Bogor(JABAR).GP- Bupati Bogor Ade Yasin berikan apresiasi dan penghargaan dalam upaya penanganan Covid-19 di Kabupaten Bogor yang telah maksimal menjalankan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berbasis Mikro di Kabupaten Bogor periode 9-22 Februari 2021, sehingga berhasil menurunkan angka penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bogor. Itu disampaikan melalui Rapat Koordinasi Evaluasi Pelaksanaan PPKM Mikro secara virtual di Posko Sekretariat Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor, Senin (1/3).
Ade Yasin menjelaskan, ada 200 penerima penghargaan yang terdiri dari Kepala Desa, Lurah, Bintara Pembina Desa (Babinsa), Bhayangkara Pembina Ketertiban dan Keamanan Masyarakat (Bhabinkamtibmas), RT dan RW kategori teladan.
“Melihat kerja keras dan upaya mereka dalam mengendalikan Covid-19 di Kabupaten Bogor, mereka patut mendapatkan penghargaan” ujar Ade.
Lanjut Bupati Bogor, berdasarkan hasil evaluasi pemberlakukan PPKM Berbasis Mikro di Kabupaten Bogor memberikan dampak signifikan terhadap penurunan angka kasus konfirmasi positif baru maupun penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bogor. Pada periode 18 ini, pertambahan kasus konfirmasi positif mulai menurun yaitu sebanyak 1.214 kasus dengan rata-rata pertambahan kasus perhari sebanyak 87 kasus/hari. Pada periode 18 penerapan PSBB ini, pertambahan kasus konfirmasi meninggal hanya 0.14 kasus per hari. Sedangkan jumlah kasus konfirmasi sembuh bertambah sebanyak 1.226 kasus atau sebanyak 87,57 kasus per hari.
“Angka Kematian kasus konfirmasi relatif rendah pertambahannya dan sebaliknya jumlah pertumbuhan kasus konfirmasi sembuh terus meningkat. Jika dibandingkan periode sebelumnya, rata-rata pertumbuhan kasus konfirmasi meninggal menurun dari angka 0,5 kasus perhari begitu juga dengan pertumbuhan kasus konfirmasi sembuh yang meningkat dari angka 74,93 kasus per hari,” ungkapnya.
Menurut Ade, ada penurunan kasus Covid-19 yang sinifikan di sejumlah kecamatan kecuali di daerah penyangga seperti Bojonggede, Cileungsi, Gunung Putri dan Cibinong masih tinggi karena berbatasan dengan DKI Jakarta. Itu tampak juga dari jumlah okupansi rumah sakit dan rumah isolasi kasus Orang Tanpa Gelaja (OTG) yang terus melandai dan memadai.
“Biasanya okupansi RS full kini justru melandai, begitu juga dengan rumah isolasi dari kapasitas 80 paling terisi 18 orang. Di Rumah Isolasi Cibogo juga cuma sedikit, termasuk ruang ICU bagi penderita Covid-19,” imbuhnya.
#GP | Ce | Sumber: Diskominfo Kabupaten Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar