Sawahlunto(SUMBAR).GP- Kualitas tanaman kakao agar dapat menambah pendapatan petani, harus ditingkatkan. Untuk itu, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan Kota Sawahlunto bersama petani kakao di Desa Kubang Tangah menerapkan pola tumpang sari tanaman Kakao dengan sereh wangi.
Sekretaris Dinas Pertanian, Heni Purwaningsih menyatakan pola tumpang sari dua jenis tanaman, akan sangat menguntungkan petani. Untuk itulah, dinas terkait melakukannya di Kubang Tangah, yang dikenal dengan sebutan Nagari Model Kakao, pada Senin (10/2).
Pada satu sisi, tanaman Kakao terlindung dari serangan hama karena hama kakao tidak menyukai aroma tanaman yang berbau menyengat. Keuntungan lain, daun Sereh bisa dijual untuk bahan dasar minyak Atsiri.
"Masalah yang banyak dikeluhkan petani kakao saat ini, adalah hama busuk buah. Kita berharap dengan dilakukannya tumpang sari sereh wangi, produksi kakao akan bagus baik jumlah maupun kualitas buahnya" ujarnya Heni.
Sereh wangi termasuk tanaman yang mudah tumbuh dan tidak disukai oleh hama, termasuk hama babi. Budidaya sereh wangi pun sangat mudah dengan biaya rendah, termasuk biaya perawatannya pun relatif murah. Panen dari penanaman bibit sereh wangi perdana dapat dilakukan pada umur 6 bulan dan untuk selanjutnya, panen dilakukan setiap 3 bulan sekali.
Sereh wangi dapat berproduktif hingga 10 tahun, apabila dilakukan perawatannya dengan baik. Kita ketahui, "Sereh wangi termasuk tanaman yang dapat tumbuh diberbagai kondisi tanah maupun iklim. Baik pada lahan tidur maupun lahan yang kurang produktif, seperti lahan bekas tambang misalnya," pungkas Heni mengakhiri.
#GP | FIDEL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar