JAKARTA.GP- Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Ansyaad Mbai mengatkan, ada bibit radikalisme pada tubuh simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam memperjuangkan ideologinya.
"Mereka (HTI) bukan organisasi tapi 'partai politik' yang berdalih dan mengatasnamakan agama dan syariah Islam menurut kebenaran yang mereka yakini saja," ujar Ansyaad.
Para anggota HTI selalu mengatakan, organisasinya tidak pernah berbuat aksi kekerasan atau radikal melainkan hanya menyebarkan dakwah.
"Seluruh organisasi radikal tidak pernah mengaku terlibat atau melakukan aksi kekerasan," jawab Ansyaad.
"Jangankan HTI, semua yang terlibat teror yang ditangkap tidak akan mau mengaku. Makanya polisi tidak pernah mengejar pengakuan, namun fakta-fakta. Organisasinya memang berjalan normatif, berdakwah, nonkekekerasan. Tapi, di bawah permukaan mereka itu membentuk paramiliter, dan hal ini bisa diketahui pimpinan formal organisasi mereka, bisa juga tidak," ujarnya.
Ansyaad lantas menegaskan, terorisme sebagai anak kandung radikalisme, dan radikalisme lebih berbahaya dari terorisme.
#GP | Red
Tidak ada komentar:
Posting Komentar