Padang Panjang(SUMBAR).GP- Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang Prof Novesar Jamarun, mengharapkan lulusan perguruan tinggi seni itu, agar pasif berbahasa Inggris. Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi menghadapi industri 4.0.
“Sekarang, yang dibutuhkan bukan hanya mengerti Bahasa Inggris. Tapi, juga harus pasif dalam berbahasa Inggris, sangat rugi rasanya jika kita tidak pasif berbahasa Inggris,” kata Novesar Jamarun usai prosesi wisuda 83 lulusan ISI Padang Panjang angkatan II Tahun 2018/2019 di Gedung Hoeridjah Adam, Senin (25/3).
Disampaikannya, sebagai lembaga pendidikan tinggi Seni, setiap tahunnya ISI Padang Panjang menghasilkan puluhan hingga ratusan intelektual seni dari berbagai disiplin ilmu, termasuk juga master pengkajian seni. Tapi, tanpa adanya motivasi dan kreatifitas, mustahil akan mampu bersaing dengan berbagai lulusan perguruan tinggi lainnya.
“Dalam perkembangan ilmu pengetahuan saat ini mahasiswa dituntut lebih kreatif, perbaiki komunikasi, tingkatkan kejujuran, kerjasama, Interpersonal dan etika.
Selain daripada itu, harus melihat juga revolusi industri, dimana pekerjaan manusia digantikan oleh mesin industri,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Novesar Jamarun juga menyampaikan, proses penerimaan mahasiswa baru ISI Padang Panjang juga sudah melalui sistem seleksi nasional. Sehingga, semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan tinggi seni tertua di luar Pulau Jawa itu.
“Saat ini, penerimaan mahasiswa baru sudah melalui SNMPTN, SBPTN dan jalur mandiri dengan sistem online yang dilaksanakan di ISI Padang Panjang. Tidak bergabung lagi seperti ujian seleksi perguruan tinggi tahun-tahun sebelumnya,” pungkas Novesar.
Pada kesempatan itu, juga dilakukan penyerahan penghargaan kepada 9 lulusan terbaik dari masing-masing jurusan dan penyerahan alumni kepada Ketua Alumni ISI Padang Panjang Zulkifli, S.Kar, M.hum.
#GP | C | NED | RED.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar