JAKARTA.GP- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar membeberkan cara desa melawan pandemi virus Corona (Covid-19) yang menyerang hampir semua negara di dunia.
Menurut Gus Menteri -sapaan akrab Abdul Halim Iskandar- setidaknya ada dua dampak yang diakibatkan Covid-19 tersebut, yakni sektor kesehatan dan ekonomi yang dirasakan hingga ke tingkat desa.
"Makanya Kemendes mengeluarkan kebijakan berkaitan dengan dua hal itu, fokus utamanya bagaimana desa melakukan proteksi diri untuk ketahanan diri agar wabah Covid-19 ini tidak terlalu terdampak terhadap desa-desa," ujar Gus Menteri di forum International Village Webinar yang tajuk Looking for a Rural Economic Hope AMID a Global Pandemic of Covid-19, Jumat (12/06/2020).
Gus Menteri melanjutkan, dalam kebijakan yang dibuat itu, pihaknya meminta Kepala Desa di seluruh Indonesia agar membentuk Relawan Desa Lawan Covid-19 yang bertugas memantau pergerakan warga desa serta memberikan edukasi berkaitan dengan pandemi Covid-19.
Gus Menteri mengatakan, sejak awal Covid-19 muncul sudah ada sekitar 63.284 desa dari total 74.953 desa di seluruh Indonesia atau 84 persen yang telah membentuk Relawan Desa Lawan Covid-19 yang diketuai langsung oleh Kepala Desa setempat.
"Relawan Desa Lawan Covid-19 ini adalah pencegahan dengan cara edukasi melalui media keliling, mereka menjelaskan apa dari mana datangnya Covid-19, dan menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan untuk pencegahan Covid-19, misalnya pengadaan tempat cuci tangan dengan sabun dan air mengalir," ujarnya.
Adapun di sektor ekonomi, Kemendes PDTT mengeluarkan kebijakan mengalokasikan sebagian Dana Desa yang rata-rata Rp1 Miliar setiap desa untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada warga desa yang terdampak wabah Covid-19.
Total Dana Desa tahap pertama yang dialihkan untuk program BLT senilai Rp22,4 triliun, dan menargetkan 12,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terdampak Covid-19. Masing-masing KPM dapatkan Rp600 ribu selama tiga bulan sehingga total menjadi Rp1,8 juta.
Hingga saat ini sudah ada 70.315 desa dari total 74.953 desa atau 94 persen yang berhasil menyalurkan Dana Desa pada tahap pertama.
Sementara yang mendapatkan BLT Dana Desa tersebut mencapai 6.591.206 KPM di seluruh Indonesia.
Kemendes juga telah memperpanjang BLT Dana Desa yang semula hanya tiga bulan saat ini ditambah tiga bulan kedua, hanya saja nilainya lebih kecil dibandingkan 3 bulan pertama yakni Rp300 ribu setiap KK.
Selain BLT Dana Desa Kemendes PDTT juga membuat kebijakan padat karya tunai desa untuk menggerakkan ekonomi desa yang sedang diterpa wabah Covid-19.
Padat karya tunai desa tersebut berbeda dengan bantuan pemerintah pada umumnya yang melalui bantuan langsung.
"Tetapi dengan cara melibatkan kelompok miskin dan kelompok marjinal lain dalam proses pembangunan yang kemudian dari situ diberikan upah atas kerja mereka dengan harapan meningkatkan nilai daya beli masyarakat," pungkasnya.
Turut jadi pembicara dalam Webinar ini diantaranya Sekjen Kemendes PTT Anwar Sanusi, IFAD Country Director Ivan Cossio Cortez, Prof Siddarth Chandra dari Michigan State University dan dimoderatori Staf Khusus Mendes PDTT Dodik P Wijaya.
Foto: Mugi/Humas Kemendes PDTT
Teks: Badriy/Humas Kemendes PDTT
#GP | RED
Menurut Gus Menteri -sapaan akrab Abdul Halim Iskandar- setidaknya ada dua dampak yang diakibatkan Covid-19 tersebut, yakni sektor kesehatan dan ekonomi yang dirasakan hingga ke tingkat desa.
"Makanya Kemendes mengeluarkan kebijakan berkaitan dengan dua hal itu, fokus utamanya bagaimana desa melakukan proteksi diri untuk ketahanan diri agar wabah Covid-19 ini tidak terlalu terdampak terhadap desa-desa," ujar Gus Menteri di forum International Village Webinar yang tajuk Looking for a Rural Economic Hope AMID a Global Pandemic of Covid-19, Jumat (12/06/2020).
Gus Menteri melanjutkan, dalam kebijakan yang dibuat itu, pihaknya meminta Kepala Desa di seluruh Indonesia agar membentuk Relawan Desa Lawan Covid-19 yang bertugas memantau pergerakan warga desa serta memberikan edukasi berkaitan dengan pandemi Covid-19.
Gus Menteri mengatakan, sejak awal Covid-19 muncul sudah ada sekitar 63.284 desa dari total 74.953 desa di seluruh Indonesia atau 84 persen yang telah membentuk Relawan Desa Lawan Covid-19 yang diketuai langsung oleh Kepala Desa setempat.
"Relawan Desa Lawan Covid-19 ini adalah pencegahan dengan cara edukasi melalui media keliling, mereka menjelaskan apa dari mana datangnya Covid-19, dan menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan untuk pencegahan Covid-19, misalnya pengadaan tempat cuci tangan dengan sabun dan air mengalir," ujarnya.
Adapun di sektor ekonomi, Kemendes PDTT mengeluarkan kebijakan mengalokasikan sebagian Dana Desa yang rata-rata Rp1 Miliar setiap desa untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada warga desa yang terdampak wabah Covid-19.
Total Dana Desa tahap pertama yang dialihkan untuk program BLT senilai Rp22,4 triliun, dan menargetkan 12,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terdampak Covid-19. Masing-masing KPM dapatkan Rp600 ribu selama tiga bulan sehingga total menjadi Rp1,8 juta.
Hingga saat ini sudah ada 70.315 desa dari total 74.953 desa atau 94 persen yang berhasil menyalurkan Dana Desa pada tahap pertama.
Sementara yang mendapatkan BLT Dana Desa tersebut mencapai 6.591.206 KPM di seluruh Indonesia.
Kemendes juga telah memperpanjang BLT Dana Desa yang semula hanya tiga bulan saat ini ditambah tiga bulan kedua, hanya saja nilainya lebih kecil dibandingkan 3 bulan pertama yakni Rp300 ribu setiap KK.
Selain BLT Dana Desa Kemendes PDTT juga membuat kebijakan padat karya tunai desa untuk menggerakkan ekonomi desa yang sedang diterpa wabah Covid-19.
Padat karya tunai desa tersebut berbeda dengan bantuan pemerintah pada umumnya yang melalui bantuan langsung.
"Tetapi dengan cara melibatkan kelompok miskin dan kelompok marjinal lain dalam proses pembangunan yang kemudian dari situ diberikan upah atas kerja mereka dengan harapan meningkatkan nilai daya beli masyarakat," pungkasnya.
Turut jadi pembicara dalam Webinar ini diantaranya Sekjen Kemendes PTT Anwar Sanusi, IFAD Country Director Ivan Cossio Cortez, Prof Siddarth Chandra dari Michigan State University dan dimoderatori Staf Khusus Mendes PDTT Dodik P Wijaya.
Foto: Mugi/Humas Kemendes PDTT
Teks: Badriy/Humas Kemendes PDTT
#GP | RED
Tidak ada komentar:
Posting Komentar