Brebes(JATENG).GP- Bulog Sub Divre IV Pekalongan yang merupakan tangan panjang Kementan RI di wilayah Karesidenan Pekalongan, terus melakukan inovasi guna mengakselerasi kemajuan pertanian di wilayah Pantura demi terwujudnya Swapang (Swasembada Pangan) nasional 2019.
Komitmennya adalah mencapai target serap beras sebanyak 68.200 ton di tahun ini, sedangkan untuk Kabupaten Brebes ditargetkan terserap 13 ribu ton, dengan catatan 10 ribu ton untuk ekspor.
Dijelaskan Rasiwan, SE, Kepala Bulog Sub Divre IV Pekalongan bahwa, perlunya penyamaan persepsi mulai dari petani, Poktan, pemilik rice mill, tengkulak maupun TNI, guna mencapai target pemerintah tersebut sehingga tercipta stabilisasi harga.
“Masa tanam di Indonesia hanya tiga kali dalam satu tahun dan tidak semua wilayah menjadi produsen padi. Sebagai contoh wilayah timur Indonesia, sehingga kalau dapat panen di semua wilayah tidak akan ada Bulog,” ungkapnya membuka sambutan.
Lanjut dibeberkannya, Bulog selalu membantu untuk menyerap hasil panen jika harga dibawah pasaran, ini sesuai harga standar HPP Inpres No. 5 tahun 2015. “Jadi tugas Bulog Sub Divre Pekalongan sangatlah jelas yaitu menyerap gabah/beras untuk di move ke nasional dan bukan untuk konsumsi Brebes saja. Jika harga pasaran lebih tinggi dari HPP, maka Bulog tidak memaksa petani menjual berasnya ke Bulog,” tegasnya.
Namun Rasiwan menghimbau, bagi para petani, Poktan dan pemilik rice mill yang mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui Dinas Pertanian, agar sebisa mungkin menyisihkan 10 % hasil panennya demi kepentingan nasional. Ini juga sebagai jiwa nasionalisme. Pihaknya juga mengapresiasi Kodim 0713/Brebes melalui Dandim, Letkol Inf. Faisal Amri, karena telah merespon cepat dengan Upaya Khusus (Upsus) berupa LTT (Luas Tambah Tanam) dan Sergap (Serapan Gabah Petani) ke Bulog. Termasuk pendampingan, motivasi, penyuluhan serta pengawalan bantuan pemerintah sampai di tangan petani.
“Terima kasih telah menjalin komunikasi dengan kami dan Kodim, demi menjaga kondusifitas dalam perberasan. Semua harus tersenyum, petani juga. Kami juga siap 24 jam memberikan solusi jika ada kendala di lapangan,” imbuhnya.
#GP|Ce|Red
Komitmennya adalah mencapai target serap beras sebanyak 68.200 ton di tahun ini, sedangkan untuk Kabupaten Brebes ditargetkan terserap 13 ribu ton, dengan catatan 10 ribu ton untuk ekspor.
Dijelaskan Rasiwan, SE, Kepala Bulog Sub Divre IV Pekalongan bahwa, perlunya penyamaan persepsi mulai dari petani, Poktan, pemilik rice mill, tengkulak maupun TNI, guna mencapai target pemerintah tersebut sehingga tercipta stabilisasi harga.
“Masa tanam di Indonesia hanya tiga kali dalam satu tahun dan tidak semua wilayah menjadi produsen padi. Sebagai contoh wilayah timur Indonesia, sehingga kalau dapat panen di semua wilayah tidak akan ada Bulog,” ungkapnya membuka sambutan.
Lanjut dibeberkannya, Bulog selalu membantu untuk menyerap hasil panen jika harga dibawah pasaran, ini sesuai harga standar HPP Inpres No. 5 tahun 2015. “Jadi tugas Bulog Sub Divre Pekalongan sangatlah jelas yaitu menyerap gabah/beras untuk di move ke nasional dan bukan untuk konsumsi Brebes saja. Jika harga pasaran lebih tinggi dari HPP, maka Bulog tidak memaksa petani menjual berasnya ke Bulog,” tegasnya.
Namun Rasiwan menghimbau, bagi para petani, Poktan dan pemilik rice mill yang mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui Dinas Pertanian, agar sebisa mungkin menyisihkan 10 % hasil panennya demi kepentingan nasional. Ini juga sebagai jiwa nasionalisme. Pihaknya juga mengapresiasi Kodim 0713/Brebes melalui Dandim, Letkol Inf. Faisal Amri, karena telah merespon cepat dengan Upaya Khusus (Upsus) berupa LTT (Luas Tambah Tanam) dan Sergap (Serapan Gabah Petani) ke Bulog. Termasuk pendampingan, motivasi, penyuluhan serta pengawalan bantuan pemerintah sampai di tangan petani.
“Terima kasih telah menjalin komunikasi dengan kami dan Kodim, demi menjaga kondusifitas dalam perberasan. Semua harus tersenyum, petani juga. Kami juga siap 24 jam memberikan solusi jika ada kendala di lapangan,” imbuhnya.
#GP|Ce|Red
Tidak ada komentar:
Posting Komentar