Oleh: ABDURRAHMAN
GOPARLEMENT.COM- Penyair dan tokoh sufi terbesar dari Persia, Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri atau lebih dikenal Jalaluddin Rumi pernah berkata kepada murid-muridnya. Ia mengatakan, tahukah kalian kenapa Al Qur'an menyebut, "Sesungguhnya suara yang paling buruk adalah suara keledai" (QS 31/ Lukman : 19 ).
Rumi menceritakan, dahulu ketika semua makhluk diciptakan, mereka diberi kemampuan mengeluarkan suara. Ketika suara mereka keluar yang pertama kalinya, semua makhluk memuji dan mengagungkan Tuhan, kecuali keledai. Keledai hanya bersuara ketika lapar atau saat ingin memuaskan hawa nafsunya.
Banyak orang seperti keledai. Dunia boleh bergejolak, hutan terbakar, kemarau panjang dan banyak orang kelaparan, mereka diam. Masyarakat boleh resah, jutaan orang kehilangan pekerjaan karena krisis atau moneter, mekeka juga diam.
Suatu ketika, begitu dihadapkan pada persoalan gaji dan tunjangan mereka sendiri, mereka angkat bicara. Segera setelah tuntutan kenaikan gaji mereka dipenuhi, mereka sunyi kembali.
Ada juga orang yang bersuara keras, vokal dan kritis. Dimana-mana dia menjadi singa mimbar, bahkan ada juga dikenal sebagai pengikut garis keras. Tiba tiba suaranya hilang. Rupanya ia kini sudah menduduki jabatan yang basah di tengah-tengah orang yang dahulu dikecamnya. Rupanya lagi, suara kerasnya itu hanya suara keledai. Suara yang keluar disebabkan lapar.
# GP | AN
Rumi menceritakan, dahulu ketika semua makhluk diciptakan, mereka diberi kemampuan mengeluarkan suara. Ketika suara mereka keluar yang pertama kalinya, semua makhluk memuji dan mengagungkan Tuhan, kecuali keledai. Keledai hanya bersuara ketika lapar atau saat ingin memuaskan hawa nafsunya.
Banyak orang seperti keledai. Dunia boleh bergejolak, hutan terbakar, kemarau panjang dan banyak orang kelaparan, mereka diam. Masyarakat boleh resah, jutaan orang kehilangan pekerjaan karena krisis atau moneter, mekeka juga diam.
Suatu ketika, begitu dihadapkan pada persoalan gaji dan tunjangan mereka sendiri, mereka angkat bicara. Segera setelah tuntutan kenaikan gaji mereka dipenuhi, mereka sunyi kembali.
Ada juga orang yang bersuara keras, vokal dan kritis. Dimana-mana dia menjadi singa mimbar, bahkan ada juga dikenal sebagai pengikut garis keras. Tiba tiba suaranya hilang. Rupanya ia kini sudah menduduki jabatan yang basah di tengah-tengah orang yang dahulu dikecamnya. Rupanya lagi, suara kerasnya itu hanya suara keledai. Suara yang keluar disebabkan lapar.
# GP | AN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar