Sawahlunto(SUMBAR).GP- Pasaman, berbagai macam sebutan melekat padanya. Ada yang menyebut sebagai daerah dengan beratus, aliran sungai atau ada yang menyebut sebagai wilayah lintasan Khatulistiwa [equator] dan bahkan ada juga yang menyatakan (sesuai sejarah) dengan menyebutnya sebagai daerah Perang Padri. Beberapa tahun belakangan ini, ada lagi yang menyebutnya sebagai Kota Penyair dan Penggiat literasi.
Arby Tanjung, adalah sosok asli putra Pasaman yang meluangkan waktu dan dedikasi hidupnya guna merealisasikan budaya dan sastra di kampung halamannya.
Penggiat literasi di Pasaman ini, juga merupakan sosok tokoh seni nan religius. Sehingga orang-orang menyapanya dengan panggilan Ustadz, terutama di kalangan penggiat seni dan literasi.
Sebagai tokoh sentral pada penggiat literasi, beberapa tahun yang lalu, didirikannyalah komunitas Literasi Ladang Raso (komunitas baca) di sebuah desa kecil yang nyaman, tentram dan islami. Pada pelatarannya, di kelilingi oleh sawah serta kolam ikan dan dikawasan inilah, berdiri sebuah pustaka mini berlantai papan dan bambu yang diberi nama Ladang Raso.
Dengan suasana seperti ini, membuat yang datang ke Ladang Raso merasa nyaman dan aman serta adanya rasa ketenangan selama bergelut dengan buku-buku yang ber-themakan sastra, puisi, esai, budaya, bahkan sampai tuntunan agama Islam. Ustadz Arby berjuang dengan semangat tanpa pamrih guna mengembangkan seni sastra dan puisi lewat forum penggiat literasi Ladang Raso.
Berbagai metoda dilakukan oleh jebolan S2 Unand ini, hingga gagasannya tak luput dari perhatian pemerintah Kabupaten Pasaman, Propinsi Sumatera Barat. Pemkab Pasaman memberikan apresiasi yang cukup kepada Arby Tanjung dengan mendorongnya membuat ivent acara sastra dan budaya, berupa Forum Penggiat Literasi Puisi Pasaman di akhir tahun 2019 ini.
Kegiatan Forum Pegiat Literasi (FPL)di bumi pejuang bersejarah Tuanku Imam Bonjol ini akan mengusung tema, baca puisi bersama Penyair Asia Tenggara dan penyair lokal dari daerah atau provinsi se Indonesia, yang lolos kurasi puisi.
Menurut Arby, selaku Ketua Panitia FPL Pasaman, antusias masyarakat cukup tinggi. Puisi yang masuk ke FPL tidak kurang dari 400 penyair, yang mengirimkan puisi. Dan setelah melalui seleksi oleh tim seleksi, dinyatakan lolos seleksi sebanyak 147 penyair. Mereka inilah nantinya yang akan ikut baca puisi, dengan rencana lokasi di perbatasan Sumbar-Sumut atau di wilayah Kabupaten Pasaman.
#GP | Rils | FD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar