Dr. Mahyudin, ST (Foto: Dok Domi Lewuk) |
JAKARTA.GP- Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Dr. Mahyudin, ST, MM menegaskan, pelaksanaan Pemilu serentak 2019 rabu (17/4/2019) berjalan sangat baik, lancar. Pelaksanaan pemilu kali ini tanpa ada konflik, maka itu harus disyukuri oleh seluruh rakyat Indonesia. Meskipun pasca penyelenggaraan ada masalah-masalah yang timbul harus diselesaikan sesuai mekanisme dan prosedur yang berlaku sesuai undang-undang.
“Pemilu sudah baik, kita jangan membongkar yang sudah baik yang sudah kita jalankan, permasalahan yang timbul cari solusi yang terbaik jangan gegabah dan buru-buru.
Cari akar permalasahannya jangan ‘grasa-grusu’ harus betul-betul semua pihak memikirkan baik-baik,” kata Mahyudin, di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara V, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Menurut politikus Partai Golkar itu, hal yang menyangkut sistem pelaksanaan pemilu, memang perlu diapresiasi dan dievaluasi.
"Jadi, yang perlu diapresiasi adalah, pelaksanaan pemilu serentak selama 1 hari sangat efisien, tidak membuat masyarakat pemilih bosan dan partsipasi masyarakat sangat luarbiasa baik berpartispasi sebagai pemilih dan berpartispasi sebagai pertugas penyelenggara di TPS-TPS," kata dia.
Lanjutnya, sedangkan yang menjadi evaluasi adalah, di saat ini dan tahun-tahun mendatang perkembangan teknologi sangat luar biasa pesat. Untuk itu penggunaan teknologi digital pada saat pemilihan perlu menjadi catatan penting. Pemanfaatan teknologi modern tersebut akan semakin mempermudah pelaksanaan pemilu sampai kepada penghitungan dengan sangat cepat tidak sampai memakan wkatu lama.
“Satu hal yang menjadi catatan, evaluasi dan kajian adalah begitu banyaknya korban meninggal dunia dan sakit dari para petugas pelaksana di TPS-TPS karena sangat lelah dalam bertugas itu kejadian yang sangat membuat miris dan kita sesalkan. Karena ribetnya pemilu kita, itu mengakibatkan kerja-kerja dari KPPS-KPPS luarbiasa berat. Hal tersebut menjadi catatan sangat penting KPU bagaimana mengolah satu sistem pelaksanaan pemilu yang efisien, mudah dan cepat tapi tetap mengusung prinsip jurdil.” imbuhnya.
"Pemilu ke depan, juga harus menjadi pemilu yang murah. Dibuat sistem agar tidak ada lagi politik berbiaya tinggi. Sistem politik saat ini memaksa para parpol serta para caleg mengeluarkan biaya yang sangat mahal. Biaya politik yang sangat mahal tersebut menimbulkan berbagai kerawanan dan masalah mulai dari rawan kecurangan, politik uang, sampai konflik dengan masyarakat,"kata Mahyudin.
“Biaya politik yang sangat mahal bisa mengarah kepada kejahatan korupsi untuk mengemablikan biaya-biaya mahal yang sudah dikeluarkan saat kampanye,” ujarnya.
#GP | MD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar