Agam(SUMBAR).GP– Pemerintah Kabupaten Agam akan memadukan potensi pertanian dan pariwisata yang ada disetiap nagari guna meningkatkan perekonomian daerah yang saat ini mengalami penurunan disebabkan pandemi Covid-19.
Hampir setiap nagari kita memiliki potensi pertanian dan perkebunan. Masyarakatnya menjadi pelaku sementara lahan mereka sangat produktif, kenapa tidak kita kolaborasikan menjadi industri wisata,” ujar Bupati Agam Dr H Andri Warman saat membuka acara Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal RPJMD tahun 2016-2021, Rabu (31/3) di Aula Bappeda Agam.
Menurut bupati, sektor pariwisata dan pertanian sangat mungkin berjalan beriringan karena keduanya saling menopang dan tak akan tumpang tindih dalam pengembangannya.
Pasalnya, potensi pertanian yang menjadi penyumbang PDRB, juga berbanding lurus dengan pertumbuhan sektor jasa, terutama disektor pariwisata. Hal itulah, jelas bupati, yang menjadi dasar pilihan misinya selama lima tahun ke depan.
Ia merumuskan, bahwa pengembangan pariwisata untuk peningkatan perekonomian daerah, tidak serta merta meninggalkan sektor pertanian. “Sektor pertanian tetap menjadi tulang punggung pembangunan daerah. Namun sektor ini diarahkan untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata,” jelas bupati.
Bupati, berharap pertanian tidak sekedar beraktivitas untuk menghasilkan produk pertanian, seperti beras, jagung dan sebagainya. Tetapi bagaimana upaya pemerintah dengan seluruh stakeholder untuk hilirisasi produk pertanian sehingga berdampak terhadap peningkatan pendapatan pertanian.
Kedua sektor ini bisa saling menopang, salah satu contohnya wisata sawah. Selain dapat berfungsi sebagai penghasil padi, sawah tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata dan edukasi,” ungkap bupati.
Dijelaskannya, kolaborasi ini nantinya akan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar diantaranya berupa peningkatan hasil pendapatan.
Selain itu, melalui perpaduan tersebut antara potensi pertanian dan wisata maka akan menawarkan “tourism experience” atau wisata pengalaman kepada setiap wisatawan yang datang.ujarnya
Menurut bupati, sektor pariwisata dan pertanian sangat mungkin berjalan beriringan karena keduanya saling menopang dan tak akan tumpang tindih dalam pengembangannya.
Pasalnya, potensi pertanian yang menjadi penyumbang PDRB, juga berbanding lurus dengan pertumbuhan sektor jasa, terutama disektor pariwisata. Hal itulah, jelas bupati, yang menjadi dasar pilihan misinya selama lima tahun ke depan.
Ia merumuskan, bahwa pengembangan pariwisata untuk peningkatan perekonomian daerah, tidak serta merta meninggalkan sektor pertanian. “Sektor pertanian tetap menjadi tulang punggung pembangunan daerah. Namun sektor ini diarahkan untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata,” jelas bupati.
Bupati, berharap pertanian tidak sekedar beraktivitas untuk menghasilkan produk pertanian, seperti beras, jagung dan sebagainya. Tetapi bagaimana upaya pemerintah dengan seluruh stakeholder untuk hilirisasi produk pertanian sehingga berdampak terhadap peningkatan pendapatan pertanian.
Kedua sektor ini bisa saling menopang, salah satu contohnya wisata sawah. Selain dapat berfungsi sebagai penghasil padi, sawah tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata dan edukasi,” ungkap bupati.
Dijelaskannya, kolaborasi ini nantinya akan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar diantaranya berupa peningkatan hasil pendapatan.
Selain itu, melalui perpaduan tersebut antara potensi pertanian dan wisata maka akan menawarkan “tourism experience” atau wisata pengalaman kepada setiap wisatawan yang datang.ujarnya
#GP | Ap Kari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar