Pemangku Adat Harus Mengedepan Kebersamaan Untuk Melestarikan Budaya Daerah - Go Parlement | Portal Berita

Breaking

HUT PPWI KE 17

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sijunjung Mengucapkan Selamat HUT ke 17 PPWI Puji Basuki, SP.MMA Nama lengkapnya Kadis Pendidikan Sijunjung

Pemangku Adat Harus Mengedepan Kebersamaan Untuk Melestarikan Budaya Daerah

Minggu, September 22, 2019
Sijunjung(SUMBAR).GP- Sekretaris LKAAM Kabupaten Sijunjung, Sumbar, Saldi Nafri,S.Ag.MA menghimbau, dalam upaya melestarikan adat dan budaya pemangku adat perlu merangkul semua unsur masyarakat  ,sehingga  nilai-nilai positif budaya akan dapat membentuk karakter generasi muda saat ini. 

Hal ini diutarakan Saldi Nafri Bagindo Kayo kepada goparlement.com di Muaro Sijunjung, Minggu (22/9).

Karena, "Saat ini telah banyak budaya luar yang mulai masuk kedaerah kita melalui teknologi IT, seperti telpon genggam, TV dan teknologi lainnya, yang akan membuat budaya daerah kita ini tidak dikenal oleh anak-anak muda jaman melenial," kata Saldi Nafri

Saldi juga mengatakan, "Sudah seharusnya pemangku adat selalu gigih dan melibatkan semua unsur masyarakat untuk menyatukan tekad, pasti adat san budaya akan utuh kembali," katanya. 

Ia mencontohkan seperti kegiatan,  "bakau adat" (berkaul adat) yang hingga kini masih dilakukan masyarakat di Kabupaten Sijunjung disaat turun ke sawah. Namun, jelasnya bukan setiap nagari yang nengadakan kegiatan tahunan itu, karena banyak yang tidak mengerti dan tidak memahami nilai-nilai yang terkandung dalam kegiatan bakau adat tersrebut. 

Menurut sekretaris LKAAM Sijunjung ini, acara tahunan " bakaua adat" itu sangat banyak nilai filosifinya, di ataranya menyatukan semua kalangan masyarakat,  merajut silaturrahmi, kesepakatan untuk turun ke sawah, memperkenalkan makanan tradisional. Disaat itu juga menanamkan sopan santun, raso jo pariso, sebab duduk sehamparan semuanya, dan juga makan baselo. 

Pada acara tahunan itu, sebut pengurus LKAAM Sijunjung ini menyebutkan,  tentnag kaum bundo kanduang yang membawah nasi badulang, di dalamnya lengkap nasi, sambal, lauk pauknya, air minum, dan penganan, terutama makanan tradisional, seperti lamang, godok, wajik, dan ketan sipuluik. Dan ditambah lagi dengan gulai kambing atau kerbau, bagi alek nagari yang punya kemampuan menyembeli ternak tersebut. 

Namun tidak kala pentingnya, nilai keagamaan yang terkandung dalam kegiatan itu,  bukti bersyukur pada Alla SWT atas segala nikmat yang telah diberikan Nya terhadap umut. 

Terutama Allah telah memberi rezeki diturunkan hujan saat turun ke sawah, hasil panen yang melimpah, diberi rezeki yang lainnya. 

Sambung Ninik Mamak yang juga seorang Buya ini patut di apresasi untuk tetap membumikan kembali budaya daerahnya, salah satunya kegiatan bakaua, adalah contoh salah satu adat yang sampai saat ini masi bertahan di Sijunjung.

"Berbanggalah kita dengan budaya sendiri, walaupun zaman semakin maju, modern atau disebut era teknologi dan informatika," katanya. 

Disebutkannya, selain itu budaya daerah yang masih dilakukan masyarakat Sijunjung adalah manapati hari atau mangaji-ngaji disaat ada keluarga yang meninggal dunia. Akan tetapi budaya yang mulai hilang ditelan waktu, katanya basanji, doa talak bala. 

Begitulah kondisi kini, sehingga diminta pemangku adat untuk bangkit dan melestarikan kembali budaya kita, dengan jalan saiyo satido, barek samo dipikuo, ringan samo dijinjiang, ka ilie sarangkuoh dayuang, ka mudiek saantak gala. Saciok bak ayam, sadanciang bak basi, tatilungkuik samo makan tanah, tatilantang samo minum ambun. 

#GP | CAN | JML

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IKLAN ADVERTNATIVE

Pages

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS