Limapuluh Kota(SUMBAR).GP- Dalam rangka bersyukur dan berterimaksaih dalam berkah, keluarga besar Rumah Dinas Wakil Bupati Limapuluh Kota mengadakan dialog dan diskusi dengan tema "Pegawai Yang Prifesional dan Berintegritas", termasuk didalamnya mendiskusikan program rekrutmen Pegawai Pemerintah Perjanjian Kerja (PPPK ) yang saat ini isunya sedang hangat menjadi pembincangan dikalangan pegawai honorer yang diperkirakan jumlahnya mencapai 8.125 orang di lingkungan Pemerintah kabupaten Limapuluh Kota.
Kegiatan yang diselenggarakan di Auditorium Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh ini, mengundang sejumlah nara sumber dan pembicara yang berkompeten, yakni Aidu Tauhid, SE, M . Si ( Direktur Pengadaan dan Pengangkatan PNS pada Badan Kepegawaian Negara). Kemudian Teguh Triyanto, M . B .A (Konsultan Kepemimpinan /Leadership - ASSA Consulting), Dedi Mahardi ( Inspirator, inovator Other Nasional ), Prof . Drs . Ganefri, M. Pd, Ph. D (Rektor UNP ) dan Maryono ( Profesiolan dan Pengusaha Solo ), pada Sabtu, (16/2).
Kegiatan yang diselenggarakan di Auditorium Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh ini, mengundang sejumlah nara sumber dan pembicara yang berkompeten, yakni Aidu Tauhid, SE, M . Si ( Direktur Pengadaan dan Pengangkatan PNS pada Badan Kepegawaian Negara). Kemudian Teguh Triyanto, M . B .A (Konsultan Kepemimpinan /Leadership - ASSA Consulting), Dedi Mahardi ( Inspirator, inovator Other Nasional ), Prof . Drs . Ganefri, M. Pd, Ph. D (Rektor UNP ) dan Maryono ( Profesiolan dan Pengusaha Solo ), pada Sabtu, (16/2).
Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan mengatakan, kegiatan ini merupakan dalam rangka munasabah atau evaluasi dan introspeksi tiga tahun kepemimpinan Irfendi Arbi Ferizal Ridwan serta mengingat janji politik pada masa kompanye dulu, salah satunya memperjuangkan nasib para tenaga honorer.
"Diakhir masa jabatan, semoga dua tahun masa jabatan yang tersisa, kami bisa menepati janji serta memperbaiki hari demi hari menuju kabupaten Limapuluh Kota yang lebih baik, karena bagi kami pribadi dan keluarga, bahwa ini adalah janji dan pemahaman kami bahwa ini wajib untuk kami tunaikan," ungkapnya.
Tercatat, lebih dari 1000 orang tenaga honorer Kabupaten Limapuluh Kota hadir dalam kegiatan diskusi itu, sembari mengadukan nasib agar bisa berpeluang untuk diterima menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Pasalnya, sampai sekarang kesejahteraan tenaga honorer di Kabupaten Limapuluh Kota masih jauh dari standar layak hidup. Bahkan ada guru honorer TK yang digaji Rp 50 ribu perbulan.
"Diakhir masa jabatan, semoga dua tahun masa jabatan yang tersisa, kami bisa menepati janji serta memperbaiki hari demi hari menuju kabupaten Limapuluh Kota yang lebih baik, karena bagi kami pribadi dan keluarga, bahwa ini adalah janji dan pemahaman kami bahwa ini wajib untuk kami tunaikan," ungkapnya.
Tercatat, lebih dari 1000 orang tenaga honorer Kabupaten Limapuluh Kota hadir dalam kegiatan diskusi itu, sembari mengadukan nasib agar bisa berpeluang untuk diterima menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Pasalnya, sampai sekarang kesejahteraan tenaga honorer di Kabupaten Limapuluh Kota masih jauh dari standar layak hidup. Bahkan ada guru honorer TK yang digaji Rp 50 ribu perbulan.
“Hal inilah yang membuat nasib guru TK tidak kunjung berubah. Ini karena aturan dan kami bergantung hidup kepada yayasan yang mempekerjakan kami. Puluhan tahun kami hanya mendapatkan upah, bukan gaji. Bahkan ada guru TK yang digaji Rp50 ribu atau Rp100 ribu perbulan di Limapuluh Kota ini,” keluh Susanti, salah seorang guru TK yang berasal sari Nagari Batu Hampa, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Limapuluh Kota dalam sesi tanya jawab pada kesempatan tersebut.
Lebih lanjut, Susanti juga meminta agar pemerintah lebih mendalam melihat realita kehiudpan guru honorer. "Jika pada rekruitment P3K tahap I hanya disuguhkan kepada guru honorer kategori K1 dan K2, maka guru TK yang telah mengabdi selama puluhan tahun tidak akan mendapat peluang untuk berkompetisi duduk sebagai P3K," sambungnya.
Mendengar hal tersebut, Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan mengaku kaget dengan realita masih ada guru honorer yang hanya mendapatkan gaji Rp 50 Ribu hingga Rp 100 ribu perbulan di Limapuluh Kota. Dirinya prihatin selama ini dinas pendidikan tidak pernah memberikan laporan soal ini.
“Saya mendapatkan laporan dari dinas pendidikan bahwa gaji guru honorer tidak serendah itu. Ini sebuah temuan yang saya anggap hal yang luar biasa. Apalagi sudah dijalani selama puluhan tahun,” kata Wabup.
Lebih lanjut dia mengatakan, acara Dialog dan Diskusi Muhasabah Pengabdian Tri Warsa ini memang sengaja digelar untuk tenaga honorer Limapuluh Kota dengan langsung mengundang orang nomor satu yang mengurus P3K. Namun yang bersangkutan berhalangan hadir karena persoalan pesawat terbang yang ditumpanginya dari Jakarta menuju Padang mengalami keterlambatan.
“Ini acara memang saya suguhkan untuk para honorer PTT, THL, BULD dan tenaga sukarela, dengan mengundang langsung orang nomor satu dalam perekrutan P3K yaitu Pak Aidu Tauhid. Agar para honorer bisa mengetahui sampai mana informasi tentang P3K ini dan melihat peluang yang ada. Namun, Pak Aidu terkendala dalam perjalanan kesini,” ungkap Wakil Bupati Limapuluh Kota yang dikenal keritis dan inovatif itu.
Namun dengan adanya acara ini, Wabup mengaku sudah mendapatkan masukan dan keluhan, dari para tenaga honorer di lingkungan Kabupaten Limapuluh Kota yang nantinya akan disampaikan langsung kepada BKN Pusat.
“Sampai berakhir acara ini, Pak Aidu masih menuju ke sini. Beliau baru sampai di Bukittinggi. Setelah sampai ke sini, akan langsung saya sampaikan kepada beliau dan apa hasilnya nanti akan disebarkan ke media,” kata Wabup.
Lebih lanjut, Susanti juga meminta agar pemerintah lebih mendalam melihat realita kehiudpan guru honorer. "Jika pada rekruitment P3K tahap I hanya disuguhkan kepada guru honorer kategori K1 dan K2, maka guru TK yang telah mengabdi selama puluhan tahun tidak akan mendapat peluang untuk berkompetisi duduk sebagai P3K," sambungnya.
Mendengar hal tersebut, Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan mengaku kaget dengan realita masih ada guru honorer yang hanya mendapatkan gaji Rp 50 Ribu hingga Rp 100 ribu perbulan di Limapuluh Kota. Dirinya prihatin selama ini dinas pendidikan tidak pernah memberikan laporan soal ini.
“Saya mendapatkan laporan dari dinas pendidikan bahwa gaji guru honorer tidak serendah itu. Ini sebuah temuan yang saya anggap hal yang luar biasa. Apalagi sudah dijalani selama puluhan tahun,” kata Wabup.
Lebih lanjut dia mengatakan, acara Dialog dan Diskusi Muhasabah Pengabdian Tri Warsa ini memang sengaja digelar untuk tenaga honorer Limapuluh Kota dengan langsung mengundang orang nomor satu yang mengurus P3K. Namun yang bersangkutan berhalangan hadir karena persoalan pesawat terbang yang ditumpanginya dari Jakarta menuju Padang mengalami keterlambatan.
“Ini acara memang saya suguhkan untuk para honorer PTT, THL, BULD dan tenaga sukarela, dengan mengundang langsung orang nomor satu dalam perekrutan P3K yaitu Pak Aidu Tauhid. Agar para honorer bisa mengetahui sampai mana informasi tentang P3K ini dan melihat peluang yang ada. Namun, Pak Aidu terkendala dalam perjalanan kesini,” ungkap Wakil Bupati Limapuluh Kota yang dikenal keritis dan inovatif itu.
Namun dengan adanya acara ini, Wabup mengaku sudah mendapatkan masukan dan keluhan, dari para tenaga honorer di lingkungan Kabupaten Limapuluh Kota yang nantinya akan disampaikan langsung kepada BKN Pusat.
“Sampai berakhir acara ini, Pak Aidu masih menuju ke sini. Beliau baru sampai di Bukittinggi. Setelah sampai ke sini, akan langsung saya sampaikan kepada beliau dan apa hasilnya nanti akan disebarkan ke media,” kata Wabup.
#GP|REL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar