Sawahlunto(SUMBAR).GP- Memasuki awal tahun 2020 ini, Kota Sawahlunto didera oleh beberapa titik bencana alam yang terjadi diawal tahun, namun kabar menggembirakan juga datang dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sawahlunto mengenai telah menurunnya angka kemiskinan di Kota wisata ini.
Kepala BPS Sawahlunto, Hendro Seprita Deza memaparkan bahwa, berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2019 yang dilakukan pihaknya, angka kemiskinan di Sawahlunto turun menjadi 2,17 persen dari angka 2,39 persen pada tahun 2018. Presentase ini, kalau dikalkulasikan dengan penduduk, sebanyak 1350 jiwa dari tahun sebelumnya (2018) sebanyak 1480 jiwa. Dengan hasil angka yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) ini, Kota Sawahlunto merupakan kota yang paling rendah di Sumatra Barat tingkat kemiskinannya.
“Ada penurunan signifikan yang berhasil dicapai dari tahun sebelumnya, pada tahun 2018 jumlah penduduk miskin Sawahlunto mencapai 1.480 jiwa”, ungkap Hendro, saat menyampaikan paparannya di balai kota, Selasa 7 Januari 2020.
Ditambahkannya, untuk garis kemiskinan di Kota Sawahlunto sekarang ini berada pada level Rp 374.615,- per kapita tiap bulannya. Garis kemiskinan ini meningkat dari tahun 2018 yang berada pada level Rp 354.665,- per kapita tiap bulan.
Atas keberhasilan menurunkan angka kemiskinan di Kota Sawahlunto, Walikota Deri Asta menyatakan bersyukur bahwa itu menunjukkan, berbagai program pengentasan kemiskinan yang dijalankan Pemko Sawahlunto membuahkan hasil yang nyata. Artinya, dengan berkurangnya penduduk miskin tugas dan kinerja Pemko dalam mengurangi angka kemiskinan masih harus ditingkatkan, agar lebih baik lagi.
“Penurunan angka kemiskinan ini merupakan salah satu fokus kita, sehingga masuk dalam prioritas yang sudah diterjemahkan dalam RPJMD. Dalam target RPJMD kita itu 2,27 persen, Alhamdulillah ternyata setelah disurvei BPS, penurunan angka kemiskinannya ternyata melebihi target karena sudah mencapai pada angka 2,17 persen,. Hal ini, merupakan bonus tambahannya karena ternyata dengan pencapaian itu, kita kembali menjadi Kota dengan angka kemiskinan paling rendah di Sumatera Barat,” ujar Walikota Deri Asta SH.
Pencapaian ini tambah Deri, tidak boleh membuat jajaran Pemko berpuas diri, tetapi harus lebih terpacu lagi untuk menuntaskan misi kita, dalam menanggulangi kemiskinan.
“Berbagai program pengentasan kemiskinan terus kita lanjutkan, kemudian pada 2020 ini kita menekankan kepada jajaran Kepala Desa, agar mengalokasikan Anggaran Dana Desa (ADD) untuk penanggulangan kemiskinan. Artinys, pada setiap desa harus mengalokasikan dana, minimal untuk 10 KK miskin, dialokasikan bantuan tersebut untuk program pemberdayaan ekonomi. Nanti jenis bantuan produktifnya bisa disesuaikan dengan kemampuan penerima bantuan, misalnya bantuan ternak atau untuk pengembangan usaha,” ungkap Deri memaparkan.
Pemko Sawahlunto sekarang ini memang telah menjalankan berbagai program untuk mengurangi angka kemiskinan, berupa program yang menyentuh langsung ke sejumlah bidang, tidak hanya ekonomi namun juga pendidikan, kesehatan dan lainnya.
Untuk kita ketahui, dalam pengentasan kemiskinan Pemko Sawahlunto menitik beratkan kepada ekonomi produktif. Seperti bantuan untuk peternakan dan pertanian, ada bantuan ternak ayam, kambing dan itik. Untuk bibit tanaman, ada bantuan bibit sukun, manggis dan pinang. Sementara, bidang industri ada bantuan alat tenun, alat pemecah kemiri dan lainnya. Bahkan khusus untuk keluarga miskin yang butuh pengembangan usaha, kita fasilitasi dengan bantuan Wirausaha Pemula, Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan dana bergulir.
#GP | Rils | FD
Kepala BPS Sawahlunto, Hendro Seprita Deza memaparkan bahwa, berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2019 yang dilakukan pihaknya, angka kemiskinan di Sawahlunto turun menjadi 2,17 persen dari angka 2,39 persen pada tahun 2018. Presentase ini, kalau dikalkulasikan dengan penduduk, sebanyak 1350 jiwa dari tahun sebelumnya (2018) sebanyak 1480 jiwa. Dengan hasil angka yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) ini, Kota Sawahlunto merupakan kota yang paling rendah di Sumatra Barat tingkat kemiskinannya.
“Ada penurunan signifikan yang berhasil dicapai dari tahun sebelumnya, pada tahun 2018 jumlah penduduk miskin Sawahlunto mencapai 1.480 jiwa”, ungkap Hendro, saat menyampaikan paparannya di balai kota, Selasa 7 Januari 2020.
Ditambahkannya, untuk garis kemiskinan di Kota Sawahlunto sekarang ini berada pada level Rp 374.615,- per kapita tiap bulannya. Garis kemiskinan ini meningkat dari tahun 2018 yang berada pada level Rp 354.665,- per kapita tiap bulan.
Atas keberhasilan menurunkan angka kemiskinan di Kota Sawahlunto, Walikota Deri Asta menyatakan bersyukur bahwa itu menunjukkan, berbagai program pengentasan kemiskinan yang dijalankan Pemko Sawahlunto membuahkan hasil yang nyata. Artinya, dengan berkurangnya penduduk miskin tugas dan kinerja Pemko dalam mengurangi angka kemiskinan masih harus ditingkatkan, agar lebih baik lagi.
“Penurunan angka kemiskinan ini merupakan salah satu fokus kita, sehingga masuk dalam prioritas yang sudah diterjemahkan dalam RPJMD. Dalam target RPJMD kita itu 2,27 persen, Alhamdulillah ternyata setelah disurvei BPS, penurunan angka kemiskinannya ternyata melebihi target karena sudah mencapai pada angka 2,17 persen,. Hal ini, merupakan bonus tambahannya karena ternyata dengan pencapaian itu, kita kembali menjadi Kota dengan angka kemiskinan paling rendah di Sumatera Barat,” ujar Walikota Deri Asta SH.
Pencapaian ini tambah Deri, tidak boleh membuat jajaran Pemko berpuas diri, tetapi harus lebih terpacu lagi untuk menuntaskan misi kita, dalam menanggulangi kemiskinan.
“Berbagai program pengentasan kemiskinan terus kita lanjutkan, kemudian pada 2020 ini kita menekankan kepada jajaran Kepala Desa, agar mengalokasikan Anggaran Dana Desa (ADD) untuk penanggulangan kemiskinan. Artinys, pada setiap desa harus mengalokasikan dana, minimal untuk 10 KK miskin, dialokasikan bantuan tersebut untuk program pemberdayaan ekonomi. Nanti jenis bantuan produktifnya bisa disesuaikan dengan kemampuan penerima bantuan, misalnya bantuan ternak atau untuk pengembangan usaha,” ungkap Deri memaparkan.
Pemko Sawahlunto sekarang ini memang telah menjalankan berbagai program untuk mengurangi angka kemiskinan, berupa program yang menyentuh langsung ke sejumlah bidang, tidak hanya ekonomi namun juga pendidikan, kesehatan dan lainnya.
Untuk kita ketahui, dalam pengentasan kemiskinan Pemko Sawahlunto menitik beratkan kepada ekonomi produktif. Seperti bantuan untuk peternakan dan pertanian, ada bantuan ternak ayam, kambing dan itik. Untuk bibit tanaman, ada bantuan bibit sukun, manggis dan pinang. Sementara, bidang industri ada bantuan alat tenun, alat pemecah kemiri dan lainnya. Bahkan khusus untuk keluarga miskin yang butuh pengembangan usaha, kita fasilitasi dengan bantuan Wirausaha Pemula, Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan dana bergulir.
#GP | Rils | FD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar