JAKARTA.GP- Polda Metro Jaya menahan 67 orang tersangka kerusuhan unjuk rasa anarkis menolak UU Cipta Kerja Omnibus Law yang diketahui sebagai pelaku anarkis di lapangan, serta penggerak massa di media sosial (medsos) dan pelaku pembawa bom molotov.
Demikian disampaikan Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana. Ia mengatakan dari 67 orang yang ditahan, 31 orang diantaranya adalah pelajar. Mereka ikut unjuk rasa dari mayoritas ajakan grub STM Se-Jabodetabek.
"Pelaku anarkis ini melakukan perusakan hingga membakar fasilitas umum seperti halte busway, pos polisi, dan Kementerian ESDM. Kemudian membawa bom molotov, hingga ketapel saat aksi demo," kata Nana, Selasa (27/10/20).
Dijelaskannya, para tersangka penggerak demo anarkis dilakukan dengan mengundang massa seperti pelajar di grub facebook, Instagram dan WA untuk berbuat kerusuhan.
Penggerak tersebut merupakan admin dan kreator di sosial media Facebook STM Se-Jabodetabek, WhatsApp grub STM Se-Jabodetabek, Demo Omnibus Law.
"Jadi 10 orang kreator dan admin medsos ini sudah kami lakukan penahanan. Kami juga mendalami di luar admin sebagai penggerak aksi kerusuhan," pungkasnya.
Karena itu, kata Nana untuk mencegah pelajar melakukan tindakan anarkis pihaknya sudah berkodinasi dengan Dinas Pendidikan dan juga memanggil kepala sekolah mencari solusi agar para pelajar tersebut tidak dimanfaatkan pihak tertentu.
#GP | Ce | Humas Polda Metro Jaya | My | Bq | Hy | Red
Polisi Tahan 67 Orang Terkait Unjuk Rasa Omnibuslaw
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
IKLAN ADVERTNATIVE
PROFIL
www.goparlement.com adalah surat kabar online dengan sebutan e-paper yang memberikan informasi sesuai dengan UU No.14 Tahun 2008, tentang keterbukaan infomasi publik, terhadap instansi dan lembaga excekutiv, legislatif dan yudikatif maupun lembaga non pemerintah (NGO) guna mempublikasikan profil, kinerja, ekspost kegiatan, baik secara nasional maupun internasional kehadapan masyarakat luas, sehinggah meningkatkan kepercayaan dan dapat meningkatkan kredibiltas dan akuntabilitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar