Agam(SUMBAR).GP- Dalam minggu ini mahasiswa menggelar aksi menuntut pembatalan RUU KPK dan KUHP. Berakhir aksi mahasiswa hampir di seluruh nusantara, kemudian berlanjut dengan Massa Aksi Mujahid 212 yang sebelumnya aksi tersebut dinamakan Parade Tauhid. Massa Aksi Mujahid 212, terfokus di ibu kota negara, Jakarta.
Dibalik semua aksi menuntut ketidakpuasan atas kebijakan pemerintah itu disuatu sisi, kehidupan masyarakat di Provinsi Papua sana, juga terjadi kerusuhan. Kerusuhan tersebut hingga menimbulkan puluhan korban jiwa. Diperoleh kabar bahwa warga yang menjadi korban itu berasal dari Provinsi Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan.
Di Nagari Kubang Putiah, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, Sumatera Barat salah satu warganya yakni Nandra, mengaku kehilangan kontak dengan saudaranya yang merantau ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua.
"Pasca kejadian tanggal 24 September 2019 lalu hingga kini, tepatnya seminggu ini, kami tidak dapat lagi menghubungi saudara kami di sana. Dia adalah adik saya bernama Indra," ujar Nandra di rumahnya di Kubang Putiah kepada goparlement.com, Sabtu (28/9).
Wanita paruh baya itu mengungkapkan, sebelum kejadian di Wamena, Indra pernah menelepon keluarganya yang berada di Pekanbaru, Riau. Artinya, kata Nandra, terhadap Indra tidak terjadi sesuatu masalah, buktinya dengan keluarga di Pekanbaru Indra masih berkomunikasi.
"Saat ini, saya sudah coba telepon berkali-kali ke nomor handphone Indra tetapi di luar jangkauan, padahal sebelumnya Indra masih kontak dengan keluarga di Pekanbaru. Tidak dapat lagi Indra dihubungi, kemudian saya mencoba telepon si Jon. Jon itu juga warga Kubang Putiah dan berangkat ke Wamena setelah lebaran Idul Adha lalu. Jon ke Papua mendapati Indra," katanya.
Nandra yang didampingi anak lelakinya Fiki saat menghubungi Jon, didapat informasi bahwa Jon saat ini telah berada di tempat pengungsian sementara yakni di kantor Polres Wawena, Jayawijaya. Namun saat ditanya keberadaan Indra dimana, Jon tidak mengetahui lagi.
"Jon mengatakan terakhir bertemu Indra di Wamena sebelum kejadian tanggal 23 September 2019. Ketika itu, Indra membeli beras untuk dibawa ke Elilim, Kabupaten Yalimo," ungkap Nandra usai menelepon Jon.
Ia berharap Indra dalam keadaan sehat walafiat dan dapat dihubungi kembali. Kepada pemerintah pusat maupun daerah Nandra juga minta bantuan bagaimana atau dimana keberadaan adiknya.
"Kami sekeluarga di sini ingin tau keberadaan Indra. Sebagai warga biasa, saya mohon bantuan kepada pemerintah pusat maupun daerah untuk mengetahui keberadaan Indra. Seandainya Indra masih ada di Wamena atau di Elilim hendaknya lebih baik ke kampung dulu, hingga situasi di Papua aman kembali," ujar Nandra.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi Sumbar membenarkan 9 orang korban tewas akibat kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua. 9 korban tersebut berasal dari Pesisir Selatan.
"Benar ada 9 orang korban tewas, semuanya berasal dari Sumbar. Atas nama Pemprov Sumbar kami mengucapkan belasungkawa yang mendalam," kata Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit, di Padang seperti dikutip dari Kompas.com.
"Benar ada 9 orang korban tewas, semuanya berasal dari Sumbar. Atas nama Pemprov Sumbar kami mengucapkan belasungkawa yang mendalam," kata Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit, di Padang seperti dikutip dari Kompas.com.
# GP | AN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar