Oleh: Budhi Hermawan |
Rasa cinta tanah air yang telah tergerus dan memudar, kini seakan bangkit, menggetarkan sanubari rakyat Indonesia. Orang-orang pada tersentak, betapa berharganya bangsa ini, dan betapa pentingnya harga diri bangsa.
Semangat joeang ingin mempertahankan kedaulatan negara, seketika muncul bergelora, manakala timbul perasaan khawatir dan takut, kalau-kalau bangsa asing akan merampas kedaulatan bangsa kita.
Di era bapak, penghargaan saya terhadap ulama, menjadi lebih tinggi. Saya menjadi lebih yakin, bahwa, hanya agamalah benteng terkokoh dalam menegakan amar ma'ruf nahi mungkar, atas situasi terburuk yang kita alami di dunia ini.
Kepada bapak saya ucapkan terimakasih tak terhingga, karena telah membuat saya semakin cinta dan peduli pada agama saya, sekaligus membuat saya semakin taat menjalankan ibadah, sesuai syariat Islam yang benar-benar Islam.
Bapak juga berhasil memaksa saya dan orang lain di negara ini, untuk wajib cerdas. Sebab, di masa bapak lah, orang-orang harus memeras otak agar mampu bertahan, ditengah himpitan biaya hidup yang kian besar, ditambah semakin sempitnya peluang usaha dan lahan pekerjaan di negeri yang kaya raya ini.
Luarbiasanya pula, kepemimpinan bapak telah menyadarkan banyak orang, bahwa serapi dan secanggih apapun konspirasi yang dikemas, bahkan dengan power dan kekuasaan sekalipun, ternyata tidak sanggup mengalahkan ketentuan dari Sang Pencipta, Allah SWT.
Dari sini, kita pun tersadar, bahwa bangsa ini sudah teramat membutuhkan figur sesorang pemimpin yang pantas dijadikan panutan, lantaran sikap, perbuatan dan perkataannya, dapat diteladani banyak orang.
Memang rasanya mustahil, bakal menemukan sosok yang sempurna akhlak, otak, physik dan budi pekertinya, sesempurna Rasulullah Nabi Muhammad SAW.
Namun setidaknya, kita berharap akan lahir figur tauladan abad milenial yang punya integritas dan komitmen untuk ber-fastabiqqul khairat, mengarahkan bangsa ini kearah kebaikan, meminimalisir kemunculan aparat pecundang dan koruptif, serta bermental penjilat kelas tinggi.
Dan, satu hal yang benar-benar membuat saya terkesan, adalah kederhanaan sikap seorang pemimpin, yang telah bapak tunjukan melalui foto dan video yang telah banyak diekspose di media elektronik serta medsos.
Walau bapak seorang presiden, orang nomor satu di pemerintahan dan panglima tertinggi angkatan bersenjata republik ini, namun bapak tetap sederhana, serta jauh dari kesan sombong. Saya yakin, hal ini telah "menampar" muka para pejabat "nanggung," yang tidak tinggi² amat, tapi angkuhnya begitu maksimal.
Satu nilai penting lainnya dari kepemimpinan bapak, adalah sebuah falsafah hidup, yakni ; "Sandanglah apa yang mampu kita Pikul, dan jangan bawa sesuatu yang melebihi Kemampuan kita. Sebab, sesuatu yang bukan kapasitasnya, niscaya akan membuat orang itu terlihat konyol dan bego saat menjalankannya."
Untuk itu, melalui wall fb ini saya berharap kepada semua orang, berhentilah mencaci dan menghina beliau, meski Dia tidak membalas- nya.
Karena asumsi saya, beliau hanya terkondisi menjadi Personal Branding, atas keresahan dan ketidak nyamanan yang terjadi, akibat prilaku buruk 'monster monster' rakus, yang menggiring dan menggembalai kekuasaannya.
#GP | RED
Tidak ada komentar:
Posting Komentar