Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan bersama tim meninjau Balai Budidaya Laut Batam, Pulau Setokok, Kepri, dalam rangka Kunjungan Kerja Reses. (Foto :Ica/rni) |
Batam(KEPRI).GP- Tim Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI mendapatkan informasi bahwa nelayan-nelayan di Pulau Setokok, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) masih kekurangan benih ikan, sementara benih-benih ikan ini sangat diperlukan oleh para nelayan di seluruh wilayah Indonesia. Selain sulit untuk mendapatkannya, harga beli benih juga tinggi. Bahkan kualitasnya juga tidak sebaik yang dihasilkan Balai Budidaya Laut Batam.
“Balai Budidaya Laut di Batam ini bukan hanya menghasilkan benih ikan untuk Batam dan sekitarnya, tapi bahkan hingga Sumatera dan Kalimantan,” jelas Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi IV DPR RI ke Balai Budidaya Laut Batam, Pulau Setokok, Kepri, Kamis (01/11/2018).
Dalam pertemuan terungkap bahwa Balai Budidaya Laut di Kepri ini memiliki target dapat melakukan ekspor 360 ton benih ikan setiap bulannya, tetapi baru dapat terpenuhi tidak sampai 20 persen, karena masih kekurangan benih.
“Ke depan, Komisi IV DPR berharap Balai Budidaya Laut ini bisa dikembangkan di sejumlah titik di Indonesia dalam rangka mendorong para nelayan budidaya agar semakin berkembang. Yang paling penting adalah bagaimana kita bisa mengurangi defisit anggaran dan meningkatkan devisi melalui sektor perikanan,” papar Daniel.
Komisi IV DPR RI juga mendorong pemerintah daerah setempat untuk mengajukan titik-titik yang dapat menjadi pusat pembudidayaan benih, sehingga tidak hanya bergantung pada Balai Budidaya Laut di Batam saja. “Minimal ada pusat budidaya benih yang dapat mewakili satu pulau,” tambah legislator PKB itu.
Indonesia memiliki potensi kekayaan sumber daya laut yang cukup besar, khususnya di sektor perikanan. Pertumbuhan nilai ekspor produk kelautan dan perikanan menjadi salah satu perhatian utama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun lalu, nilai ekspor produk perikanan naik menjadi 8,12 persen, dari 3,78 miliar dolar AS pada 2016 menjadi 4,09 miliar dolar AS pada 2017.
Pemerintah juga harus terus meningkatkan sektor perikanan di Indonesia, mengingat salah satu sektor yang berperan dalam peningkatan devisa negara adalah sektor perikanan. “Ketika perekonomian Indonesia sedang ambruk, yang menyelamatkan devisi negara, salah satunya adalah sektor perikanan, karena ekspornya sangat meningkat. Hal tersebut dapat menjadi evaluasi bagi pemerintah, agar Indonesia dapat menjadi eksportir terbesar di dunia dalam sektor budidaya perikanan,” tutup legislator dapil Kalbar itu.
#GP- Wilnasri/dpr/Ica/Sf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar