Sijunjung(SUMBAR).GP- Masa belajar tatap muka di sekolah telah dibuka kembali di Kabupaten Sijunjung sejak tanggal 24 Agustus 2020 minggu lalu. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ramler,SH, MM turun langsung ke sekolah-sekolah bersama jajaran melakukan monitoring, memastikan pembelajaran tatap muka berjalan dengan baik sesuai protokol kesehatan.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Dinas Syamsul Bahri, S.Pd.MM., kepada media ini melalui pesan Whats App Selasa (1/9)
loading...
Kepala Bidang (Kabid) SMP Usman Gumanti, S.Pd.MM juga membenarkan bahwa Pak Kadis Ramler, memang turun langsung ke sekolah sekolah untuk monitor pelaksanaan pembelajaran tatap muka dan penerapan protokol kesehatan via telpon selulernya.
"Maaf ya Pak, saya sedang rapat tentang Dana Alokasi Khusus ( DAK) secara virtual saat ini, tidak dapat memberikan keterangan lebih banyak," ujar Usman.
Syamsul menyampaikan bahwa kepala dinas ingin memastikan secara langsung sejauh mana guru-guru disekolah dapat menerapkan protokol kesehatan dengan baik sesuai yang diamanahkan Bupati Sijunjung Yuswir Arifin melalui Edaran No.421/2658/Dikbud_2020 tertanggal 17 Agustus 2020 lalu.
Pelaksanaan tatap muka di Satuan Pendidikan Kabupaten Sijunjung mengacu kepada SKB empat menteri yang memberi kesempatan bagi daerah dizona hijau dan kuning untuk membuka kembali satuan Pendidikan untuk jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Atas setelah memenuhi 4 ( empat ) persyaratan utama yaitu : (1) Persetujuan dari pemerintah Daerah, (2) Persetujuan Kepala Sekolah setelah sekolah dapat memenuhi protokol kesehatan dengan ketat, (3)Persetujuan wakil orang tua yang tergabung dalam komite sekolah dan (4) persetujuan orang tua.
Lebih lanjut disampaikannya bahwa sudah semua sekolah menyatakan siap namun kita harus pastikan kebenarannya dilapangan.
Ditambahkan Syamsul bahwa tidak hanya kesiapan sekolah yang mesti dipantau, kesiapan peserta didik mesti juga harus menjadi faktor utama. Oleh karena itu para orang tua/wali murid juga harus menanda tangani surat persetujuan kalau anaknya mengikuti kegiatan belajar mengajar tatap muka langsung disekolah. Sekiranya tidak bersedia juga, tidak mengapa dan tentunya sekolah akan menyiapkan proses belajar mengajar jarak jauh, imbuhnya.
Terkait teknis belajar mengajar tatap muka langsung, Syamsul menjelaskan sekolah punya keharusan membatasi peserta didik hanya diizinkan 50 persen maksimal dari total peserta didik dalam satu pertemuan. Dia mencontohkan jika estimasi jumlah peserta didik satu kelas ada 40 orang, maka yang diizinkan hanya 20 orang saja dalam satu pertemuan.Terserah teknis sekolah apakah membuat 2 shiff atau hari secara bergantian itu dikembalikan kesekolah.
Disamping itu, yang menjadi keharusan adalah selalu menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun, menjaga jarak minimal 1,5 meter, tidak kontak fisik seperti bersalaman serta penerapan etika lainnya seperti batuk/ bersin, jelasnya.
Disamping kegiatan yang berkaitan dengan covid-19, Ramler bersama Sekretaris dan TIM lainnya juga selalu mengingatkan kembali bahwa walaupun beberapa sekolah sudah sangat baik, akan pentingnya membuat program program inovasi agar sekolah menjadi kebanggaan semua warga sekolah dan masyarakat.
Dia mencontohkannya dengan menyiapkan kebutuhan dan kompetensi anak setelah ia menamatkan pendidikan yang tidak hanya bidang akademik saja seperti setelah anak tamat SD bagaimana anak sudah bisa hafal Al-quran minimal 1 juz , menyelenggarakan jenazah dengan benar, melakukan sholat sesuai sunnah dan paham dengan yang dibacanya, bisa berpidato adat dan sebagainya.
Begitu juga setelah melanjutkan ke Jenjang SMP jumlah hafalan atau prestasi anak kembali dilanjutkan, artinya pada waktu anak tamat ia tidak saja menerima ijazah tapi ada prestasi lain dalam bentuk sertifikat seperti: sertifikat Hafidz 3 Juz Al-quran, sertifikat praktek sholat dengan baik, sertifikat karakter baik dan lain lain yang pada akhirnya menjadi kebanggaan bagi orang tua dan masyarakat serta menjadi bekal dalam kehidupan anak nantinya, ungkap Syamsul.
Selain hal hal yang urgen, hal hal kecilpun tidak luput dari perhatian Ramler bersama tim lainnya seperti papan data yang tidak sesuai lagi dengan waktunya, daftar hadir guru yang belum diisi sesuai yang seharusnya, disiplin kehadiran disekolah sesuai jam kerja yang sudah ditetapkan ungkapnya.
#GP | Herman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar