Houston(AS).GP- Covid-19 telah memberikan dampak baik pada sisi permintaan dan penawaran minyak dunia sekaligus, yang sangat mempengaruhi operasional industri migas. Hal tersebut mengemuka pada diskusi virtual bertema: “Harga Minyak Turun, Bagaimana Sikap Indonesia", yang dibuka oleh Konjen RI Houston, Dr Nana Yuliana pada diskusi tanggal 9 Mei 2020 yang menghadirkan pembicara Bapak Ignasius Jonan (mantan Menteri ESDM periode 2016-2019) dan Eddie Martono, Phd, Principal Boston Consulting Group Houston.
“Tujuan diskusi ini adalah mendapatkan pandangan strategis tentang dinamika harga minyak dunia saat ini dari aspek geopolitik dan geoekonomi serta bagaimana sikap Indonesia di masa pandemi Covid-19 ini", papar Konjen RI dalam pengantar diskusi.
“Dinamika harga minyak dunia juga berdampak pada sektor migas AS, khususnya yang berada di Texas, Oklahoma, New Mexico dan Louisiana yang yang termasuk negara bagian AS jurisdiksi KJRI Houston. Jumlah pengangguran di sektor migras di Texas saja mencapai 30.000 orang dan beberapa perusahaan migas telah mengajukan status pailit", lanjut Konjen RI.
“Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini tidak diprediksi sebelumnya akan terjadi dan sangat berbeda dibandingkan dengan krisis ekonomi pada tahun 1998 dan 2008. Pandemi ini menimbulkan dampak ganda, sekaligus pada sisi permintaan dan penawaran minyak dunia yang juga sangat berdampak bagi operasional industri migas di Indonesia", papar Bapak Ignasius Jonan.
Peserta diskusi antusias mengajukan pertanyaan pada sesi Q&A. Salah satu topik yang didiskusikan adalah apakah dengan murahnya harga minyak merupakan keuntungan bagi Indonesia. Bapak Ignasius Jonan dan Bapak Eddy Martono sepakat berpendapat bahwa harga minyak yang turun sebenarnya merupakan peluang bagi Indonesia untuk membeli minyak, kalau tempat penampungannya tersedia dan cukup dana membelinya.
Bapak Eddie Martono menyampaikan tiga kekuatan utama yang mempengaruhi sektor energi dunia dan Indonesia. Pertama, penurunan harga minyak sekitar 60% yang sempat menyentuh zona negatif bulan April 2020; kedua, permintaan minyak dunia yang jatuh karena pandemi Covid-19 dan perang harga minyak Russia dan Arab Saudi, dan ketiga, khusus untuk Indonesia, menurunnya nilai tukar rupiah atas US dollar sekitar 10%.
“Untuk itu, aspek prioritas yang perlu diperhatikan oleh industri migas Indonesia pada masa pandemi ini yaitu mengutamakan kesehatan dan keselamatan karyawan, melakukan reevaluasi kontinuitas operasi, menjaga hubungan yang baik dengan pemasok domestik, serta diharapkan tetap dapat memberikan kontribusi bagi pemerintah Indonesia", tambah Eddie Martiono.
“Kita berharap dan optimis semoga pandemi Covid-19 ini bisa segera berakhir sehingga kita berharap terdapat kenaikan permintaan minyak pada kuartal IV tahun 2020. Tantangan besar yang kita hadapi saat ini adalah ketidakpastian kapan Covid-19 akan berakhir. Hal-hal yang dibahas dalam diskusi ini merupakan hasil sementara, kalau nanti Covid-19 mulai berakhir, tentunya strategi menghadapi penurunan harga minyak ini akan dapat berubah" tutup Konjen RI mengakhiri diskusi tersebut.
#GP | Ce | Sumber: KJRI Houston | Red
“Tujuan diskusi ini adalah mendapatkan pandangan strategis tentang dinamika harga minyak dunia saat ini dari aspek geopolitik dan geoekonomi serta bagaimana sikap Indonesia di masa pandemi Covid-19 ini", papar Konjen RI dalam pengantar diskusi.
“Dinamika harga minyak dunia juga berdampak pada sektor migas AS, khususnya yang berada di Texas, Oklahoma, New Mexico dan Louisiana yang yang termasuk negara bagian AS jurisdiksi KJRI Houston. Jumlah pengangguran di sektor migras di Texas saja mencapai 30.000 orang dan beberapa perusahaan migas telah mengajukan status pailit", lanjut Konjen RI.
“Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini tidak diprediksi sebelumnya akan terjadi dan sangat berbeda dibandingkan dengan krisis ekonomi pada tahun 1998 dan 2008. Pandemi ini menimbulkan dampak ganda, sekaligus pada sisi permintaan dan penawaran minyak dunia yang juga sangat berdampak bagi operasional industri migas di Indonesia", papar Bapak Ignasius Jonan.
Peserta diskusi antusias mengajukan pertanyaan pada sesi Q&A. Salah satu topik yang didiskusikan adalah apakah dengan murahnya harga minyak merupakan keuntungan bagi Indonesia. Bapak Ignasius Jonan dan Bapak Eddy Martono sepakat berpendapat bahwa harga minyak yang turun sebenarnya merupakan peluang bagi Indonesia untuk membeli minyak, kalau tempat penampungannya tersedia dan cukup dana membelinya.
Bapak Eddie Martono menyampaikan tiga kekuatan utama yang mempengaruhi sektor energi dunia dan Indonesia. Pertama, penurunan harga minyak sekitar 60% yang sempat menyentuh zona negatif bulan April 2020; kedua, permintaan minyak dunia yang jatuh karena pandemi Covid-19 dan perang harga minyak Russia dan Arab Saudi, dan ketiga, khusus untuk Indonesia, menurunnya nilai tukar rupiah atas US dollar sekitar 10%.
“Untuk itu, aspek prioritas yang perlu diperhatikan oleh industri migas Indonesia pada masa pandemi ini yaitu mengutamakan kesehatan dan keselamatan karyawan, melakukan reevaluasi kontinuitas operasi, menjaga hubungan yang baik dengan pemasok domestik, serta diharapkan tetap dapat memberikan kontribusi bagi pemerintah Indonesia", tambah Eddie Martiono.
“Kita berharap dan optimis semoga pandemi Covid-19 ini bisa segera berakhir sehingga kita berharap terdapat kenaikan permintaan minyak pada kuartal IV tahun 2020. Tantangan besar yang kita hadapi saat ini adalah ketidakpastian kapan Covid-19 akan berakhir. Hal-hal yang dibahas dalam diskusi ini merupakan hasil sementara, kalau nanti Covid-19 mulai berakhir, tentunya strategi menghadapi penurunan harga minyak ini akan dapat berubah" tutup Konjen RI mengakhiri diskusi tersebut.
#GP | Ce | Sumber: KJRI Houston | Red
Tidak ada komentar:
Posting Komentar