Bagaimana pula aku mampu menyulam hidup bak permaisuri. Bagai penyulam malang di tepian tinggi, sehelai kain sutrapun aku tak punya, bagai dayang tak bertuan, aku mengucurkan luruh duka.
Bagaimana? Menggapaimu yang tinggi disana sedangkan badai berdema memaya di batang yang lapuk. Macam relief suicide di paragraf awal, aku percaya ada keutuhan yang tak bisa diganggu gugat, ada rencana di balik dari tangan Tuhan, ada tafsir yang tak butuh diterjemahkan.
Aku telah lama alpha, segala hitam segala kusam. Tubuh di badan hanya seperti tumpukan barang rongsokan. Aih rupa tak bosan jantung berdegup menyeruni nama.
Bagaimana? Jalan kita sejengkal berbeda di urat nadi yang hampir putus kerna terusir. Ya, aku adalah yang terbuang, disingkirkan bahagia. Aku bertarung kosong dan tak berbopong.
Kini kau menawar garam di laut. Bagaimana? Sudahkah kau pikirkankan kembali...kembali memikirkan... kau...ya!!! PIKIRKAN
#GP | R.A, 24/01/2021; 14:44-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar