Padang Panjang(SUMBAR).GP- Tahun ajaran baru di Era New Normal, 13 Juli mendatang, Persiapan menyambut kedatangan santri di Thawalib Gunung Kelurahan Sigando, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Yaitu melaksanakan protokol kesehatan Covid-19 dengan empat gelombang kedatangan.
Pimpinan Pondok Pesantren Thawalib Gunung, Muhamad Mahfuz Mustia, Lc, saat ditemui diruang kerjanya, Senin, (22/06/2020), mengatakan, empat gelombang kedatangan itu merupakan upaya pengendalian, memastikan santri di Ponpes benar-benar bebas dari Covid-19.
Gelombang pertama dimulai, Tanggal 13/07/2020, untuk seluruh Santri Aliyah yang lama. Kedua, Tanggal 16/07/2020, kedatangan Santri Tsanawiyah yang berasal di luar Kota Padang Panjang dan Batipuah Sepuluh Koto. Ketiga, Tanggal 18/07/2020, untuk santri baru dari tingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Keempat, Tanggal 20/07/2020, untuk Santri Tsanawiyah dari Kota Padang Panjang.
Untuk menyambut kedatangan santri, lanjut Ustadz Mahfuz, Ponpes Thawalib Gunung bekerjasama dengan LPM Sigando, mengerahkan tenaga kader LPM dan PMI pada saat pengecekan kesehatan santri.
"Bila ada terindikasi, seperti demam tinggi dan sebagainya, kita akan arahkan ke Puskesmas yang ada disini. Kalau toh, tidak ada tempat isolasi, mungkin kita pakai kelas," ungkapnya.
Terkait dampak Covid 19 pada pendaftaran santri baru, diakui Ustadz Mahfus, berkurang dari tahun sebelumnya. Bila tahun sebelumnya pendaftaran murid Aliyah mencapai 40 orang, kini baru 17 orang yang mendaftar. Sementara, Pendaftaran murid Tsanawiyah yang dulu 60 orang kini baru 44 orang.
"Mungkin karena faktor ekonomi. Sebagian wali santri merupakan non PNS. Diantaranya, para petani karet, sawit, pedagang. Hal ini tentu cukup berdampak kepada perekonomian mereka jadi mungkin itu yang menyebabkan sejumlah orang tua kesulitan menyekolahkan anaknya," lanjut Ustadz.
Lebih lanjut, berdasarkan standar pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM) di Pondok Pesantren di New Normal, Santri belum bisa diizinkan keluar pondok di akhir pekan.
"Yang biasanya kita tiap minggu membuka perizinan, untuk ke Pasar, untuk sementara tidak diizinkan dulu, termasuk santri dari Kota Padang Panjang, Hal itu menindak lanjuti arahan Walikota melalui Dinas Pendidikan Kota Padang Panjang," Sebutnya.
Salah seorang guru, Refna Yunaldi, S. Ag mengatakan, PBM Pondok Pesantren berbeda dengan sekolah reguler. "Di New Normal, di Ponpes Thawalib Gunung, kita tidak 2 shift seperti sekolah biasa, semua murid tetap masuk seperti biasa. Karena kita satu komunitas, pembelajaran seperti biasa saja, yang diperketat waktu kedatangan saja," jelasnya.
#GP | DF | HRS | Release Kominfo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar