Anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi Foto : Angga/mr |
JATIM.GP- Anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi meminta kegiatan industri di Jawa Timur (Jatim) untuk mulai menanggalkan ketergantungannya terhadap batubara karena pasokannya sudah mulai terkikis dan dalam waktu 30 hingga 40 tahun ke depan akan habis. Ia mendorong agar perusahaan industri di Jawa Timur mulai beralih kepada energi baru terbarukan (EBT) terutama geothermal atau energi panas bumi.
Diketahui bahwa Komisi VII saat ini memang sedang gencar mempromosikan geothermal sebagai energi alternative, karena selain untuk menggantikan energi fosil, geothermal di Indonesia memiliki potensi paling besar di dunia untuk dikembangkan. Sehingga apabila ini berjalan baik, maka menurut Kurtubi keuntungan yang paling mendasar adalah polusi di Indonesia akan berkurang.
“Kita sangat mendorong EBT terutama geothermal, tenaga angin, dan biogas untuk diproduksi secara masif, agar Indonesia ini bisa bersih. Bahkan kita juga mendorong kemungkinan seperti tenaga nuklir bisa dikembangkan , sebab kita harus menghilangkan ketergantungan kita terhadap batubarayang akan habis dalam waktu 40 tahun ke depan. Nah, kita manfaatkan EBT ini termasuk tenaga nuklir juga agar keberlanjutan suplai energi kita tetap terjaga,” ujar Kurtubi di sela kunjungan kerja Komisi VII ke Jawa Timur, Selasa (18/12/2018).
Namun, ia mengakui bahwa saat ini memang masih sangat sulit untuk mengembangkan EBT secara maksimal. Terbukti dari data yang ada di Jawa Timur yang memiliki potensi energi sangat besar, penggunaan EBT di daerah tersebut hanya 3 persen saja sedangkan 97 persennya masih didominasi energi fosil. Soal biaya masih menjadi alasan utamanya.
“Untuk pengembangan EBT ini memang relatif mahal, karena Jawa Timur ini 97 persen didominasi energi fosil terutama batubara, maka rata-rata biaya pokok listrik di JT relative murah, sehingga sulit sekali untuk ebt masuk. Sebab syarat energi baru terbarukan bisa masuk dia harus patokannya itu adalah biaya pokok listrik yang ada di JT itu. JT sekali lagi karena batubaranya banyak, maka biaya pokok pembangkit listrik di sini sangat rendah,” imbuh Politisi Partai Nasdem tersebut.
Untuk itu ia mendorong agar pemerintah juga mulai mendesak para pelaku bisnis industri untuk mulai beralih menggunakan energi alternatif atau energi baru terbarukan supaya Indonesia siap ketika energi fosil habis. Selain itu juga EBT dianggapnya akan lebih ramah lingkungan dan efisien serta dapat menghemat pengeluaran negara
#GP-ce|eps|mp|dpr.go.di|red.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar