Warga Tanya, Kenapa Makam Tentara Pelajar Tidak Seperti Makam Pahlawan Lain - Go Parlement | Portal Berita

Breaking

HUT PPWI KE 17

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sijunjung Mengucapkan Selamat HUT ke 17 PPWI Puji Basuki, SP.MMA Nama lengkapnya Kadis Pendidikan Sijunjung

Warga Tanya, Kenapa Makam Tentara Pelajar Tidak Seperti Makam Pahlawan Lain

Rabu, November 20, 2019

Agam  (SUMBAR). GP- Makam tentara pelajar di Kapehpanji, Nagari Taluak IV Suku, Bunuhampu, Agam, Sumatera Barat (Sumbar) terlihat tidak terurus. Di area pemakaman itu tumbuh pepohonan liar dan hanya terpasang besi pamplet bertuliskan cagar budaya. 

Melihat kondisi makam tentara pelajar tersebut selain ditumbuhi pepohonan liar juga tanpa pagar, jauh berbeda jika dibanding makam-makam para pahlawan nasional atau pahlawan kemerdekaan lain yang bersih, rapi dan ada perawatan rutin.  Selain itu, setiap tahun pada 10 November seperti minggu lalu, diperingati hari pahlawan guna mengingatkan kepada penerus bangsa bagaimana jasa-jasa para pahlawan yang punya andil besar membentuk dan mempertahankan Indonesia.

"Bagaimana dengan tentara pelajar yang dimakamkan di Jorong Kapehpanji itu, apakah mereka bukan para pejuang nasional atau apakah mereka bukan para pahlawan yang gugur mempertahankan kemerdekaan negara yang kita nikmati saat ini. Jika benar mereka pahlawan tentunya makam pejuang itu ada renovasi atau perawatan layaknya makam para pahlawan lain," ucap seorang warga Kapehpanji A. Bakar kepada goparlement.com mempertanyakan, Rabu (20/11).

Kata dia, para tentara pelajar itu sebanyak empat orang. Mereka kala itu sedang bersembunyi disebuah pohon durian. Tapi, persembunyian mereka mempertahankan diri akhirnya diketahui musuh karena ada warga lain yang memberitahukan keberadaan mereka dibalik pohon durian tersebut.

"Persembunyian mereka diketahui musuh karena ada warga lain yang memberitahukan-nya. Saksi bisu pohon durian besar tempat mereka bersembunyi atau melindungi diri itu hingga kini masih ada. Sementara warga yang memberitahukan kepada musuh,  meninggalkan Kapehpanji dan tidak pernah pulang ke kampung lagi," ungkapnya.    

Untuk diketahui, empat orang tentara pelajar itu adalah Sofyan (21 th), Dasbi (20 th.), Hanafi  (21 th.) dan Sihid (26). Mereka berempat gugur di masa agresi militer Belanda ke II, 19 Desember 1948 itu adalah kesatuan militer dan para anggotanya para pelajar. Tentara pejuang itu gugur pada tanggal 12 Juni 1949 karena ikut mempertahankan kemerdekaan negara ini.

# GP | AN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IKLAN ADVERTNATIVE

Pages

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS