Di Usia Senja, Semangat Nursal Tak Pernah Padam - Go Parlement | Portal Berita

Breaking

HUT PPWI KE 17

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sijunjung Mengucapkan Selamat HUT ke 17 PPWI Puji Basuki, SP.MMA Nama lengkapnya Kadis Pendidikan Sijunjung

Di Usia Senja, Semangat Nursal Tak Pernah Padam

Minggu, Juni 30, 2019

Liputan Diskominfo Padang Panjang: Rifki Mahendra
Padang Panjang(SUMBAR).GP- Ketika fajar muncul di ufuk timur menggantikan rembulan yang mulai redup, yg terdengar hanya kokokan ayam bersautan.

Jarum pendek menunjuk angka tujuh pada pagi hari, waktu Nursal (72) mulai beranjak menuju lapak tempatnya mangais pundi - pundi rupiah.

Bertempat di Jln. Adam BB Balai - Balai Kota Padang Panjang itulah Pria paruh baya mengais nafkah sepanjang hari untuk kehidupan keluarga.

Pagi itu, di depan sebuah warung makan terdapat sebuah gubuk berukuran 3×5 meter. Orang sibuk keluar masuk untuk mengisi perut pada sebuah warung makan Ampera Nanda, namun Nursal atau yang kerab di panggil Datuak malah sibuk menyelesaikan tugas pokoknya sebagi tukang sol sepatu.

Tumpukan sepatu dan sandal di samping Nursal masih memperlihatkan kerja keras yang belum membuahkan hasil. Tangan terampil Nursal pun terlihat sedikit bergetar ketika memasukan benang-benang sol ke sepatu hitam pekat yang sedari tadi dia genggam.

“Ya, saya tidak pandang kerja seperti apa. Tapi saya mau menjadikan ini menjadi arti dalam hidup saya,” katanya.

Keterbatasan ekonomi kala itu membuat Nusral memutuskan untuk berhenti melanjutkan pendidikannya di Sekolah Teknik Padang Panjang dan Memulai profesi sebagai tukang sol sepatu pada tahun 1962. semenjak Nusral putus sekolah Pria paruh baya ini sudah 52 tahun lebih menjalani profesi sebagai tukang sol sepatu.

Nursal memiliki seorang istri yang bernama Ratnawita (65). Ia dan istrinya dikarunia 3 orang anak.

Ia mengaku sudah membiayai anak - anaknya hingga tamat sekolah menengah atas dari hasil kerjanya. 2 orang anaknya berhasil ia biayai hingga tamat di perguruan tinggi.

“Anak saya minta kuliah tapi saya lagi usahakan uang. Saya dan istri saya sedang siap kuliahkan anak kami,” katanya sambil tersenyum.

Pria yang yang hanya menimba ilmu di Sekolah Teknik ini mengaku penghasilan setiap hari bervariasi. Mulai dari Rp10.000 hingga Rp 50.000. Itupun tergantung dari pesanan.

Semangatnya untuk mengais pundi - pundi rupiah terus menggebu. Sebab, tekanan ekonomi keluarga menumpuk di pundak Nursal

“Saya tidak pusing ada pesan atau tidak. Intinya saya tetap menanti disini,” katanya singkat sambil menusuk jarum ke sepatu diatas kain kusam itu.

Baju batik dipadu celana cokelat kehitaman yang dipakai Nursal menjadi andalan setiap hari. Beralas sendal jepit hitam pelindung kakinya saat melakukan aktifatas yang ia geluti sehari hari.

Dibawah gubuk kecil, semua jenis sepatu dan sandal ia perbaiki. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Dari para tengkulak hingga pejabat berjas hitam.

“Semua pesanan dititip ke saya anak-anak sampai dewasa. Ada pejabat juga bawa ke saya. Ya, harganya juga bervariasi,”pungkas Nusral mengisah.

Nursal tidak terlalu memisah-misahkan harga untuk pelanggan sekalipun pejabat. Ia cuma mematok harga sesuai dengan patokan harga yang ia tetapkan.

Hanya beberapa pemuda pun berdatangan sembari mengiburnya pagi itu. Tapi senyum lebar Nursal setiap kali berbincang dengan siapa saja tak melihatkan seseorang yang tengah pusing mencari keping.

#GP | ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HASIL PEMILU

Pages

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS