Ada KK Miskin Di Padang Panjang Yang Terlupakan, Tokoh Masyarakat Minta Pemerintah Tinjau Ulang - Go Parlement | Portal Berita

Breaking

HUT PPWI KE 17

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sijunjung Mengucapkan Selamat HUT ke 17 PPWI Puji Basuki, SP.MMA Nama lengkapnya Kadis Pendidikan Sijunjung

Ada KK Miskin Di Padang Panjang Yang Terlupakan, Tokoh Masyarakat Minta Pemerintah Tinjau Ulang

Kamis, Maret 07, 2019


Padang Panjang(SUMBAR).GP- Wanita parobaya Ardis Nofrianti (45), Jln. Rasuna Said Nomor: 29 RT/23 Kelurahan Kampung Manggis Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang merasa kecewa kepada pemerintah.

Hal ini diungkapkannya saat di temui goparlement.com di warung samping kediamannya, Kamis,(07-03-2019).

Pasalnya wanita parohbaya ini memiliki tanggunganjawab berat sebagai tulang punggung keluarga yang harus berusha dan banting tulang untuk menutupi kebutuhan hidup keluarganya. Karena yang bersangkutan tidak mendaptakan bantuan sebagai layaknya keluarga kurang mampu lainnya.

“Saat ini saya hanya mengharapkan panggilan dari orang untuk bekerja, ntah itu membersihkan perkarangan, mengangkat batu bangunan atau pekerjaan lainnya, guna untuk memenuhi biaya sehari hari keluarga," katanya didampingi oleh anggota DPRD Padang Panjang Yudha Prasetia.

Ketika ditanyakan, berapa penghasilan sehari jika ada panggilan kerja, wanita tersebut menjelaskan, "Gaji sehari indak lo manantu do kadang Rp.50.000 kadang Rp.75.000 tergantung dari karajo yang di agiah (Gaji sehari tidak menentu kadang Rp.50.000 kadang Rp.75.000 tergantung dari kerja yang di berikan)" sebutnya. Dan Sebulan itu paling banyak panggilan hanya 15 kali.

Padahal anaknya Taufik Hidayat, Pelajar SMP N 4 Padang Panjang yang tidak mendaptakan beasiswa atau Kartu Indonesia Pintar (KIP) membutuhkan biaya untuk pergi ke sekolah perharinya Rp. 15.000 dan biaya anaknya Afif Fadhil Maulana (beli susunya perbulan Rp 100.000).

"Ini belum termasuk biaya kebutuhan sehari hari seperti biaya listrik, air dan lain lain sedangkan dalam sebulan itu panggilan kerja paling banyak 15 kali dan upah yang saya dapat lebih kurang Rp 900.000, " keluhnya.

Sementara tambahan penghasilan yang di harapkan dari suami yang bekerja tidak tetap di Dumai, kadang dalam 1 bulan itu tidak ada mengirim belanja. "Paling banyak suami ngrim dalalam sebulan Rp.500.000, bahkan sering tidak mengirim, jadi kalau suami tidak ada mengirim saya harus cuku-cukupi penghasilan yang saya peroleh dalam sebulan itu, bahkan sampai saya berhutang untuk menutupi kebutuhan hidup dan kelangsungan pendidikan anak saya," katanya.

Tambahnya, iya juga mengeluhkan tidak mendapat kartu PKH dan tidak pernah mendapatkan bantuan dari pihak sekolah begitu juga dengan bantuan beras raskin dari pemerintah.

Aktivitas ini sudah di geluti oleh Ardis Nofrianti lebih 3 tahun lebih, bahkan wanita paruh baya ini juga sudah pernah melamar pekerjaan sebagai pekerja taman (THL) kepada mandor yang akrab disapa Is namun di tolak lantaran umur yang bersangkutan sudah melebihi batas.

"Saya melihat banyak kaum ibu-ibu yang bekerja sebagai THL kebersihan khususnya di taman kota, yang usianya sebaya dengan saya tetapi kenapa waktu saya melamar kerja di tolak, padahal saya  membutuhkan biaya kelansungan hidup dan pendidikan anak saya," tutupnya.

Terpisah, salah seorang tokoh masyarakat setempat Ir. Ridawan pada goparlement.com menyebutkan, "Saya mohon kepada pemerintah untuk meninjau ulang kembali terkait kata gori penerima bantuan untuk KK miskin, muda - mudahan Ardis Nofrianti yang membutuhkan pekerjaan dan perhatian pemerintah ini, mendapatkan perhatian khusus layaknya seperti KK miskin lainnya. Nah ini mohon ditinjau kembali," ungkapnya.


#GP|RIFKI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HASIL PEMILU

Pages

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS