MEXICO CITY.GP-Sebuah sekolah di Mexico City sudah 60 tahun berdiri didedikasikan untuk kaum miskin. Sekolah tersebut ternyata dibangun tahun 1959, tepat saat Presiden pertama Indonesia Soekarno berkunjung ke Meksiko. Soekarno yang meresmikan sekolah tersebut. Dan pemimpin kedua negara ketika itu berkomitmen memberdayakan kaum miskin untuk mendapatkan akses pendidikan. Wakil Ketua DPR RI Utut Adianto pun menyempatkan diri mengunjungi sekolah bersejarah itu.
Sekolah itu disebut Utut sebagai “Sekolah Indonesia” di Meksiko. Dalam bahasa latin, sekolah itu dinamakan Escuela de la Republica Indonesia. Sekolah ini bisa dikatakan sebagai monumen sejarah kedua bangsa. Kepala Sekolah Indonesia di Mexico Laura Sochitl Sanchez Gomez menyambut hangat kedatangan Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) dan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) tersebut, Senin (27/5/2019).
Jumlah muridnya 165 anak dari kelas I sampai dengan kelas VI. “Sekolah dasar ini sudah berumur 60 tahun. Kami selalu bangga bisa dikunjungi oleh Delegasi Indonesia dan selalu diundang oleh Kedutaan Indonesia di Meksiko. Sekolah ini adalah bentuk kerja sama Indonesia-Meksiko dan bantuan dari pemerintah kepada masyarakat kelas bawah, agar dapat bersekolah. Jadi, seluruh dana dan anggaran sekolah didapat dari pemerintah,” jelas Laura.
Ruang kelas yang dikunjungi Utut begitu sederhana. Di dindingnya terpampang bendera Merah Putih dan bendera Meksiko. Di pintu masuk tertempel lukisan burung garuda karya salah satu murid. Arti penting persahabatan dua negara bisa dikembangkan lebih jauh dengan memahami tujuan pendidikan itu sendiri. Utut sendiri sempat menawarkan bantuan beasiswa bagi murid lulusan sekolah Indonesia ini.
“Kami membuka jalan apabila ada anak-anak yang lulus dari sekolah Indonesia di meksiko yang memliki minat khusus terhadap Indonesia. Kita akan bantu dengan beasiswa sekolah di Indonesia,” kata Utut kepada Laura. Menurut Anggota F-PDI Perjungan itu, pendidikan di Meksiko lebih memperkuat karakter. Setelah terdidik dengan karakter, maka lulusan siap untuk bekerja. Ini yang harus diterapkan pula di Indonesia. “Kita bisa belajar dari semua negara yang sifatnya positif,” lanjut Utut.
Sementara itu Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris yang ikut mendampingi Utut juga menyampaikan, tidak sekadar memiliki Sekolah Indonesia di Meksiko, kedua negara juga harus memiliki hubungan people to people contact yang bisa mempererat hubungan kedua negara. Keberadaan Sekolah Indonesia di Meksiko ini, memang, sangat sederhana dibanding bangunan disekitarnya. Para Anggota DPR RI lainnya kemudian secara spontan memberi donasi yang diterima oleh Laura dengan penuh haru.
Meksiko dan Indonesia hampir sama. Selain jumlah penduduknya yang tinggi, keduanya juga kerap dilanda bencana alam. Seperti Indonesia, Meksiko memiliki keinginan yang sama, yaitu menjadi negara kuat dan maju. Acara kunjungan diakhiri dengan meninjau langsung ke setiap ruang kelas. Para murid menyambut antusias dengan memegang bendera merah putih yang dikibar-kibarkan sambil menyanyikan lagu tentang Indonesia.
#GP | Dz | Sf
Sekolah itu disebut Utut sebagai “Sekolah Indonesia” di Meksiko. Dalam bahasa latin, sekolah itu dinamakan Escuela de la Republica Indonesia. Sekolah ini bisa dikatakan sebagai monumen sejarah kedua bangsa. Kepala Sekolah Indonesia di Mexico Laura Sochitl Sanchez Gomez menyambut hangat kedatangan Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) dan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) tersebut, Senin (27/5/2019).
Jumlah muridnya 165 anak dari kelas I sampai dengan kelas VI. “Sekolah dasar ini sudah berumur 60 tahun. Kami selalu bangga bisa dikunjungi oleh Delegasi Indonesia dan selalu diundang oleh Kedutaan Indonesia di Meksiko. Sekolah ini adalah bentuk kerja sama Indonesia-Meksiko dan bantuan dari pemerintah kepada masyarakat kelas bawah, agar dapat bersekolah. Jadi, seluruh dana dan anggaran sekolah didapat dari pemerintah,” jelas Laura.
Ruang kelas yang dikunjungi Utut begitu sederhana. Di dindingnya terpampang bendera Merah Putih dan bendera Meksiko. Di pintu masuk tertempel lukisan burung garuda karya salah satu murid. Arti penting persahabatan dua negara bisa dikembangkan lebih jauh dengan memahami tujuan pendidikan itu sendiri. Utut sendiri sempat menawarkan bantuan beasiswa bagi murid lulusan sekolah Indonesia ini.
“Kami membuka jalan apabila ada anak-anak yang lulus dari sekolah Indonesia di meksiko yang memliki minat khusus terhadap Indonesia. Kita akan bantu dengan beasiswa sekolah di Indonesia,” kata Utut kepada Laura. Menurut Anggota F-PDI Perjungan itu, pendidikan di Meksiko lebih memperkuat karakter. Setelah terdidik dengan karakter, maka lulusan siap untuk bekerja. Ini yang harus diterapkan pula di Indonesia. “Kita bisa belajar dari semua negara yang sifatnya positif,” lanjut Utut.
Sementara itu Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris yang ikut mendampingi Utut juga menyampaikan, tidak sekadar memiliki Sekolah Indonesia di Meksiko, kedua negara juga harus memiliki hubungan people to people contact yang bisa mempererat hubungan kedua negara. Keberadaan Sekolah Indonesia di Meksiko ini, memang, sangat sederhana dibanding bangunan disekitarnya. Para Anggota DPR RI lainnya kemudian secara spontan memberi donasi yang diterima oleh Laura dengan penuh haru.
Meksiko dan Indonesia hampir sama. Selain jumlah penduduknya yang tinggi, keduanya juga kerap dilanda bencana alam. Seperti Indonesia, Meksiko memiliki keinginan yang sama, yaitu menjadi negara kuat dan maju. Acara kunjungan diakhiri dengan meninjau langsung ke setiap ruang kelas. Para murid menyambut antusias dengan memegang bendera merah putih yang dikibar-kibarkan sambil menyanyikan lagu tentang Indonesia.
#GP | Dz | Sf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar