Bukittinggi(SUMBAR).GP- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, berikan petunjuk Bimbingan Teknis (Bimtek) tentang cara melaksanakan hitungan cepat saat terjadi bencana, seperti banjir, longsor, gempa bumi yang potensi tsunami maupun tidak kepada para jurnalis/wartawan, media cetak, dan elektronik, Rabu (30/10) di Grand Rocky Hotel Bukittinggi.
Kepala BPBD Sumbar, Herman Rahmat dalam sambutannya saat membuka Bimtek tentang cara melaksanakan hitungan cepat saat bencana terjadi, "Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna), informasinya sangat dibutuhkan oleh masyarakat banyak. Maka diharapkan sekali peran jurnalis selaku pemberi informasi mampuh memberikan edukasi dan informasi yang benar kepada publik, sehingga dapat mengurangkan kepanikan dan trauma masyaraka," kata Herman meawali Bimtek yang akan digelar selama empat hari sejak 30 Oktober sampai 2 November 2019.
Kata Herman, pelatihan mitigasi bencana ini sebelumnya telah dilaksanakan oleh BPBD Sumbar, mulai dari aparatur pemerintahan, pegiat bencana, masyarakat, termasuk untuk sekretaris Nagari.
"Ini adalah Bintek angkatan pertama untuk jurnalis/wartawan yang bertugas di seluruh Kabupetan/Kota di Sumbar. Karena keterbatasan anggran, maka Bintek Jitu Pasna angkatan pertama untuk jurnalis ini hanya mampuh menampung untuk 70 peserta," sebut Herman.
Menurut Herman, program kegiatan ini dilaksanakan BPBD Sumbar, bagaimana cara menenggulangi benca agar tidak terjadi banyak korban.
"Di Sumbar ini adalah gudangnya bencana, seperti banjir, longsor, terutama gempa bumi yang hampir dirasakan oleh masyarakat kita setiap bulan, meskipun gempa itu hanya, 4 SR, 4.5 SR, atau 5 SR tetapi apa bila informasinnya disampai oleh jurnalis simpang siur, maka ini akan membuat masyarakat semakin trauma. Belum lagi ada ancaman metras di Kepuluan Mentawai dengan potensi gempa megatrust 8,9 skala righter (SR). Untuk itu marila kita sama-sama berdo'a kepada Allah SWT, agar gempa itu tidak terjadi," kata Herman di Aaminn kan oleh peserata Bintek Jitu Pasna.
Selanjut Herman, menjelaskan, Saat ini BPBD Sumbar telah melakukan pengadaan 30 early warning system (EWS), yakni peralatan yang dapat menginformasikan bencana dengan cepat. Selain itu, BPBD Sumbar juga mendapat bantuan logistik kebencanaan dari Australia dan pembentukan pusat pengendalian operasi (puadalops) bencana.
“Semua itu tetap kita fokuskan untuk kesiapsiagaan bencana,” ujar Heman.
Sedangkan untuk rehab rekon, Herman menyebutkan, tentang anggran APBD Sumbar yang tidak mencukupi.
"Syukur, BNPB membantu dana rehab rekon dengan jumlah yang cukup besar lima daerah di sumbar, seperti Padang Pariaman, Tanahdatar, Kabupaten Solok, Sawahlunto dan Sijunjung," katanya.
Herman juga menjelaskan tentang bantuan BNPB untuk daerah itu bisa didapatkan, "Kita cepat tanggap terhadap bencana yang terjadi. Mulai dari laporan, cepat, akurat dapat dipercaya dan cepat pula ditindaklanjuti,” katanya.
Maka tujuan bimtek ini, lanjut Herman Rahmat, "Agar jurnalis nanti dapat memberikan gambaran terkait penghitungan cepat pasca bencana terjadi, yang nantinya juga dapat disampaikan pada anggota BPBD Kabupaten Kota dan Provinsi," sebut Herman Rahmat sekaligus membuka secara resmi Bintek Jitu Pasna untuk para jurnalis tersebut
#GP | CE.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar