Padang(SUMBAR).GP- Angga Elfindo (30 tahun) tak dapat menyembunyikan rasa geramnya, mana kala ia mengenang kembali peristiwa penipuan yang dialaminya pada bulan Mei 2019 lalu, di kawasan komplek GOR Haji Agus Salim, Kota Padang.
Saat itu kata pria yang merupakan karyawan sebuah perusahaan farmasi ini, ia sempat berkenalan dengan seorang pria yang mengaku bernama Syarifuddin alias Papi Ambon.
“Kami bertemu di sebuah warung di kawasan GOR Haji Agus Salim. Hari berikutnya kami pun sering bertemu di warung itu,” kata Angga mengenang. Rabu ((6/2/2020).
Karena sering bertemu kata Angga, hubungan baik mulai terjalin di antara mereka. Bahkan Papi Ambon saat itu mengaku mantan anggota DPRD Payakumbuh dua periode.
“Puncaknya pada suatu hari dia menanyakan di mana istri saya bekerja. Lantaran saat itu istri saya baru berhenti bekerja dari sebuah perusahaan farmasi, maka saya dengan jujur menceritakannya,” ujar Angga.
Merespon cerita Angga, lalu Syarifuddin menelpon seseorang saat itu. Sejurus kemudian, dia mengatakan bahwa ada peluang untuk masuk di Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar.
Kepada Angga pria bertubuh besar ini pun mengaku cukup dekat dengan Kepala Dinas Provinsi Sumbar dr. Hj. Merry Yuiesday, MARS. “Insyaallah nanti saya upayakan untuk membantu, namun persiapkan terlebih dulu syarat-syarat administratifnya,” kata Syarifuddin pada Angga saat itu.
Seolah mendapat setitik air di kala dahaga, begitu pula yang dirasakan Angga mendapat kabar dari pria yang kerap di sapa Papi Ambon ini. Mungkin merasa masuk dalam perangkapnya, Papi Ambon mulai berupaya untuk memainkan jurusnya dengan cara mengambil berkas-berkas yang telah disiapkan Angga.
Saat itu dia mulai meminta uang pada Angga sebesar Rp700 ribu. Sekitar dua hari berselang kembali meminjam uang sebesar Rp300 ribu. “Beberapa hari menjelang lebaran Hari Raya Idul Fitri, Papi Ambon meminjam uang pada saya sebesar 2 juta rupiah, dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan lebaran,” kenang Angga.
Tak lama berselang kata Angga menambahkan, Papi Ambon menyuruh dia untuk menyiapkan uang sebesar Rp3 juta, untuk Kadis Kesehatan Sumbar.
Malah saat itu Papi Ambon menyuruh Angga agar mentransfer uang tersebut langsung ke rekening Kadis Kesehatan tersebut. “Sehari kemudian Papi Ambon mengatakan kepada saya bahwa Kadis Kesehatan enggan kalau uang itu langsung ditransfer ke rekeningnya.
Untuk itu Papi Ambon menyuruh saya agar mengirimkan uang ke rekeningnya,” kata Angga. Tanpa menaruh rasa curiga permintaan Papi Ambon dipenuhi oleh Angga.
Bersamaan dengan itu, Papi Ambon pun mulai menyuruh Angga untuk merentalkan mobil, guna mengurus keperluan memasukan istri Angga bekerja di Dinas Kesehatan Sumbar tersebut. Mobil dimaksud pun disediakan Angga. Mobil rental itu pun dimanfaatkan Papi Ambon berhari-hari, hingga total biaya pemakaian mobil itu sebesar Rp5.750.000.
Setelah lama menunggu Angga berupaya menanyakan perkembangan urusannya pada Papi Ambon. Saat itu ia mendapat jawaban sudah rampung, dan SK Dinas-nya akan diantar oleh pegawai BKN Wilayah II Pekanbaru. Angga diminta menyediakan uang Rp1.500.000 untuk uang saku pegawai BKN yang akan datang dari Pekanbaru tersebut.
Lama menunggu, ternyata janji Papi Ambon tak pernah terbukti. Akhirnya Angga melaporkan peristiwa yang dialaminya ke Polres Kota Padang, tanggal 23 Oktober 2019, dengan Surat Laporan Polisi Nomor STTLP/753/K/X/2019/SPKT UNIT I.
Namun setelah menunggu lama, karena laporannya tak kunjung ada perkembangan, pada 5 Februari 2020 Angga kembali mendatangi Polres Kota Padang, untuk menayakan perkembangan kasusnya. Berdasarkan penelusuran wartawan Pionir, ternyata bukan Angga saja yang pernah menjadi korban penipuan Papi Ambon.
Korban lainya adalah Asral yang mengaku sempat memberikan uang pada Papi Ambon sekitar Rp12 juta lebih. Tak hanya itu, bahkan juga ada korban lainnya yang mengaku sempat menyetorkan uangnya hingga jutaan rupiah.
#GP | FS | RED
Tidak ada komentar:
Posting Komentar