Padang Pariaman (SUMBAR).GP- Sesuai dengan perkembangan zaman, kini makin banyaknya perilaku menyimpang dan masalah yang dihadapi remaja pelajar. Untuk itu, jangan sampai remaja terjerumus dalam perilaku menyimpang tersebut. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Padang Pariaman diwakili Sekretaris Dinas Sosial P3A Amril Ali, Rabu 23 Oktober 2019 pada pembukaan sosialisasi pencegahan perilaku menyimpang yang diselenggarakan Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Saiyo Sakato Padang Pariaman, di kantor Camat Sungai Geringging, Kabupaten Padang Pariaman.
Hadir Kasi Identifikasi dan Penguatan Kapasitas Dinas Sosial P3 Dedy Andhika, Camat Sungai Geringging Kecil Ardinata. Sosialisasi dihadiri pelajar SMP, SMA, MTsN, guru, walinagari di Kecamatan Sungai Geringging.
Menurut Amril, maraknya perlakuan menyimpang saat ini terutama dikalangan remaja. Seperti anak berhadapan dengan hukum, korban narkoba dan tidak tertutup kemungkinan perilaku menyimpang remaja seperti anak berhadapan hukum, korban narkotika dan LGBT.
“LK3 sebagai lembaga konsultasi keluarga, dapat dijadikan sebagai tempat berkonsultasi bagi remaja yang tengah menghadapi masalah. Sehingga masalah remaja tersebut dapat dicarikan solusinya,” kata Amril.
Dikatakan, perilaku menyimpang seksual seperti kasus pencabulan dan perkosaan, cukup tinggi di Padang Pariaman. Bahkan ada anak umur 5 tahun yang sudah dinodai. Hal ini perlu kerjasama semua pihak untuk mencegah terjadinya perilaku menyimpang tersebut. Peran pihak nagari, kecamatan, ninik mamak, dan tokoh masyarakat sangat penting, kata Amril.
Sekretaris LK3 Padang Pariaman Armaidi Tanjung yang tampil sebagai pemateri mengatakan, sebagian kondisi remaja saat ini sangat memprihatinkan. Mereka terlibat tawuran di kalangan pelajar, pergaulan bebas, perkosaan, penyalahgunaan narkoba, menyontek, mabuk-mabukan, bolos dari sekolah, anak berhadapan dengan hukum, candu game dan ketergantungan android.
“Fungsi sosial yang utama remaja adalah belajar. Sehingga remaja harus menjauhi perilaku yang menjadi masalah sosial remaja tersebut. Remaja yang sedang belajar di tingkat SMP dan SMA/SMK merupakan tunas-tunas bangsa yang menjadi masa depan bangsa, negara dan agama. Remaja harus mempersiapkan diri menghadapi masa depan yang penuh dengan persaingan global. “Remaja rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial,” kata Armaidi.
Dikatakan Armaidi, solusi yang harus dilakukan remaja dalam menghadapi masalah sosial remata tersebut antara lain serius belajar, katakan tidak kalau diajak teman, jangan mencoba, walaupun sekalipun, fokus beraktifitas positif, jangan berlebihan dan perkuat iman, rajin beribadah.
Narasumber lain, Pekerja Sosial LK3 Padang Pariaman Fatma Yetti Kahar menyebutkan, banyaknya terjadi kasus pelecehan seksual dan pencabulan terhadap anak-anak yang dilakukan oleh orang-orang terdekatnya. Seperti ayah, ayah tiri, paman, pacar atau tetangga. Hal ini tidak saja memprihatinkan, tapi perlu kewaspadaan terhadap anak perempuan dari “ancaman” orang-orang terdekatnya.
“Kita tidak menuduh dan terlalu curiga, namun tetap waspada. Anak perempuan yang tinggal serumah dengan laki-laki, ketika tidur perlu memperhatikan agar tetap menjaga dirinya. Misalnya, kalau tidur jangan pakai rok saja. Tapi pakai celana lebih panjang sehingga sulit bagi seseorang bernia tidak baik pada dirinya,” kata Fatma yang akrab disapa Teta Sabar ini.
#GP | HP
Hadir Kasi Identifikasi dan Penguatan Kapasitas Dinas Sosial P3 Dedy Andhika, Camat Sungai Geringging Kecil Ardinata. Sosialisasi dihadiri pelajar SMP, SMA, MTsN, guru, walinagari di Kecamatan Sungai Geringging.
Menurut Amril, maraknya perlakuan menyimpang saat ini terutama dikalangan remaja. Seperti anak berhadapan dengan hukum, korban narkoba dan tidak tertutup kemungkinan perilaku menyimpang remaja seperti anak berhadapan hukum, korban narkotika dan LGBT.
“LK3 sebagai lembaga konsultasi keluarga, dapat dijadikan sebagai tempat berkonsultasi bagi remaja yang tengah menghadapi masalah. Sehingga masalah remaja tersebut dapat dicarikan solusinya,” kata Amril.
Dikatakan, perilaku menyimpang seksual seperti kasus pencabulan dan perkosaan, cukup tinggi di Padang Pariaman. Bahkan ada anak umur 5 tahun yang sudah dinodai. Hal ini perlu kerjasama semua pihak untuk mencegah terjadinya perilaku menyimpang tersebut. Peran pihak nagari, kecamatan, ninik mamak, dan tokoh masyarakat sangat penting, kata Amril.
Sekretaris LK3 Padang Pariaman Armaidi Tanjung yang tampil sebagai pemateri mengatakan, sebagian kondisi remaja saat ini sangat memprihatinkan. Mereka terlibat tawuran di kalangan pelajar, pergaulan bebas, perkosaan, penyalahgunaan narkoba, menyontek, mabuk-mabukan, bolos dari sekolah, anak berhadapan dengan hukum, candu game dan ketergantungan android.
“Fungsi sosial yang utama remaja adalah belajar. Sehingga remaja harus menjauhi perilaku yang menjadi masalah sosial remaja tersebut. Remaja yang sedang belajar di tingkat SMP dan SMA/SMK merupakan tunas-tunas bangsa yang menjadi masa depan bangsa, negara dan agama. Remaja harus mempersiapkan diri menghadapi masa depan yang penuh dengan persaingan global. “Remaja rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial,” kata Armaidi.
Dikatakan Armaidi, solusi yang harus dilakukan remaja dalam menghadapi masalah sosial remata tersebut antara lain serius belajar, katakan tidak kalau diajak teman, jangan mencoba, walaupun sekalipun, fokus beraktifitas positif, jangan berlebihan dan perkuat iman, rajin beribadah.
Narasumber lain, Pekerja Sosial LK3 Padang Pariaman Fatma Yetti Kahar menyebutkan, banyaknya terjadi kasus pelecehan seksual dan pencabulan terhadap anak-anak yang dilakukan oleh orang-orang terdekatnya. Seperti ayah, ayah tiri, paman, pacar atau tetangga. Hal ini tidak saja memprihatinkan, tapi perlu kewaspadaan terhadap anak perempuan dari “ancaman” orang-orang terdekatnya.
“Kita tidak menuduh dan terlalu curiga, namun tetap waspada. Anak perempuan yang tinggal serumah dengan laki-laki, ketika tidur perlu memperhatikan agar tetap menjaga dirinya. Misalnya, kalau tidur jangan pakai rok saja. Tapi pakai celana lebih panjang sehingga sulit bagi seseorang bernia tidak baik pada dirinya,” kata Fatma yang akrab disapa Teta Sabar ini.
#GP | HP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar