuki.
UKT yang kedua ini merupakan prestasi PBTI yang berhasil membuat kesepakatan kerjasama dengan
Kukkiwon bahwa High DAN bisa dilaksanakan di Indonesia. “Alhamdulillah, dengan pertimbangan dan kualifikasi penguji sesuai dengan standarisasi Kukkiwon, UKT High DAN bisa dilaksanakan di Indonesia. Dan Ujian High DAN kali ini adalah yang kedua kalinya dilaksanakan setelah tahun 2019 lalu kita bisa selenggarakan di Cibubur,” lanjutnya.
Selaku Ketua Umum, dirinya berharap, UKT tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. “Kita tentu tidak menginginkan kegiatan taekwondo menjadi klaster baru penularan Covid-19,” harapnya.
Meski demikian, Ia juga berharap semua Pengprov TI dapat bersama-sama merumuskan pertandingan taekwondo dimasa pandemi ini, bukan lagi virtual dan hanya poomsae saja. Tapi pertandingan di gedung olahraga yang mempertandingan Poomsae dan Kyorugi seperti cabang olahraga lainnya yang mendapatkan ijin dari pemerintah. “Jika Liga I Sepakbola Indonesia sudah bisa diizinkan, bahkan pertandingan MMA di televisi yang sarat body contact jauh hari sudah bisa dilaksanakan, maka tentu, pertandingan olahraga bela diri taekwondo juga bisa dilaksanakan,” harap Ketum PBTI.
Senada dengan Ketum PBTI, Kabid Humas PBTI, Kolonel Ruminta juga menyampaikan bahwa, PBTI akan terus menggelar kegiatan baik UKT, pelatihan maupun pertandingan yang menyesuaikan dengan Protokol Kesehatan ketat.
#GP | Red
Tidak ada komentar:
Posting Komentar