Agam(SUMBAR).GP- Harga sayur mayur di pasaran semakin melonjak naik. Bahkan sayur jepan atau labu siam misalnya, yang harganya jarang sekali naik, kini melonjak seratus persen.
"Jarang sekali harga jepan tersebut naik, tetap berkisar diharga Rp1.500/ kg. Tapi, jelang Ramadhan tahun ini melonjak hingga Rp3.000/ kg," ungkap Eri, salah seorang pedagang sayur mayur antar provinsi di pasar Padang Luar, Banuhampu, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, kepada GP Sabtu (4/5).
Ia mengatakan, selain jenis sayur jepan tersebut di atas, harga sayur mayur lainnya seperti sayur bola, sayur pahit, sayur manis, bunga kol, daun sup (salederi) cabe merah keriting dan sayur lainnya juga turut melonjak naik.
"Sayur bola biasanya hanya berkisar seharga Rp50.000 dan Rp70.000/ kg kini mencapai harga Rp100.000 hingga Rp130.000/ kg," ujarnya.
Sementara harga sayur pahit, lanjut Eri, sebelumnya seharga Rp1.500 dan Rp3.000/ kg saat ini mencapai Rp6.000/ kg.
"Begitu juga sayur manis, sebelumnya seharga Rp3.000 hingga Rp5.000/ kg, kini berkisar seharga Rp11.000/ kg," jelasnya.
Lebih lanjut Eri menerangkan, untuk jenis sayur mayur daun sup atau salederi, harga per kg nya, juga jauh melonjak tajam dua kali lipat.
"Hari-hari sebelumnya hanya berkisar seharga Rp12.000 dan Rp15.000/ kg, jelang memasuki puasa yang tinggal dua hari lagi mencapai harga Rp25.000/ kg," terangnya.
Terpisah, salah seorang petani sayur mayur diseputaran pasar Padang Luar, Ngah Lim, sangat setuju harga sayur mayur lebih mahal dari hari-hari biasa.
"Saya setuju harga sayur mayur naik dari harga biasanya sebab sangat membantu mencukupi kebutuhan para petani. Apalagi memasuki bulan puasa ini, hasil jual lebih, dapat dimanfaatkan untuk keperluan berdoa, kebutuhan lebaran dan kebutuhan lainnya buat keluarga petani," sebut Ngah Lim.
"Kalau bisa, bukan saja saat memasuki bulan suci Ramadhan atau lebaran Idul Fitri. Seterusnya harga sayur mayur tersebut tetap terjual dengan harga tinggi," sambungnya.
#GP | ANDY
#GP | ANDY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar