Bukittinggi(SUMBAR).GP- Di zaman ini banyak sekali permasalahan yang mungkin harus diselesaikan pemerintah, misalnya saja permasalahan rakyat kecil hingga masalah besar menyangkut kemajuan negara. Boleh dikata banyak orang hebat di negara ini, banyak pemikir-pemikir punya inovasi baru dan banyak pula para petinggi punya keahlian. Hal ini memang sangat diharapkan, dimana setiap orang yang diberi kepercayaan menjadi pemimpin atau pejabat di instansi tertentu seharusnya mempunyai inovasi-inovasi terbaru agar dapat menyelesaikan permasalahan yang ada, paling tidak meredam gejolak yang akan timbul, hingga akhirnya membuat kehidupan masyarakat nyaman dan tentram.
H. Feritas, SH, M.HUM, M.Si. Dt Tanbijo Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) salah satu pejabat yang banyak inovasi dikala menjalankan tugasnya. Putra kelahiran Nagari Kapau, Kabupaten Agam itu mulai bertugas sebagai Kajari di kota setempat pada Januari 2019 lalu. Selama setahun bertugas, Feritas banyak melakukan kegiatan sosialisasi kemasyarakatan yang erat kaitannya dengan peradilan dan hukum.
Kajari akrab disapa Feri ini telah melakukan beberapa program seperti Jaksa Masuk Balai Adat ( Jamba) dan Jaksa Masuk Pasar (Jamsar). "Program tersebut merupakan salah satu program unggulan Kejari Bukittinggi. Alhamdulillah program itu disambut baik masyarakat. Kami mensosialisasikan pada masyarakat tentang antisipasi pelanggaran hukum termasuk juga akibat atas pelanggar hukum," jelas Feri kepada media ini saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (16/12).
Feri mengaku, saat melakukan program- program nyata itu dirinya langsung turun sendiri tanpa harus memerintahkan para stafnya. "Saat sosialisasi, saya turun langsung ke lapangan sekaligus saya juga ingin dekat dengan masyarakat sebab selama ini image yang kita dengar, masyarakat merasa agak takut dengan namanya orang hukum dan juga seolah ada jurang pembatas antara masyakarat dan aparat. Rumor seperti itu ingin saya hilangkan," katanya.
Lalu bagaimana dengan Jamsar, ia katakan pada prinsipnya sama dimana yang dilakukan adalah mengunjungi para pedagang. "Dalam kunjungan ke pasar saya berbincang bersama mereka, bahkan kami melakukan sesi tanya jawab tentang permasalahan hukum dikala beraktivitas sehari-hari. Selain itu, penting juga, saya ingin melihat etek-etek (tante atau ibu-ibu sebaya orang tua) saya yang berjualan di pasar,” terang pria humoris itu.
Kegiatan atau program lainnya yang menjadi unggulan Kejari Bukittinggi adalah Jaksa Masuk Sekolah. Kegiatan tersebut sudah terlaksana dimana pelaksanaannya juga dilakukan lansung Kajari. Dirinya turun ke sekolah- sekolah setingkat sekolah menengah.
Ditanya kenapa hanya ke sekolah menengah saja dan tidak ketingkat bawah seperti sekolah dasar dan menengah pertama kata dia, kegiatan itu lebih tepat sasaranya ke SMA sederajat sebab anak-anak seusia SMA lah rentan terpengaruh. Misalnya terpengaruh miras, narkoba, kenakalan remaja dan lain sebagainya.
"Dengan adanya kegiatan jaksa masuk sekolah itu kita harapkan agar anak muda milenial era ini dapat menjadi generasi yang teguh dan tak mudah terpengaruh serta terprofokasi pihak yang tidak bertanggung jawab," harapnya.
Diantara beberapa program tersebut di atas, program yang sudah terealisasi adalah Sosialisasi Anti korupsi dengan tema “ Bersama Melawan Korupsi untuk Indonesia Maju". Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka peringatan hari anti korupsi se-dunia. Peringatannya jatuh pada 9 Desember kemarin.
Dalam kunjungannya ke berbagai OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Kajari Bukittinggi juga mensosialisasikan tentang bahaya dan hukuman bagi para pelaku korupsi atau koruptor. Disela kunjungannya ke OPD itu ia menghimbau agar OPD dan seluruh jajarannya menghindari perilaku korupsi. Feri menerangkan diantara OPD yang dikunjungi untuk sosialisasi anti korupsi diantaranya adalah, Polres Bukittinggi, Samsat Bukittinggi, Balaikota Bukittinggi, Dinas Pekerjaan Umum, SMA Negeri 1 Bukittinggi, DPRD Kota Bukittinggi, Badan Keuangan Kota Bukittinggi, termasuk di Kejari Bukittinggi sendiri.
"Belajar dari peristiwa yang barusan terjadi di Kejati DKI, dengan penuh keprihatinan mendalam, saya minta perhatian sungguh-sungguh pada seluruh jajaran saya di keluarga besar Kejari Bukittinggi agar benar-benar menjaga diri, selalu berupaya menghindar dari segala bentuk perbuatan yang dapat mencelakakan kita, institusi dan keluarga. Waspada dan berhati-hatilah. Terbayang di mata, tergores di hati, betapa sedih dan perihnya ketika peristiwa yang terjadi pada saudara kita di daerah lain. Hancur sudah, sirna semua harapan, cita-cita kebahagiaan dan kebanggaan kita. Tidak akan ada lagi arti semua yang ada pada kita dan apa yang dibanggakan selama ini," himbaunya mengingatkan.
Bila dilihat dari sepak terjang Kajari selama dinas di kota bericon Jam Gadang itu, tak salah rasanya bila Feri digelari seorang inovator penggerak pembaharuan di instansi yang dia pimpin.
Pria loyal itu selain gigih dan akrab dengan masyarakat, baik masyarakat Kapau maupun warga sekitar perumahan dinas di Tangah Jua. Hal itu terlihat, meski disela kesibukan yang luar biasa Feri tetap meluangkan waktu mengunjungi sanak saudara di kampung halaman guna menjalin silaturrahim. Sedangkan di Tangah Jua, dirinya juga terdengar akrab dengan warga sekitar. Bahkan, setiap ada kesempatan, dirinya tetap meluangkan waktu melaksanakan shalat berjama,ah di masjid Komplek Kejari Bukittinggi itu.
Bukan itu saja, pria bergelar penghulu adat itu juga sering menghadiri iven-iven yang diadakan di kota setempat seperti Wisata Trail Adventure Bukittinggi-Agam yang digelar Minggu 15 Desember kemaren dan juga Walikota Cup Xso West Sumatera Champion Ship 2019 serta Kejurda ISSI Sumbar Ngarai Sianok. Diberbagai iven itu Feri hadir bersama Walikota Bukittinggi H.M. Ramlan Nurmatias.
# GP | JANUARDI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar