Padang(SUMBAR).GP- Warga dan masyarakat Sumatera Barat, pada tahun ini akan memilih Gubernur setelah habisnya masa jabatan dari Irwan Prayitno. Untuk itu, menghadapi pilkada serentak nanti, sudah ada beberapa nama yang muncul dan dimunculkan oleh beberapa kalangan masyarakat.
Nama yang mencuat dan santer didengar belakangan ini, ada empat (4) nama yang diperkirakan akan bertarung ketat. Yakni Fakhrizal, Mulyadi, Mahyeldi dan Nasrul Abit. Namun dari empat nama itu, yang sudah menyatakan langsung secara tegas pasangannya baru Fakhrizal bersama Genius Umar, yang saat ini sebagai Walikota Pariaman. Sementara yang lain masih terkesan malu-malu dan belum menyatakan secara tegas, walau nama-nama dari perkiraan pasangannya sudah muncul.
Fakhrizal, mantan Kapolda Sumbar ini disebut sebut sebagai "polisi niniak mamak" yang cukup berpeluang dan sangat dekat dengan berbagai kalangan masyarakat. Jendral yang berasal dari ranah Agam ini, maju melalui jalur independen.
Fakhrizal, "jenderal Ninik Mamak" alias Jenderal yang membina anak kemenakan. Hal seperti ini, merupakan sesuatu yang menjadi perhatian bagi kita di ranah minang. Pada satu sisi beliau seorang Jenderal yang dikenal tegas, tetapi pada sisi yang lain, Fakhrizal menggunakan ketegasannya dengan pola niniak mamak, dengan cara mengayomi semua anak kemenakan. Fakhrizal cukup konsisten dengan platform jenderal Ninik Mamaknya, dan hal seperti ini mampu menjadi kunci untuk popularitas dan elektabilitas Fakhrizal.
Berbeda dengan para calon lainnya, Fakhrizal jendral polisi ini, sudah memiliki pasangan calon Wakilnya, Genius Umar yang memang seorang pamong yang menempuh pendidikan dalam ilmu pemerintahan (STPDN) dan saat ini sebagai Walikota Pariaman.
Kemudian sosok Mulyadi, mem-branding dirinya sebagai legislator yang berguna dan bermamfaat bagi Sumbar. Legislator yang berhasil membawa uang APBN untuk berbagai pembangunan di Sumbar. Sehingga tak heran, apabila balihonya berdiri tegak hampir di seluruh kabupaten kota di Sumbar.
Berikutnya sosok Mahyeldi, Walikota Padang yang akrab disapa buya ini, dengan brand "Pai kalam pulang kalam". Walau berhasil menata Kota Padang, tapi tentunya tak serta-merta akan mampu menguasai Sumbar. Apalagi kalau mengingat janjinya pada saat Pemilihan Walikota Padang terdahulu bahwa, ia tak akan maju sebagai calon gubernur.
Terakhir sosok Wagub Nasrul Abit atau NA. Sebagai petahana, NA bisa dibilang terlalu "dingin" dan terkesan kurang greget. Wakil Gubernur Sumbar ini, lebih fokus kepada pekerjaannya saat ini, bila dibandingkan dengan gerak pencalonannya sebagai calon gubernur. Padahal kita ketahui ditangan NA, Gerindra Sumbar meraup kemenangan dan keunggulan pada saat pileg dan pilpres lalu.
#GP | Rep | FD
Nama yang mencuat dan santer didengar belakangan ini, ada empat (4) nama yang diperkirakan akan bertarung ketat. Yakni Fakhrizal, Mulyadi, Mahyeldi dan Nasrul Abit. Namun dari empat nama itu, yang sudah menyatakan langsung secara tegas pasangannya baru Fakhrizal bersama Genius Umar, yang saat ini sebagai Walikota Pariaman. Sementara yang lain masih terkesan malu-malu dan belum menyatakan secara tegas, walau nama-nama dari perkiraan pasangannya sudah muncul.
Fakhrizal, mantan Kapolda Sumbar ini disebut sebut sebagai "polisi niniak mamak" yang cukup berpeluang dan sangat dekat dengan berbagai kalangan masyarakat. Jendral yang berasal dari ranah Agam ini, maju melalui jalur independen.
Fakhrizal, "jenderal Ninik Mamak" alias Jenderal yang membina anak kemenakan. Hal seperti ini, merupakan sesuatu yang menjadi perhatian bagi kita di ranah minang. Pada satu sisi beliau seorang Jenderal yang dikenal tegas, tetapi pada sisi yang lain, Fakhrizal menggunakan ketegasannya dengan pola niniak mamak, dengan cara mengayomi semua anak kemenakan. Fakhrizal cukup konsisten dengan platform jenderal Ninik Mamaknya, dan hal seperti ini mampu menjadi kunci untuk popularitas dan elektabilitas Fakhrizal.
Berbeda dengan para calon lainnya, Fakhrizal jendral polisi ini, sudah memiliki pasangan calon Wakilnya, Genius Umar yang memang seorang pamong yang menempuh pendidikan dalam ilmu pemerintahan (STPDN) dan saat ini sebagai Walikota Pariaman.
Kemudian sosok Mulyadi, mem-branding dirinya sebagai legislator yang berguna dan bermamfaat bagi Sumbar. Legislator yang berhasil membawa uang APBN untuk berbagai pembangunan di Sumbar. Sehingga tak heran, apabila balihonya berdiri tegak hampir di seluruh kabupaten kota di Sumbar.
Berikutnya sosok Mahyeldi, Walikota Padang yang akrab disapa buya ini, dengan brand "Pai kalam pulang kalam". Walau berhasil menata Kota Padang, tapi tentunya tak serta-merta akan mampu menguasai Sumbar. Apalagi kalau mengingat janjinya pada saat Pemilihan Walikota Padang terdahulu bahwa, ia tak akan maju sebagai calon gubernur.
Terakhir sosok Wagub Nasrul Abit atau NA. Sebagai petahana, NA bisa dibilang terlalu "dingin" dan terkesan kurang greget. Wakil Gubernur Sumbar ini, lebih fokus kepada pekerjaannya saat ini, bila dibandingkan dengan gerak pencalonannya sebagai calon gubernur. Padahal kita ketahui ditangan NA, Gerindra Sumbar meraup kemenangan dan keunggulan pada saat pileg dan pilpres lalu.
#GP | Rep | FD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar