Sijunjung(SUMBAR).GP- Jalan Sumpur Kudus sepanjang delapan belas kilometer di kawasan lantik Aur Kuning sejak empat bulan yang lalu kondisinya sangat memprihatinkan, puluhan lobang menganga seakan-akan mengintai maut, namun pemerintah daerah sepertinya belum terlihat peduli, sedangkan jalan itu merupakan jalan ekonomi untuk mengangkut hasil bumi dan hasil perkebunan masyarakat pada lima Nagari di Kecamatan Sumpur Kudus bagian Utara di Kabupaten Sijunjung.
Redaksi www.goparlement.com Rifnaldi dan Koorwil Jaya Pos Jakrta di Sumatera Barat Domas, dan beberapa orang wartawan yang berkunjung ke Sumpur Kudus Selasa (17/03/2020) menyaksikan dan sangat prihatin melihat jalan yang rusak berat di Sumpur Kudus Nagari tempat lahirnya Tokoh Nasional Prof. Syafi'i Maarif serta beberapa orang Profesor lainnya asal Sumpur Kudus.
Menurut beberapa orang tokoh masyarakat yang sempat ditemui wartawan di Sumpur kudus menyebutkan, jalan sepanjang 18 Km dari Tanjuang Labuah ke Simpang Empat Sumpur Kudus disebut-sebut akan diperbaiki sejak tahun 2018 lalu, malah empat orang anggota DPRD Kabupaten Sijunjung dapil satu (1) waktu itu, menyampaikan kepada masyarakat, telah tersedia dana senilai enam belas miliar rupiah untuk memperbaiki jalan tersebut. Namun kenyataannya, sampai saat ini pernyataan dewan tersebut tidak satupun yang terealisasi, "Jangankan merehabilitasi perawatan berat merambah kiri kanan jalan saja tahun 2019 tidak dilaksanakan," kata Herni Komajo salah satu tokoh masyarakat kepada Redaksi goparlement.com Rifnaldi dan Korwil Jaya Pos Jakarta Domas.
Lebih lanjut masyarakat Sumpur Kudus menyebutkan walaupun ada jalan alternatif seperti jalan Lantik Kajai yang telah menghabiskan dana puluhan miliaran rupiah, tapi pengerjaannya tidak bagus seperti yang di harapkan.
Menurut masyarakat tersebut, selain dari tanjakan cukup berat, bahu jalan tidak dibangun dengan baik sehingga kendaraan truk yang mengangkut hasil komoditi masyarakat tidak bisa lewat pada jalan yang pengerjaan nya asal jadi sebut sumber lagi.
Seorang tokoh masyarakat Sumpur Kudus menyebutkan sejak dilakukan pengaspalan beton jalan lantiak Aur Kuning sejak tahun sembilan puluhan yang lalu, sampai kini tidak pernah dilakukan perawatan rutin selain dari pada merambah (membersihkan semak), membuang tanah longsor akibat hujan. Kini keadaan jalan semakin rusak parah, puluhan lobang menganga akibat badan jalan longsor dan terban, sepertinya jurang mengintai maut. Apa lagi jika turun hujan yang cukup lebat, membuat jalan dikawasan Kelok Kapal Kabang bakal putus, kerena pada kiri kanan jalan dikawasan telah genting. Jika badan jalan itu putus maka akan lumpuh lah perekonomian masyarakat Sumpur Kudus yang perpenduduk sekitar 20 ribu jiwa.
Padahal, sumber prekonomian masyarakat pada lima Nagari Sealiran Batang Sumpur (Sumpur Kudus, Silantai, Unggan, Manganti dan Sumpur Kudus Selatan. Red) itu, adalah pertanian padi sawah, hasil utamanya karet, coklat, pinang, sawit serta hasil hutan lainnya.
Dibidang kerajinan para remaja dan ibu rumah tangga, juga terkenal dengan hasil kerajinan bertenun yang menghasilkan kain songket nan bagus dan berkualitas tinggi dan pemasarannya telah menembus sampai ke Ibukota Jakarta sebut seorang ibu rumah tangga di Sumpur Kudus tersebut.
#GP | JC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar