Sijunjung(SUMBAR).GP- Kalau ditengok dan dihitung hitung wali nagari di Sijunjung pilihan rakyat, dan dilantik Bupati Sijunjung belum lama ini, banyak berusia muda, tapi yang pasti muda alias belum berkeluarga hanyalah Darul Fauzi,S.Sos.
Ketika dipertemukan yang Maha Kuasa Darul Fauzi muda, suka senyum itu kepada www.goparlement.com banyak menceritakan riwayat hidup, pendidikan, pengalaman dan kronologisnya menjadi Wali Nagari Manganti Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung.
Darul Fauzi anak ke empat dari Syahril mantan Wali Nagari Manganti defenitif setelah mekar dari Nagari Sumpur Kudus, tinggal dan menempuh pendidikan di Jogjakarta sejak 2006
Rentangan waktu 2006 sampai 2019 Darul Fauzi menetap di Jogjakarta dan sesekali pulang ke kampung halamannya Manganti Nagari paling ujung Kecamatan Sumpur Kudus berbatasan dengan Nagari Durian Gadang Sijunjung itu.
Tamat Madrasah Tsanawiyah Sumpur Kudus 2006, Darul langsung merantau ke Jogjakarta mengikuti Kakeknya Buya Syafei Maarif dan masuk MAN 2 Jogjakarta serta Kuliah di UIN Jogjakarta
Tujuannya jadi wali nagari bukan mencari pekerjaan atau tokok hidup kata Darul dalam wawancaranya dengan media ini.Dan bukan pula mencari nama pupuler.
"Kita sudah punya pekerjaan dan nama, " ujar Darul Fauzi dengan senyumnya ramah.
Alumnus UIN Jogjakarta 2015 ini, punya hobi presenter telah berlanglang buana ke berbagai daerah Nusantara sebelum dipercaya rakyat jadi Wali Nagari Manganti.
Panjang lebar Darul Fauzi menceritakan pengalamannya menjadi konsultan di daerah tertinggal Pulau Seram Maluku Tengah. Dan juga pernah tugas di Lunang Silaut Pesisir Selatan dibawah perusahan sepupunya Boris Usman 2016 sampai 2017.
Di Lunang Pesisir Selatan, katanya bekerjasama dengan Ketua TP PKK setempat kegiatannya membuat batik, pabrik jagung dan pabrik pupuk.
"Saat saya pulang kampung terakhir ini orang sibuk akan pemilihan wali nagari, saya ditawari jadi wali nagari, tak usah pergi ke rantau kata banyak masyarakat kepada Darul, maka saya dengan berbagai pertimbangan menerimanya, " ungkap Darul.
Dalam proses pemilihan wali nagari tersebut modalnya hanya 60 ekor ayam potong untuk setiap jorong sembelih ayam 20 ekor, untuk makan bersama masyarakat sekaligus mensosialisasikan pencalonannya.
"Hanya ayam yang jadi modal dari saya, sementara beras, air minum serta bahan untuk memasak ayam itu sudah ada orang lain yang berpartisipasi, " aku Darul.
Dalam kompetisi wali nagari dengan dua calon, Darul berhasil mengumpulkan suara 75 % dari suara pemilih yang sah.
Ketika ditanya target yang ingin dicapai dalam periode kepemimpinannya, Objek Pariwisata, pertanian dan pengembangan ternak sapi PE.
Lebih rinci Darul menuturkan dibidang Pariwisata kita buat kolam pemandian, restoran kuliner, bumi perkemahan, jalan ke tempat hiking dan batik sebagai douvenir bagi orang berkunjung nanti.
Untuk mendukung program itu, Manganti sudah punya 5 jenis aset yang akan diberdayakan meliputi aset Sumber Daya Manusia (SDM) aset pinansial dana ADN dan DD, sosial budaya, pendidikan disini ada SD, SMP dan SMK dan terakhir kesehatan.
Kemudian yang perlu kita kembang lebih serius adalah bagaimana membuat mindset masyarakat bisa jadi tuan rumah sebagai daerah tujuan wisata. Masyarakatnya suka senyum dan menyapa tamu dengan sopan.
Dan yang lebih penting masyarakat bisa ciptakan suasana aman bagi pengunjung selama berada di Manganti, jangan ada tamu yang kehilangan sesuatu disini. Dan jangan terjadi, mengompas atas kesulitan yang dialami tamu.
" Contoh kecil saja, ada mobil tamu terjerembab di jalan lumpur umpamanya, setelah memberikan bantuan minta uang yang tidak normal, " kata Darul
Kalau masyarakat kita mau jadikan nagari Manganti jadi tujuan wisata, kata Darul hal hal yang seperti itu tidak perlu minta uang, bantu saja dengan ikhlas, itu namanya pesona buat tamu yang datang.
Dalam pembicaraannya dengan www.goparlement.com di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sijunjung, Kamis lalu , Darul mengatakan akan laksanakann pernikahan dengan gadis Jawa, April yang akan datang.
#GP | Herman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar