KEPSEK: FROM TEACHER TO MANAGER

Oleh: Tri Joko Priatmo

GOPARLEMENT.COM- Fungsi baru kepala sekolah sebagai manajer satuan pendidikan dapat dilihat sebagai peluang besar untuk menghebatkan satuan pendidikan melalui tata kelola yang baik terhadap delapan standar nasional pendidikan (SNP).

Namun disisi lain, hal ini juga memunculkan tantangan yang besar pula bagi kepala sekolah yang semula sebagai guru dengan tugas tambahan kepala sekolah yang  kini memiliki tugas utamanya yaitu sebagai pemimpin dan manajer yang mengelola satuan pendidikan. 

Hal ini telah diwujudkan dengan ditiadakannya tugas mengajar. Kepala sekolah dituntut meningkatkan kompetensi manajerial termasuk kompetensi kewirausahaan dan supervisi agar mampu membantu sekolah mewujudkan pendidikan yang berkualitas.

Seorang kepala sekolah, apalagi sebagai kepala sekolah yang baru memimpin sebuah sekolah baru, tugas manajerial ini merupakan transformasi dari guru biasa yang mempunyai beban tugas tatap muka di depan kelas, menjadi seorang manager di sekolah. 

Apabila guru tersebut tidak memiliki pengalaman yang cukup , misalnya dengan menjadi wakil kepala sekolah, pengurus mgmp, pengurus pgri, iasat ekstrakulikuler atau menjadi panitia kegiatan sekolah, maka guru tersebut memang harus banyak belajar dalam pelatihan kepala sekolah yang memang tujuannya adalah untuk menyiapkannya menjadi seorang kepala sekolah sukses.

Keberhasilan terletak pada komitmen, kerja keras, dan kreativitas kepala sekolah. Kemampuan memompa diri dengan semangat menggelora menjadi sosok pemimpin yang mampu menghadapi tantangan dalam tugasnya baik dalam kompetensi manajerial, kewirausahaan, dan supervisi. Kualitas kepala sekolah sangat menentukan kualitas penyelenggaraan pendidikan.

Menjadikan sekolah hijau dan asri adalah dambaan setiap warga sekolah. Lingkungan sekolah yang sejuk, hijau dan asri membuat warga sekolah menjadi nyaman dalam beraktifitas baik bekerja menjalankan rutinitas sebagai kepala sekolah, staf tata usaha, mengajar bagi guru dan belajar bagi siswa, terlebih bagi tamui yang berkunjung ke sekolah tersebut.

Untuk mewujudkan sekolah yang hijau asri tersebut tidaklah mudah. Diperlukan kemampuan manajerial dan kemampuan wirausaha serta tangan dingin seorang kepala sekolah.

Kerjasama warga sekolah dengan komite sekolah, orang tua siswa , masyarakat dan instansi terkait juga tak kalah pentingnya.

Kepala Sekolah merupakan salah satu  penentu penjaminan mutu pendidikan. Dalam pelaksanaan tugasnya ada beberapa tahapan yang harus dilakukan antara lain: 

(a) merencanakan program

(b) melaksanakan rencana kerja

c) melaksanakan pengawasan dan evaluasi 

(d) menjalankan kepemimpinan sekolah dan 

(e) menerapkan iasa informasi sekolah

Dalam perencanaan program tentu didahului dengan penyusunan visi, misi, dan tujuan sekolah.

Apabila sekolah sudah memilikinya maka yang perlu dilakukan adalah peninjauan kembali secara apakah visi, misi, dan tujuan masih sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.

Selanjutnya kepala sekolah menyusun rencana kerja jangka menengah (RKJM) yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan dan rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah.

Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

Dari penjelasan tersebut di atas dan diperkuat dengan perubahan fungsi kepala sekolah dari guru menjadi manajer maka kepala sekolah memiliki peluang untuk menghebatkan sekolah dengan kompetensi manajerial untuk mewujudkan sekolah yang melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu dengan lingkungan yang nyaman untuk belajar, diantaranya menjadikan dengan lingkungan sekolahnya hijau dan asri.

BACA  JUGA:  https://www.goparlement.com/2020/02/mengenal-sosok-penulis-buku-1-tahun.html


#GP | ***