Desi Kirana Aza : Tersohor kedunia luar belum berarti apa apa di kampung sendiri membuat hatinya hiba lirih. - Go Parlement | Portal Berita

Breaking

HUT PPWI KE 17

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sijunjung Mengucapkan Selamat HUT ke 17 PPWI Puji Basuki, SP.MMA Nama lengkapnya Kadis Pendidikan Sijunjung

Desi Kirana Aza : Tersohor kedunia luar belum berarti apa apa di kampung sendiri membuat hatinya hiba lirih.

Senin, Februari 24, 2020

Sijunjung(SUMBAR).GP- Kumanih sebuah Nagari dalam Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, disitulah tempat kelahiran Misslang atau Desi Kirana Aza merupakan seorang manusia biasa yang ingin meninggalkan jejak nama melalui tulisan.

"Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama," nama itulah yang sedang diupayakan Desi Kirana dengan tulisan tulisannya.

Namanya kini melejit menjulang kelangit terkenal di nusantara terutama dikalangan grup tulis menulis cerpen, fiksi maupun non fiksi, walaupun di kampung belum bernilai apa apa.

Tidak heran wanita remaja terlampau,  gaekpun belum bisa  disandangkan kepada Misslang sebutan keren Desi Kirana aza ini, pandai bergaul, tidak ada kata malu dengan kekurangan, berani bertanya dalam mencari tahu yang ia inginkan, walau kepada siapapun.

Tinggal di kampung tidak membuatnya berdiam diri dan menahan ide yang hinggap dalam kepala. Meski memiliki banyak keterbatasan, wanita berkaca mata ini tidak pernah berhenti menulis, walau dalam satu hari hanya dua paragraf.

Beberapa buku karyanya sendiri yang kental dengan adat Minang, seperti Bait Rindu Hafsah, Rinai, Angela, Jebakan Mertua dan Suamiku Untukmu.

Memang ada beberapa judul yang mungkin membuat pembaca melebarkan mata. Namun, tidak dengan isinya. Karena Misslang sangat berharap semua tulisan ini bermanfaat dan membawa kebaikan terhadap pembaca.

Begitu juga dengan Novel Surga yang Tertunda, di sini Misslang menceritakan Pernikahan yang awalnya hanya mainan. Akhirnya menjadi hubungan yang abadi. Karena pernikahan di mata Allah adalah karunia. Jadi jangan pernah terlalu membenci, karena bisa saja kebencian itu berubah jadi cinta sejati.

Penulis Novel berlatar Minang, Janda Perawan, Angela dan Rinai. Penulis aktif di KBM dan penulis Antologi Merdeka itu kamu, serta MC KPFI 2 Patrick Kellan Publisher, penulis naskah Antologi Ibu dan Penulis Antologi Ayah di Babad Bumi Publisher, serta jadi admin di grup online penulis horor Creeperius Magenta. 

"Bagi saya menulis sebagian dari ibadah, semoga pesan yang saya sampaikan bisa diterima pembaca," ungkapnya ketika ditanya www.goparlement.com tentang dunia tulis menulisnya.

Penulis secara otodidak ini, sudah gemar tulis menulis sejak usia SMP kemudian masuk SMK 2 Sawahlunto sampai bekerja di KPRI Surya bakatnya jadi terkubur beberapa waktu.

Walau dalam kesehariannya dalam bermasyarakat, alumnus Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Terbuka (UT) tahun 2010 sering diundang untuk jadi  pembawa acara diberbagai pesta di Kecamatan Sumpur Kudus.

Belum sampai setahun  hengkang dari karyawati KPRI Surya Kumanis, Desi memasuki dunia politik mencalon diri jadi anggota DPRD Sijunjung pada partai kesayangan umat PKS membuat dirinya berinteraksi dengan komunitas elit dan menjadikan dirinya lebih kuat berkiprah.

Terinspirasi dengan  harus memperkuat diri, Desi yang gatal jari jemarinya di dunia on line itu, Desi terhubung dengan Om Agus Maulana Sunjaya Dosen UI yang juga Pendamping Sains Nasional dan Umi Ary Rusdi penulis mayor dan senior di grup PPMI membuat semangatnya menggebu gebu untuk kembali menulis.

Dalam waktu relatif singkat, Desi yang benar hobi menulis berkembang dengan baik dan pesat kini telah selesai 6 judul novel seperti Bait Rindu Hafsah, Angela, Rinai, Jebakan Mertua, suamiku untukmu dan Surga yang  tertunda dan 6 buku bentuk Antologi.

Nama Desi telah masuk dalam kancah nasional bidang literasi ini, sedang menunggu terbit buku ketujuhnya berjudul "Kenapa harus malu" untuk pembaca semua usia dari Loverinz publisher Jogjakarta dan Novel berjudul "Pelaminan kedua"  akan terbit awal Maret 2020.

Ketika ditanya kapan  waktu yang bagus menulis, Desi tidak punya waktu yang ditetapkan untuk menulis. Kapan saja dan dimana saja bisa menulis. Yang tidak mengganggu hubungan kemasyarakatan.

"Sampai saat ini masih bisa pergi ikuti takziah ke rumah duka. Masih bisa bantu tetangga dan orang kampung memasak untuk kepentingan pesta," ujar Desi yang suka terbahak itu.

"Yang penting bisa menulis minimal 1000 kata atau setara 5 lembar polio sehari," ungkapnya.

Menurut Desi kini memang bisa tidak tidur sampai pukul 2.00 tengah malam, sebab sedang menuntaskan pembuatan skenario film baru berjudul "Cintaku di pulau Mandeh" dan "Surga yang tertunda" dengan target naik cetak akhir Pebruari 2020 ini.

Menyangkut apresiasi dari lingkungan dan pemerintahan nagari masih rendah walau kita telah berbuat mempromosikan Kumanih diberbagai tempat kita berbuat menpromosikannya seperti di RRI dan sampai  kepada  turis manca negara.

Tapi yang paling dibanggakan dan salut, atas apresiasi dari adik adik tokoh partai keadilan sejahtera (PKS) Hendri Susanto,LC dan Syofyan Hendri dan lain lainnya sungguh luar biasa motivasinya buat diriku ini," ungkap Desi Kirana Aza.

#GP |  Herman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IKLAN ADVERTNATIVE

Pages

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS