Oleh: Abu Shobiyyah Abdurrahman
Donggala(SULTENG).GP- Sore itu jelang sholat magrib ada pemandangan menggugah mata dan hati.
Disudut trotoar jalanan di daerah tebet Jakarta selatan, parkir sebuah gerobak pemulung penuh dengan harta karun berupa tumpukan kardus, kursi bekas dll.
Disamping gerobak ada seorang ibu dan dua orang anak. Satu orang anak laki-laki berusia lima tahun dan adik perempuannya berusia tiga tahun.
Yang menggelitik mata adalah dipinggir trotoar jalanan si ibu ini sedang sibuk mengganti pakaian anak laki-lakinya. Me-makeover, memasang kemeja dan membedaki muka si anak.
Ana sedang bergegas menuju masjid dan berlalu begitu saja melewati ibu dengan dua anaknya ini, karena kumandang adzan magrib sudah beberapa menit dan sebentar lagi komat.
Ana sedang bergegas menuju masjid dan berlalu begitu saja melewati ibu dengan dua anaknya ini, karena kumandang adzan magrib sudah beberapa menit dan sebentar lagi komat.
Ana berhenti sejenak dan memutar ingatan, dimana ana lihat anak ini sebelumnya?
Ya Robb...
Dia rupanya anak kecil yang tadi ana liat sedang di makeover dipinggir trotoar oleh ibunya. Bergetar hati ini. Ana hampiri, ana ambil tangannya dan ana cium.
Ibu anak ini hanya seorang pemulung dengan gerobak sampah tua. Dia tidak tau bagaimana cara meraih dunia namun sungguh dia paham bagaimana cara meraih surga.
Berbanding terbalik dengan keadaan kebanyakan orang tua saat ini yang sibuk mengajari anaknya untuk meraih dunia namun lalai mengajarkan bagaimana cara meraih surga.
Based On True Story
Lombonga, Donggala - Sulteng.
Negeri Diujung Senja.
16 Rajab 1441 / 12 Maret 2020
Abu Shobi
#GP | dreamcorner
Tidak ada komentar:
Posting Komentar