Brebes(JATENG).GP- Jembatan perekonomian masyarakat antar desa di wilayah Desa Pasirpanjang Kecamatan Salem Kabupaten Brebes, yang pernah tersapu banjir bandang Sungai Cipangurudan yang bercampur air serta material longsor pada (22/2/2018) lalu, sangat dinanti kehadirannya bagi masyarakat setempat.
Hampir setahun ini, penduduk di desa tersebut menggunakan kayu dan papan guna menghubungkan akses penghubung desa tersebut.
Ambrolnya jembatan ini, pernah menjadi bencana berskala nasional, pasalnya 18 orang meninggal dunia termasuk 4 orang belum ditemukan hingga detik ini, merusak 52 rumah serta menimbun 14 hektar areal persawahan warga setempat.
Nampak Pjs. Danramil 13 Salem Kodim 0713 Brebes, Pelda Jahri bersama Kepala Desa, Toro, A.Md serta Kadus 02 Pasir Panjang, Carsidi (50) disungai, memimpin 30 orang warganya melaksanakan kerja bakti memperkuat oprit jembatan darurat dengan menggunakan bronjong serta mengganti kayu-kayu yang lapuk. Kamis (24/1/2019).
Dibenarkan Toro bahwa, pengerjaan dilakukan setelah dana swadaya masyarakat dinilai cukup untuk membeli bronjong, sedangkan untuk batu, masyarakat memanfaatkan material longsoran yang melimpah di areal 14 hektar tersebut.
“Untuk bahan kayu tidak masalah, kami mengambilnya di hutan perbukitan. Namun untuk bronjong murni dari swadaya masyarakat kami,” ungkapnya.
Ditambahkannya, masyarakat Pasir Panjang khususnya Jojogan yang berpenghuni 23 jiwa atau 7 KK, sangat berharap bantuan jembatan permanen, mengingat infrastruktur tersebut sangat diperlukan mereka selain sebagai jalur perekonomian juga pendidikan, memperoleh pelayanan kesehatan serta pelayanan di pusat pemerintahan desanya, Pasir Panjang.
#GP|Ce|Red
Ambrolnya jembatan ini, pernah menjadi bencana berskala nasional, pasalnya 18 orang meninggal dunia termasuk 4 orang belum ditemukan hingga detik ini, merusak 52 rumah serta menimbun 14 hektar areal persawahan warga setempat.
Nampak Pjs. Danramil 13 Salem Kodim 0713 Brebes, Pelda Jahri bersama Kepala Desa, Toro, A.Md serta Kadus 02 Pasir Panjang, Carsidi (50) disungai, memimpin 30 orang warganya melaksanakan kerja bakti memperkuat oprit jembatan darurat dengan menggunakan bronjong serta mengganti kayu-kayu yang lapuk. Kamis (24/1/2019).
Dibenarkan Toro bahwa, pengerjaan dilakukan setelah dana swadaya masyarakat dinilai cukup untuk membeli bronjong, sedangkan untuk batu, masyarakat memanfaatkan material longsoran yang melimpah di areal 14 hektar tersebut.
“Untuk bahan kayu tidak masalah, kami mengambilnya di hutan perbukitan. Namun untuk bronjong murni dari swadaya masyarakat kami,” ungkapnya.
Ditambahkannya, masyarakat Pasir Panjang khususnya Jojogan yang berpenghuni 23 jiwa atau 7 KK, sangat berharap bantuan jembatan permanen, mengingat infrastruktur tersebut sangat diperlukan mereka selain sebagai jalur perekonomian juga pendidikan, memperoleh pelayanan kesehatan serta pelayanan di pusat pemerintahan desanya, Pasir Panjang.
#GP|Ce|Red
Tidak ada komentar:
Posting Komentar