Babinsa Kersana Dampingi Poktan, Pertahankan Brebes Penyangga Beras Jateng - Go Parlement | Portal Berita

Breaking

HUT PPWI KE 17

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sijunjung Mengucapkan Selamat HUT ke 17 PPWI Puji Basuki, SP.MMA Nama lengkapnya Kadis Pendidikan Sijunjung

Babinsa Kersana Dampingi Poktan, Pertahankan Brebes Penyangga Beras Jateng

Kamis, Februari 07, 2019
 
Brebes(JATENG).GP- Produksi padi Gabah Kering Giling (GKG) nasional periode Januari-September 2018 mencapai 49,57 juta ton dari 9,54 juta hektar luas lahan panen. 6 (enam) provinsi di Pulau Jawa (Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY) masih mendominasi produksi dengan capaian 28,08 juta ton atau 56% dari total produksi nasional. Bahkan, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur berada di urutan teratas dengan produksi masing-masing 9,31, 8,75 dan 8,1 juta ton. Sedangkan provinsi di luar Jawa, penyumbang terbesar adalah Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan masing-masing 5,13 dan 2,49 juta ton.

Data tersebut, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) dengan menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA).

Untuk wilayah Jateng sendiri, Kabupaten Brebes termasuk dalam enam Kabupaten penyumbang beras terbesar. Kementan RI dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi mentargetkan LTT (Luas Tambah Tanam) Oktober 2018-Maret 2019 sebesar 73,5 hektar. Target ini masih di urutan ke tujuh dari Kabupaten Grobogan, disusul Blora, Cilacap, Pati, Sragen dan Demak, yang masing-masing 132,4 hektar, 106,4 hektar, 85,6 hektar, 84,5 hektar, 83,2 hektar dan 81 hektar (data dari Kodam IV Diponegoro tanggal 6 Februari 2019).
Menyikapi tugas capaian tersebut, TNI yang sudah MoU dengan Kementan RI, terus melakukan upaya guna mendorong para petani mempercepat tanam dan menambah luas tanam.

Terlihat Serka Jamaludin, Babinsa Koramil 06/Kersana Kodim 0713/Brebes bersama Sriyani, Staf BP3K Dintan Kabupaten Brebes, melaksanakan pendampingan kepada 20 orang petani dari Kelompok Tani (Poktan) Mekarsari di areal persawahan seluas 15 hektar Desa Sindangjaya dengan penyemprotan hama padi blas. Rabu (6/2/2019).

Babinsa juga memotivasi petani agar kedepan lebih memaksimalkan penggunaan pupuk, pasalnya harga jual padi organik lebih tinggi dibanding padi biasa sehingga tentunya akan berimbas kepada kesejahteraan petani itu sendiri.
Sebagai gambaran, harga padi biasa berkisar 9 ribu/kilogram sedang padi organik antara 14 ribu-15 ribu/kilogram.

Jamaludin menyatakan, yang dilakukannya tersebut guna mensukseskan program swasembada dan ketahanan pangan pemerintah yaitu membantu mengendalikan inflasi sub sektor klaster padi.

Sementara Ketua Poktan tersebut, H. Dartim mengaku merasa terhormat ada petugas dari Dinas Pertanian dan TNI mau terjun ke sawah.

#GP|RED

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IKLAN ADVERTNATIVE

Pages

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS