Menlu RI Suarakan Peranan Perempuan dalam hadapi COVID-19 pada World Economic Forum - Go Parlement | Portal Berita

Breaking

HUT PPWI KE 17

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sijunjung Mengucapkan Selamat HUT ke 17 PPWI Puji Basuki, SP.MMA Nama lengkapnya Kadis Pendidikan Sijunjung

Menlu RI Suarakan Peranan Perempuan dalam hadapi COVID-19 pada World Economic Forum

Rabu, April 22, 2020
Menlu RI Suarakan Peranan Perempuan dalam hadapi COVID-19 pada WEF 1




JAKARTA.GP- Seiring dengan perayaan Hari Kartini, Menteri Luar Negeri RI mengawali sambutannya dengan mengisahkan perjuangan Kartini untuk memajukan hak-hak perempuan di Indonesia, dan menjelaskan pula pentingnya penguatan kemitraan antara Pemerintah-Swata dalam atasi pandemi COVID-19 pada World Economic Forum (WEF) Virtual Inaugural Meeting of the Regional Action Group for Asia-Pacific (APAC RAG) (21/4).

Ada empat hal pokok yang disampaikan Menlu RI pada pertemuan WEF di hadapan sejumlah tingkat Menteri dari beberapa negara di kawasan yakni dari Thailand, Malaysia, Philipina, Myanmar dan kalangan pebisnis CEO serta pengamat ekonomi dan akademisi.

Pertama, peranan perempuan di Indonesia dan dunia untuk melawan COVID-19. “Lebih dari 70% tenaga kesehatan di dunia adalah perempuan dan 64% pengelola UMKM dimiliki dan dikelola oleh perempuan” jelas Menlu Retno yang diberikan kesempatan untuk sambutan pertama pada pertemuan tersebut.

Lebih lanjut, Menlu RI mengajak semua kalangan baik pemerintah maupun swasta untuk dapat melibatkan pebisnis perempuan guna memitigasi dampak COVID-19.

Kedua, memberikan perhatian yang lebih besar kepada negara berkembang dan Least Developed Countries (LDCs) guna memberikan akses dan biaya yang terjangkau terhadap peralatan kesehatan, obatan-obatan dan vaksin.

Menlu RI menegaskan bahwa “kita harus menjamin bahwa komitmen tidak berhenti pada sambutan semata tapi harus diwujudkan dalam tindakan dan aksi yang nyata”.

Dijelaskan lebih lanjut bahwa hal ini dapat dicapai antara lain dengan menurunkan hambatan terhadap hak kekayaan intelektual serta mendukung alih teknologi dan know-hows. Hanya dengan cara itu, maka aksesibilitas dan keterjangkauan biaya vaksin dapat dicapai, ujar Menlu RI dalam paparannya.

“Jika kita tidak berhasil dalam melaksanakan agenda ini, maka pencapaian pembangunan berkelanjutan dalam Agenda 2030 akan sulit diraih, khususnya pada tujuan ketiga (3) yaitu menjamin kesehatan dan kesejahteraan bagi semua” tegas Menlu Retno.

Ketiga, terkait masa depan dunia paska COVID-19 yang tidak akan sama lagi.

Globalisasi akan ditinjau kembali dengan berbagai penyesuaian, semua akan melakukan perubahan pendekatan pembangunan antara lain dengan diversifikasi produksi, dan akan lebih menekankan penggunaan sistem teknologi informasi (IT-based).

Lebih dalam lagi, Menteri Luar Negeri RI menjelaskan bahwa reformasi PBB dan badanbadan internasional lainnya akan semakin dibutuhkan dalam tatanan hubungan internasional. Berbagai organisasi internasional harus dapat merespon lebih baik bencana pandemi global melalui penguatan tata kelola kesehatan dunia.

Hal ini dapat dicapai dengan penguatan leadership menurut Menlu Retno, yang menyinggung hasil KTT ASEAN dan ASEAN Plus Three yang lalu, dan telah menyusun langkah aksi konkrit.

Keempat, pentingnya penguatan Global Public-Private Partnerhsip, sebagai platform kolaborasi yang perlu diperkuat dan disempurnakan.

WEF sebagai forum dianggap telah berhasil mengembangkan model kolaborasi melalui WEF Disaster Resources Partnership Initiative yang diluncurkan di Jakarta 2011.

Bentuk kemitraan tersebut dapat ditiru dalam menghadapi keadaan darurat kesehatan guna mengatasi mulai dari kekurangan peralatan kesehatan, penyediaan obatan dan vaksin hingga memperbaiki fasilitas medis lainnya. Menlu Retno di penghujung sambutan mempertegas bahwa kita tidak punya pilihan lain kecuali untuk bertindak sekarang.

Platform WEF nantinya juga akan saling menguatkan dengan berbagai inisiatif lainnya di kawasan, seperti ASEAN yang akan mendirikan ASEAN COVID-19 Response Fund dan APEC yang menawarkan bantuan keuangan kepada UMKM. Platform WEF juga akan mengadakan pertemuan lanjutan untuk menindaklanjuti pembahasan terkait penanganan COVID-19.

World Economic Forum didirikan pada tahun 1971, merupakan forum bergengsi di dunia sebagai ajang dialog ekonomi global antara pemimpin pemerintah dan kalangan bisnis untuk membahas berbagai isu yang mempengaruhi ekonomi global dan menekankan penguatan kemitraan.



#GP | Ce | Sumber:  Humas Kemlu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IKLAN ADVERTNATIVE

Pages

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS