Padang(SUMBAR).GP- Akibat curah Hujan tinggi yang merupakan fenomena alam dengan intensitas 230 mm yang terjadi sejak siang hingga sore Rabu (23/9) kemaren, menyebabkan sejumlah daerah di Kota Padang mengalami kebanjiran.
loading...
Tercatat, pada kawasan daerah hulu atau Timur Kota Padang terdapat genangan air dengan ketinggian diantaranya, Rawang Jondul mencapai ± 40 cm, Pisang ± 55 cm, Belimbing ± 45 cm, Villa Bukit Gading, Kuranji dan Teluk Kabung ± 50 cm, Pasar Baru ± 30 cm, Kuranji, ± 50 cm, Simpang Haru dan Lubuk Begalung ± 30 cm, jalan Soetomo dan Kelurahan Andalas ± 20 cm.Sementara untuk kawasan Hilir (Pusat Kota) Hujan dengan intensitas tinggi terjadi pada pukul 13.30 hingga 15.30 WIB. Kondisi genangan dapat dikendalikan hal ini dipengaruhi oleh pasang laut yang berada pada titik terendah.
Pada malam hari hujan kembali mengguyur Kota Padang dengan intensitas hujan sedang hingga tinggi, dan terdapat beberapa titik genangan dan banjir di beberapa lokasi hulu. Pada kondisi ini pasang laut tertinggi terjadi pada pukul 22.11 Wib, namun hujan berhenti sebelum pasang laut tertinggi terjadi sehingga air yang sempat menggenangi permukiman warga dapat terkendali dalam waktu cepat.
Kepala Dinas PUPR Kota Padang Yenni Yuliza mengatakan, untuk mengendalikan banjir tersebut pihaknya telah menurunkan TRC (Tim Reaksi Cepat) kelokasi guna memastikan saluran inlet drainase pada kondisi yang baik agar tidak tersumbat.
"Kemudian membuat jaringan drainase yang komprehensif antara drainase primer dan sekunder dan tersier, membersihkan drainase, membangun kolam penampung sementara dikawasan Hulu dan melakukan pengadaan pompa air dengan kapasitas yang besar yang diletakkan di muara drainase," jelasnya.
Terpisah, Wakil Wali Kota Padang Hendri Septa mengatakan, dalam mengendalikan banjir atau genangan air, sejauh ini Pemko Padang telah melakukan beberapa upaya-upaya khususnya dalam tiga tahun terakhir atau semenjak tahun 2018.
"Pertama adalah melakukan pembangunan drainase, yaitu lebih kurang sepanjang 6 km di tahun 2018 dan 2019. Sementara pada tahun 2020 adalah 3 km. Kemudian yang kedua yaitu merehabilitasi drainase. Dimana pada tahun 2018 dan 2019 lalu lebih kurang melakukannya sepanjang 10 km dan tahun 2020 ini 7 km," ungkapnya.
Adapun upaya yang ketiga adalah melakukan pengerukan sedimen. Di tahun 2018 melakukannya sampai 34 km, 48 km tahun 2019 dan tahun 2020 per Juli yakni 36 km. Sementara target penanganan pengerukan sedimen di tahun 2020 ini adalah sepanjang 50 km.
"Jadi inilah upaya yang kita lakukan selama kurun tiga tahun terakhir dengan 3 kegiatan yang dilakukan," ungkapnya lagi.
Lebih lanjut Wawako menambahkan, adapun terjadinya beberapa titik banjir dan genangan air sejauh ini menurutnya juga dikarenakan adanya faktor pengaruh naiknya air laut. Sebagaimana ketinggian kenaikan muka air laut secara gelombang per tahunnya adalah 3,3 mm.
"Begitu juga penyebab selanjutnya adalah masih adanya sampah yang masih dibuang masyarakat ke selokan atau sungai. Untuk itu kita perlu menjaga kebersihan disamping itu terus melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir terjadinya banjir di Kota Padang," ujarnya.
#GP | RED
Tidak ada komentar:
Posting Komentar