Tragedi Wamena, dr. H. Syafruddin A.R Lelosutan : Kami Kedepankan Alur dan Patut - Go Parlement | Portal Berita

Breaking

HUT PPWI KE 17

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sijunjung Mengucapkan Selamat HUT ke 17 PPWI Puji Basuki, SP.MMA Nama lengkapnya Kadis Pendidikan Sijunjung

Tragedi Wamena, dr. H. Syafruddin A.R Lelosutan : Kami Kedepankan Alur dan Patut

Sabtu, Oktober 05, 2019
Para sahabat dan Saudara-saudaraku se Tanah Air.

Assalaamu'alaikum Wabarakatu. 

1. Saya pribadi berpendapat bahwa kami para urang (orang) Minangkabau sebagai etnis yang memegang teguh Adat Bersendi Syara', Syara' Bersendi Kitabullah, sangat bersedih hati dan berduka mendapatkan kenyataan bahwa ternyata sebahagian warga bangsa Indonesia masih bertabi'at bar-bar dan telah tertimpa akibat kebiadaban mereka itu baru-baru ini di Wamena, Papua.

2. Kami bukan bangsa pendendam dan sudah meninggalkan adat darah babaleh darah, nyawo babaleh nyawo (Darah berbalas darah, nyawa berbalas nyawa). Kami lebih mengedepankan Alue jo Patuik (Alue=alur, yakni aturan/ undang-undang dan patuik=patut, yakni etika); dengan demikian maka kami lebih mengutamakan musyawarah dan mufakat seperti yg telah dibawakan para tetua kami urang Minangkabau yang telah sama-sama kita ketahui (para Pahlawan Nasional yang berasal dari Minangkabau) dan telah terpateri di dalam dasar NKRI, yakni PANCASILA (Sila ke-4). Sehingga, kami sangat tertib dalam memelihara serta menjaga nilai-nilai dan etika dalam menerima dan mentaati sistim demokrasi yang telah kita sepakati sebagai sistim yang mengayomi kita dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat didalam NKRI yang sama-sama kita cintai ini.

3. Namun sekarang kami mengakui bahwa ternyata NKRI TELAH GAGAL melindungi dan mengayomi seluruh lapisan rakyat NKRI; dan itu telah ditunjukkan oleh pemerintahan rezim sekarang ini dengan perlakuan aparatnya jumawa, pongah-arogan serta tidak tahu diri,  bahkan telah menempatkan diri sebagai alat kekuasaan yang sangat represif dengan sikap dan perilaku arogansi yang semena-mena terhadap rakyatnya sendiri yang telah menopang kehidupan mereka melalui pajak yang mereka kutip dari rakyat; termasuk juga perilaku dalam menempatkan peraturan dan perundang-undangan yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat terhadap keadilan dan kebenaran dalam kedaulatan rakyat. Hal lain adalah ketimpangan dan keberpihakan rezim kepada kelompok tertentu terhadap persoalan sosial di masyarakat, khususnya dalam hal ekonomi dan agama (Islam). Sungguh sangat menyakitkan perlakuan persekutif rezim terhadap alim ulama dan hampir semua masyarakat muslim di NKRI.

4. Perlakuan demikian mencapai puncak kebiadabannya dengan demonstrasi keberanian sikap serta perlakuan terhadap warga etnis Orang Padang Minangkabau dan Makassar Bugis di Wamena, Papua. Kenapa hanya Orang Padang dan Orang Bugis (OPOB) yang notabene adalah muslim taat dan tidak mengganggu masyarakat Orang Asli Papua (OAP) - yang mereka bunuh dengan cara-cara biadab demikian...? Kenapa Orang Non-OAP dari etnis dan agama lain tenang-tenang saja tanpa merasa terganggu sama sekali dan tidak juga disentuh oleh OAP ..? Begitu juga usaha pribadi dan perusahaan milik non-muslim tidak tersentuh kebiadaban itu...?  Ada apa dibalik semua ini....? 
Kalau saat ini tengah terjadi eksodus masyarakat Non-OAP dari Wamena Papua, ternyata fakta di lapangan hanya tertuju kepada masyarakat muslim; masyarakat non-muslim tenang-tenang saja...!!!

5. Oleh karena itu, para sahabat dan saudara-saudara  ku se-Tanah Air :

    -1. Kami tidak akan melakukan sweeping atau tindakan balas-dendam apapun untuk kejadian tragis ini, karena tidak akan menyelesaikan masalah. Biarlah Allah Swt yang akan menghukum mereka para bejad biadab bar-bar itu, termasuk para aktor rezim khianat yang mungkin saja telah men-setting pelemahan ekonomi syariah para warga NKRI yang muslim - yang ditunjukkan dengan gigih oleh para OPOB di tanah Papua - dengan cara-cara biadab. 

     -2. Dalam hal pembunuhan dan pengusiran dari tanah/ lahan usaha masyarakat muslim di Papua, dimana eksodus masyarakat muslim Non-OAP di Wamena Papua telah menjadi keniscayaan, merupakan bukti KEGAGALAN REZIM melindungi rakyatnya sendiri untuk berkehidupan yang layak karena mereka tidak berpihak kepada keadilan dan kedaulatan rakyat, melainkan karena ada kepentingan dan agenda lain yang menjadi prioritas mereka.

   -3. Harap diingat bahwa, laporan pertumbuhan ekonomi telah mengingatkan akan laju ekonomi di Papua yang sekarang sedang diusahakan menjadi dominan dalam kendali asing dan aseng serta etnis non-muslim untuk akhirnya agar Papua full 100 persen terkuasai secara ekonomi (perorangan dan perusahaan), penguasaan lahan dan kehidupan sosial-budaya serta politik. Banyak bukti-pernyataan resmi pejabat dan agenda khusus terkait ini.

   -4. Kami tetap mengedepankan hukum yang adil dan etika yang benar dalam mengayomi rakyat dari pemegang amanah rakyat NKRI yang legitimate dan syah.

6. Luka ini akan membekas dalam. Dan masyarakat urang Minangkabau bisa dan sanggup memaafkan namun tidak mungkin melupakan. Kepada rezim saat ini mungkin saja ada sebagian kecil urang Minangkabau yang masih mempercayainya,  namun saya yakin bahwa BAHAGIAN TERBESAR DARI KAMI TIDAK PERCAYA DAN TIDAK BISA BERHARAP KEPADA REZIM YANG MASIH BERKUASA SEKARANG INI...

7. Akhir Kalam. Harus ada solusi yang adil dan menjernihkan kedepan.  Laa ilaha illa anta wabihamdika innikuntu minadzhaalimiina.

Demikian dari saya,.
Wassalam,Warahmaturlahi wabarakatu 

[ Kol. Ckm (Purn.) dr. H. Syafruddin A.R Lelosutan, Sp.PD, KGEH, MARS, FINASIM]

# GP | ANDY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IKLAN ADVERTNATIVE

Pages

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS