JAKARTA.GP- Situs media online www.futurosahara.net menerbitkan sebuah artikel tentang Ahmed Khalil, salah satu anggota utama kelompok separatis Polisario. Ahmed diculik oleh pihak otoritas Aljazair pada 6 Januari 2009 di Aljir, menurut putranya Rachid Khalil.
Ahmed Khalil lahir di Tan-Tan, di wilayah Guelmim-Oued Noun, di Maroko Barat Daya.
Dia adalah penasihat hak asasi manusia di dewan eksekutif Front Polisario.
Pada tahun 2014, Forum Dukungan Otonomi Tindouf (Tindouf Autonomous Support Forum - Forsatin) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Ahmed Khalil telah diculik karena secara terbuka mengkritik pelanggaran HAM berat di kamp-kamp Tindouf.
Sepuluh tahun setelah penghilangan paksa, nasib mantan kepala kamp keamanan Tindouf, Ahmed Khalil, tetap belum terselesaikan. Tuntutan keluarganya tidak mendapatkan respon di Polisario, tidak juga dari pihak di Aljazair, yang dituduh bertanggung jawab atas penculikan itu.
Karenanya muncul permintaan para warga dari suku korban, Suku Rguibat Souaad, mereka baru saja pergi ke Creneau untuk menuntut kembalinya korban "hidup atau mati"!
Pada tanggal 25 Januari 2019, suku Rguibat Souaad dan anggota keluarganya bertemu di kamp Laayoune untuk membahas langkah-langkah yang harus diambil dalam menghadapi keengganan pihak Polisario dan otoritas Aljazair untuk memperjelas situasi terkait kasus itu.
Pada pertemuan ini, yang diorganisir oleh putra korban, Haffadallah Khalil Ahmed, anggota keluarganya, serta anggota suku Rguibat Souaad, juga menuntut agar mereka yang bertanggung jawab atas penculikannya memberikan penjelasan tentang segala sesuatu terkait penculikannya.
Termasuk keterangan tentang hilangnya Ahmed Khalil dan tempat penahanannya, dan jika sudah wafat, harus diberitahukan tentang keadaan kematiannya, tanggal serta tempat pemakamannya.
#Sumber: www.persisma.org
#GP|Ce|Red
Tidak ada komentar:
Posting Komentar