Humas PKS PT GSA Dani: Kalau memang itu toh indikasi dari perusahan, ikan nya sudah kami ganti Rp10 juta pertahun |
Pasbar(SUMBAR).GP- Diduga limbahnya Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Gunung Sawit Abadi (GSA) bocor, dan mengalir ke Sungai Batang Pandan yang berlokasi di Nagari Kinali, Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat. Sehinggah habitat yang ada dalam Sungai Batang Pandan tersebut banyak punah, Senin (16/03/2020).
Dulu, sebelum ada PKS PT. GSA, aliran Sungai Batang Pandan itu bersih, tetapi sekarang berubah jadi keruh dan bau busuk, karena diduga paralon pembuangan limba PKS PT. GSA bocor dan mengalir ke sungai Sungai Batang Pandan.
"Selama ini Sungai Batang Pandan sudah turun temurun menjadi tempat mencuci kain dan mandi bagi masyarakat setempat," sebut warga setempat Ujang dibenarkan Parinal.
Lebih lanjut Ujang dan Parinal menceritakan, karena aliran sungai beruba menjadi keruh dan bau busuk, membuat ikan dan habitat yang ada di sungai Batang Pandan Kampung Bancah Rambe tersebut banyaknya yang mati. Untuk itu, PKS PT. GSA setiap tahunnya telah memberikan bantuan penggantian ikan yang mati senilai Rp10 juta.
"PT. GSA setiap tahun telah memberikan ganti rugi terhadap ikan yang mati di Sungai Batang Pandan sebanyak Rp10 juta pertahunnya," kata Ujang dan Parinal.
Sehingga melihat kondisi ini, Parinal sangat menyayangkan pihak pemerintah khususnya Dinas Lingkungan Hidup yang setiap kali ada kejadian hanya cuman ambil sampel dan bilang akan dilabor, tapi sayang tidak pernah mengumumkan hasilnya kepada publik.
Sementara pihak PKS PT. GSA melalui humasnya Dani, yang dihubungi wartawan via telpon genggamnya membenarkan, "Pihak PT. GSA telah sepakat dan buat hitungan dengan masyarkat, kalau memang itu toh indikasi dari perusahan, kami dengan masyarakat tidak ada masalah apa-apa, ikan nya sudah kami ganti Rp10 juta pertahun, MCK uda kami bangunkan dua biji, TPA kami buatkan, ngak ada maslah kami sama masyarakat, yang dirugikan disitu tidak ada," paparnya.
Lebih lanjut Dani mengatakan bahwa pihak perusahaan dalam menjalankan roda PKS PT. GSA seperti biasa dan telah sesuai dengan prosedur.
Terpisa, manager PT. GSA Sukri saat dihubungin wartawan mengakui memang benar ada kejadian itu, tepatnya Sabtu yang lalu, namun telah diselesaikan dengan masyarakat setempat, jadi ngak ada masalah dan sudah aman.
Sementara kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab Pasaman Barat Andrinaldi saat dihubungi wartawan, menanyakan tentang kebocoran limbah PT. GSA di sungai Batang Pandan, mengatakan, "Kita sudah turun ke lokasi, dan kini tinggal menunggu hasil labor, jadi kita tunggu saja hasil labor dulu baru pihak Dinas akan lakukan tindakan sesuai prosedur," katanya.
Anggota DPRD Wilayah Dapil II Kinali Ali Nasir ketika dihubungi via telpon genggamnya, Minggu (23/03/2020), mengtakan, "Jika benar itu adalah kelalaian PT GSA yang berakibat pada dampak buruk dikesehatan lingkungan, sebaiknya masyarakat melakukan prosedur hukum dengan 'ba jangan naik batanggo turun' artinya ikuti aturan yang ada, sehingga dapat penyelesaian dengan baik dan saling menguntungkan untuk semua pihak, tanpa ada yang dirugikan," saran Ali Nasir.
Namun kata Ali Nasir, dia belum ada menerima laporan dari masyarakat tentang kebocoran limba PT GSA ini, "Nanti saya cek kelokasi, karena kita perlu pembuktian kebenaran, apa lagi kalau memang ada pengaduan dari masyarakta yang mersa dirugikan, tentu hal ini harus kita tindak lanjuti sesuai degan aturan yang berlaku," tutupnya.
#GP | Syamsuri | Red
Dulu, sebelum ada PKS PT. GSA, aliran Sungai Batang Pandan itu bersih, tetapi sekarang berubah jadi keruh dan bau busuk, karena diduga paralon pembuangan limba PKS PT. GSA bocor dan mengalir ke sungai Sungai Batang Pandan.
"Selama ini Sungai Batang Pandan sudah turun temurun menjadi tempat mencuci kain dan mandi bagi masyarakat setempat," sebut warga setempat Ujang dibenarkan Parinal.
Lebih lanjut Ujang dan Parinal menceritakan, karena aliran sungai beruba menjadi keruh dan bau busuk, membuat ikan dan habitat yang ada di sungai Batang Pandan Kampung Bancah Rambe tersebut banyaknya yang mati. Untuk itu, PKS PT. GSA setiap tahunnya telah memberikan bantuan penggantian ikan yang mati senilai Rp10 juta.
"PT. GSA setiap tahun telah memberikan ganti rugi terhadap ikan yang mati di Sungai Batang Pandan sebanyak Rp10 juta pertahunnya," kata Ujang dan Parinal.
Sehingga melihat kondisi ini, Parinal sangat menyayangkan pihak pemerintah khususnya Dinas Lingkungan Hidup yang setiap kali ada kejadian hanya cuman ambil sampel dan bilang akan dilabor, tapi sayang tidak pernah mengumumkan hasilnya kepada publik.
Sementara pihak PKS PT. GSA melalui humasnya Dani, yang dihubungi wartawan via telpon genggamnya membenarkan, "Pihak PT. GSA telah sepakat dan buat hitungan dengan masyarkat, kalau memang itu toh indikasi dari perusahan, kami dengan masyarakat tidak ada masalah apa-apa, ikan nya sudah kami ganti Rp10 juta pertahun, MCK uda kami bangunkan dua biji, TPA kami buatkan, ngak ada maslah kami sama masyarakat, yang dirugikan disitu tidak ada," paparnya.
Lebih lanjut Dani mengatakan bahwa pihak perusahaan dalam menjalankan roda PKS PT. GSA seperti biasa dan telah sesuai dengan prosedur.
Terpisa, manager PT. GSA Sukri saat dihubungin wartawan mengakui memang benar ada kejadian itu, tepatnya Sabtu yang lalu, namun telah diselesaikan dengan masyarakat setempat, jadi ngak ada masalah dan sudah aman.
Sementara kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab Pasaman Barat Andrinaldi saat dihubungi wartawan, menanyakan tentang kebocoran limbah PT. GSA di sungai Batang Pandan, mengatakan, "Kita sudah turun ke lokasi, dan kini tinggal menunggu hasil labor, jadi kita tunggu saja hasil labor dulu baru pihak Dinas akan lakukan tindakan sesuai prosedur," katanya.
Anggota DPRD Wilayah Dapil II Kinali Ali Nasir ketika dihubungi via telpon genggamnya, Minggu (23/03/2020), mengtakan, "Jika benar itu adalah kelalaian PT GSA yang berakibat pada dampak buruk dikesehatan lingkungan, sebaiknya masyarakat melakukan prosedur hukum dengan 'ba jangan naik batanggo turun' artinya ikuti aturan yang ada, sehingga dapat penyelesaian dengan baik dan saling menguntungkan untuk semua pihak, tanpa ada yang dirugikan," saran Ali Nasir.
Namun kata Ali Nasir, dia belum ada menerima laporan dari masyarakat tentang kebocoran limba PT GSA ini, "Nanti saya cek kelokasi, karena kita perlu pembuktian kebenaran, apa lagi kalau memang ada pengaduan dari masyarakta yang mersa dirugikan, tentu hal ini harus kita tindak lanjuti sesuai degan aturan yang berlaku," tutupnya.
#GP | Syamsuri | Red
Tidak ada komentar:
Posting Komentar