JAKARTA.GP– Produk minyak kelapa sawit, makanan olahan, furniture dan kertas adalah sejumlah produk Indonesia yang berpeluang besar untuk diekspor ke Meksiko, selain otomotif dan karet yang selama ini telah mendominasi ekspor. Dengan GDP US$ 1,274 trilyun dan jumlah penduduk 120 juta jiwa (ditambah sekitar 40 juta turis asing setiap tahunnya), Meksiko merupakan pasar yang menyimpan potensi besar di benua Amerika.
Masuknya Mexico dalam kerjasama perdagangan bebas dengan Kanada dan Amerika Serikat (USMCA), menjadikan produk Indonesia yang masuk ke Meksiko berpeluang besar pula untuk memasuki pasar kedua negara tersebut. Terlebih, posisi Meksiko berada di pertemuan jalur perdagangan ke AS dan Kanada di Utara, serta jalur perdagangan ke Selatan yakni Amerika Tengah, Amerika Selatan, serta Karibia. Lokasi yang sangat strategis, ditunjang jalur transportasi yang ekstensif, menyebabkan Meksiko ideal sebagai hub bagi produk Indonesia untuk masuk ke pasar Kawasan Amerika.
Masuknya Mexico dalam kerjasama perdagangan bebas dengan Kanada dan Amerika Serikat (USMCA), menjadikan produk Indonesia yang masuk ke Meksiko berpeluang besar pula untuk memasuki pasar kedua negara tersebut. Terlebih, posisi Meksiko berada di pertemuan jalur perdagangan ke AS dan Kanada di Utara, serta jalur perdagangan ke Selatan yakni Amerika Tengah, Amerika Selatan, serta Karibia. Lokasi yang sangat strategis, ditunjang jalur transportasi yang ekstensif, menyebabkan Meksiko ideal sebagai hub bagi produk Indonesia untuk masuk ke pasar Kawasan Amerika.
Berbagai peluang tersebut dibahas dalam seminar daring (webinar) “Potensi Bisnis Indonesia-Meksiko" pada Jumat, 03 Juli 2020, yang diselenggarakan oleh Kemlu bekerja sama dengan KADIN Komite Tetap Perdagangan, Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) serta KBRI di Mexico City.
Webinar mencatat bahwa untuk dapat menembus pasar Meksiko, para pelaku bisnis wajib melakukan riset pasar mendalam guna mengetahui selera masyarakat setempat, serta mengekspor produk yang benar-benar dibutuhkan oleh Meksiko dan tidak dikenai tarif yang tinggi. Hal lain yang perlu diperhatikan pengekspor adalah konsistensi kualitas barang dan kemasannya. Memilliki pengetahuan tentang bahasa Spanyol merupakan nilai tambah, khususnya untuk dicantumkan pada kemasan barang dan alat promosi.
Beberapa tantangan yang memerlukan perhatian adalah bea masuk dan konektivitas. Dalam kaitan ini, Pemerintah perlu upayakan terbentuknya perjanjian perdagangan dengan Meksiko guna mengurangi tarif. Mengingat volume perdagangan RI-Meksiko selama ini selalu surplus untuk Indonesia, guna menarik hati Pemerintah Meksiko untuk setuju membentuk perjanjian perdagangan, maka perlu dilakukan penyeimbangan (two-way trade) melalui impor produk Meksiko berkualitas yang diperlukan oleh Indonesia seperti daging sapi. Disamping itu, pengembangan outbound investment Indonesia di Meksiko dapat membuka lebih besar akses pasar bagi produk Indonesia.
loading...
Selain Meksiko, disinggung pula peluang ekspor produk Indonesia ke Guatemala, El Salvador dan Belize. Dengan volume perdagangan yang dinamis dengan Indonesia, produk dari Indonesia yang berpeluang masuk ke tiga negara tersebut a.l. produk plastik, otomotif, barang elektronik dan produk perawatan kulit, termasuk sabun mandi.
Seri ke-3 Seminar Daring “Indonesia-The Americas" berlangsung secara aktif dan dinamis dipandu oleh Direktur Amerika I Kemlu, Zelda W. Kartika, dan Ketua Komite Tetap Bidang Pengembangan Ekspor KADIN Indonesia, Dr. Handito Joewono. Narasumber utama adalah Duta Besar RI Mexico City, Cheppy T. Wartono; Kepala ITPC di Mexico City, Guntur Prima; Kapus PPK Amerop Kemlu, Dr. Ben Perkasa Drajat; dan Ketua National Export Circle, Thomas Darmawan. Dalam webinar yang diikuti oleh 366 orang melalui Zoom dan Youtube tersebut, seorang diaspora Indonesia, Eni Sulistyaningsih, turut berbagi pengalaman dalam membuka usaha di Meksiko.
Setelah sukses menyelenggarakan Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC) pada tahun 2019, Kemlu terus meningkatkan diplomasi ekonomi Indonesia dengan negara-negara di kawasan tersebut. Webinar series ini diharapkan dapat memompa semangat serta mendorong pelaku usaha untuk terus produktif di tengah-tengah situasi pandemi COVID-19.
#GP CE | Sumber: Kemlu
#IniDiplomasi
#Negaramelindungi
#Negaramelindungi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar