Termasuk pemerintah daerah, Ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai, Bundo Kanduong, pemuda dan pemudi daerah ini berkewajiban menjaga dan melestarikan budaya daerah langsek manih ini.
Hal itu diungkapkan Redi Susilo saat menyambangi markas " Saluang Dangdut" Cahaya Palito Jorong Ranah Sigadiang, Nagari Padang Laweh Selatan, Kecamatan Koto VII, Sabtu(9/1) malam.
Politisi Demokrat yang baru dilantik, Selasa akhir Desember 2020 itu, usai mengunjungi markas "Cahaya Palito" Ranah Sigadiang Padang Laweh Selatan, sekitar pukul 21.00 wib bergerak menuju sasaran randai "Patah Tumbuh Hilang Baganti" Jorong Batu Gondang, Nagari Limo Koto, Kecamatan Koto VII.
Di Jorong Ranah Sigadiang, selain pegiat seni dan masyarakat setempat Redi disambut Kepala Jorongnya Tarbidi. Saat itu Tarbidi mengharapkan uluran tangan pemerintah melakukan pembinaan, sehingga kedepan kesenian Saluang Dangdut ini tidak hilang dimakan zaman.
Sedangkan pada Sasaran Randai Patah Tumbuoh Hilang Baganti di Jorong Batu Gandang, Kenagarian Limo Koto, saat itu ada kunjungan dari Perguruan Randai Rantau Saiyo dari Kota Padang.
Menurut Redi, hal sangat luar biasa bagi saya, dalam satu malam bisa menyaksikan dua aliran kesenian budaya tradisional yang berbeda sesuai dengan budaya kedaerahan masing-masing atau yang lebih kita kenal dengan "Kearifan Lokal"
"Kearifan lokal inilah yang perlu kita lestarikan secara bersama sama, sehingga daerah kita ini sanggup dan mampu bertahan dari efek negatif budaya luar," ujar Redi
Kesenian tradisional, kata Redi menyampaikan "Kaba" atau Cerita Rakyat melalui lagu, gurindam atau syair ini musti dibudayakan, ditumbuh kembangkan, dilestarikan dan dipertahankan.
Menurut Ketua Randai Patah tumbuh hilang Baganti Batu Gondang, Datuok Paduko Makin mengakui sulit untuk berbenah diri dan mengembangkan budaya randai karena keterbatasan dana serta minim pembinaan dari tokoh dan pemerintah.
Dalam kesempatan tersebut, Redi menyarankan, walau dalam keterbatasan dana saat ini tetaplah menjaga dan melanjutkan kesenian tradisional ini, karena budaya lokal semakin langka dan mahal.
Kita mengharapkan agar kesenian tradisional kita kedepannya semangkin hari semangkin berharga, dan akan dicari oleh wisata mancanegara (wisman), jelasnya.
#GP | Herman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar